Kesimpulan Histologi tebal mukosa usus halus tikus percobaan

V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Biji dan umbi teratai Nymphaea pubescens Willd memiliki aktivitas antibakteri terhadap E.coli Enteropatogenik K1.1 EPEC K1.1 dan S.Typhimurium, terutama pada ekstrak etil asetat. Ekstrak etanol memiliki aktivitas yang lebih rendah daripada ekstrak etil asetat. Komponen aktif dari ekstrak biji dan umbi teratai tidak menghambat pertumbuhan bakteri asam laktat. 2. Nilai MIC dan MBC ekstrak etil asetat biji teratai terhadap EPEC K1.1 adalah 0.89 mgml dan 1.33 mgml. Nilai MIC dan MBC ekstrak etil asetat biji teratai terhadap S. Typhimurium adalah 1.11 mgml dan 1.33 mgml. Nilai MIC ekstrak etil asetat umbi terhadap E.coli K1.1 adalah 1.11 mgml sedangkan nilai MIC dan MBC ekstrak etil asetat umbi terhadap S. Typhimurium adalah 1.11 mgml dan 1.55 mgml. 3. Komponen fitokimia yang terdapat pada ekstrak etil asetat biji adalah alkaloid, tanin, saponin, glikosida, flavonoid dan triterpenoid, sedangkan yang terdapat pada umbi adalah alkaloid, tanin, saponin, glikosida dan steroid. Semua komponen tersebut memiliki aktivitas antibakteri. 4. Fraksi-fraksi dari ekstrak etil asetat biji dan umbi memiliki aktivitas antibakteri yang bekerja secara sinergis 5. Oligosakarida yang menjadi sumber prebiotik pada biji dan umbi teratai adalah rafinosa dan stakiosa Pada biji, kadar total rafinosa adalah 0.60 mgg bk, sedangkan pada umbi kadar total stakiosa dan rafinosa adalah 10.69 mgg bk. Oligosakarida yang terdapat pada biji dan umbi teratai dapat difermentasi oleh Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum. 6. Biji teratai dan ekstrak etil asetat biji teratai dengan kadar 20MIC ≈ 1.866 g tepung biji teratai atau ≈ 13.23 mgg berat badan tikus percobaan atau ≈ 17.8 mgml ekstrak etil asetat secara nyata dapat mencegah dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen penyebab diare EPEC K1.1 pada tikus percobaan. Biji teratai mempunyai kemampuan mencegah dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen penyebab diare EPEC K1.1 yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak etil asetat biji teratai. 7. Biji teratai dan ekstrak biji teratai dapat berperan sebagai imunomodulator menstimulasi produksi IgA sebagai pertahanan terhadap serangan patogen di saluran pencernaan. 8. Biji dan umbi teratai memiliki aktivitas antibakteri dan prebiotik, akan tetapi biji lebih berpotensi sebagai antibakteri, sedangkan umbi teratai lebih berpotensi sebagai sumber prebiotik.

B. SARAN