27
kemampuan    mengaplikasi  dan  menganalisis  siswa  kelas  V  di  SD  BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.
2.2.3 Literature Map
2 3
4
5 6
Gambar 2.2 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir
Teori kognitif Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif anak usia SD  masuk  pada  tahap  operasional  konkret.  Hal  tersebut  ditandai  dengan
penerapan aturan yang logis dan jelas. Untuk mendukung perkembangaan kognitif anak,  diperlukan  metode  pembelajaran  yang  tepat.  Metode  yang  diduga  tepat
digunakan dalam pembelajaran sesuai perkembangan anak adalah metode inkuiri.
Lestari 2010 Media Timeline
– Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis
Kurniawati, Wartono, dan Diantoro 2014 Metode Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Peer
Instruction – Konsep dan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Yusmaridi, Ratnawulan dan Fauzi 2012
Metode Resitasi Berwawasan Lingkungan –
Penguasaan Konsep dan Kompetensi Afektif Siswa
Sari 2010 Metode Inkuiri
– Keaktifan siswa, Keterampilan Guru, dan Hasil Belajar Siswa
Sochibin, Dwijananti, dan Marwoto 2009 Metode Inkuiri Terpimpin
– Meningkatkan Kemampuan Memahami dan Menumbuhkan
Keterampilan Berpikir Kritis Wahyudin, Sutikno, dan Isa 2010
Pembelajaran Berbantuan Multimedia dengan Metode Inkuiri Terbimbing
– Minat dan Pemahaman Siswa
Yang akan diteliti : Metode Inkuiri - Kemampuan
Mengaplikasi dan Menganalisis Metode Inkuiri
Proses Kognitif
28
Metode  inkuiri  adalah  rangkaian  proses  belajar  yang  memotivasi  untuk merumuskan  pertanyaan  yang  bermakna  dengan  melibatkan  siswa  sebagai
pembelajar  yang  aktif  melalui  langkah-langkah  alamiah  yaitu  orientasi, merumuskan  masalah,  membuat  hipotesis,  melakukan  eksperimen,  menarik
kesimpulan,  mempresentasikan  hasil,  dan  evaluasi.  Metode  inkuiri  yang  tepat diterapkan  untuk  pembelajaran  di  SD  adalah  guided  inquiry  inkuiri  terbimbing
karena siswa SD masih memerlukan bantuan dalam melaksanakan pembelajaran, misalnya  untuk  menemukan  sendiri  pemecahan  masalah  dengan  menggunakan
pedoman  berupa  pertanyaan-pertanyaan  yang  membimbing  atau  bantuan scaffolding.
Perkembangan  kognitif  siswa  tentu  melalui  tahapan  proses  kognitif  yang banyak  dijumpai  dalam  tujuan-tujuan  di  bidang  pendidikan  yaitu  mengingat,
memahami,  mengaplikasi,  menganalisis,  mengevaluasi,  dan  mencipta.  Sesuai dengan  tujuan  pendidikan  yang  sampai  pada  keterampilan  tingkat  tinggi,  siswa
tentunya  dapat  menguasai  kemamuan  kognitif  mengaplikasi  dan  menganalisis terlebih  dahulu.  Kemampuan  mengaplikasi  adalah  kemampuan  dalam
menggunakan  atau  menerapkan  prosedur-prosedur  tertentu  untuk  menyelesaikan suatu  masalah.  Kemampuan  menganalisis  adalah  kemampuan  yang  melibatkan
proses  memecah-mecah  materi  menjadi  bagian-bagian  kecil  dan  menentukan bagaimana  hubungan  antar  bagian,  antara  setiap  bagian,  dan  struktur
keseluruhannya. Beberapa  sekolah  di  Yogyakarta  masih  menerapkan  KTSP.  Penerapan
KTSP  perlu  didukung  dengan  suatu  metode  pembelajaran  agar  kemampuan kognitif,  afektif,  dan  psikomotor  siswa  berkembang  secara  maksimal.  Selain  itu,
metode  yang diterapkan  setidaknya dapat  memfasilitasi  siswa untuk  belajar pada tahap  mengaplikasi  dan  menganalisis,  sebelum  sampai  pada  kemampuan
mencipta. Penerapan metode inkuiri menjadi solusi yang tepat untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Metode ini juga
tepat diterapkan melalui pembelajaran IPA. Salah satu materi yang akan dipelajari dengan  menggunakan  metode  inkuiri  terbimbing  yaitu
“Mengidentifikasi  fungsi organ pernapasan manusia”. Jika metode inkuiri diterapkan dalam pembelajaran
29
IPA,  maka  penerapan  metode  ini  akan  berpengaruh  terhadap  kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa sesuai dengan materi yang dipelajari.
2.4 Hipotesis Penelitian