Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

47 Untuk mengetahui persentase selisih skor pretest-posttest I gain score dapat dilakukan penghitungan manual sebagai berikut: Gambar 3.6 Rumus Gain Score Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50 dari skor tertinggi selisih pretest-posttest I kedua kelompok yaitu dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Grafik poligon pada gain score menunjukkan perbandingan yang tepat pada rerata antara kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol Fraenkel, 2012: 250-251.

3.8.2.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Field 2009: 325 menjelaskan bahwa jika data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama, maka digunakan uji statistik berikut. Uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal. Uji statistik menggunakan Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal Field, 2009: 345. Analisis statistik dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null adalah jika harga Sig.2-tailed 0,05 Filed, 2009: 53. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. H i : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. H null : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulannya adalah sebagai berikut: 1. Jika harga sig.2-tailed 0,05, H null ditolak dan H i diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok Gain score = ℎ � × 100 48 kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. 2. Jika harga sig.2-tailed 0,05, H null diterima dan H i ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

3.8.2.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif berarti semakin tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Uji korelasi antara skor pretest dan posttest I menggunakan rumus bivariate correlations yaitu untuk mengetahui korelasi antara dua variabel. Apabila data terdistribusi normal maka uji korelasi ini menggunakan rumus bivariate correlation coefficients yaitu Pearson’s correlation coefficient Field, 2009: 177. Apabila data tidak terdistribusi normal maka menggunakan analisis statistik non-parametrik yaitu rumus Spearman’s correlation coefficient Field, 2009: 179. Tabel berikut merupakan interpretasi koefisien korelasi untuk menguji hipotesis Fraenkel, 2012: 253. Tabel 3.9 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Correlation Coefficient Interpretasi 0,00 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Cukup besar 0,61 – 0,80 Sangat besar, akan tetapi jarang di penelitian pendidikan. 0,81 atau lebih Kemungkinan kesalahan penghitungan atau sangat besar hubungannya. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Field, 2009: 181. H i : Ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. H null : Tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: 49 1. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, maka H null ditolak dan H i diterima. Artinya ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 2. Jika harga sig. 2-tailed 0,05, maka H null diterima dan H i ditolak. Artinya tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 2 210

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 199

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 3 175

Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 210

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 2 151

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 162

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 149

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta

0 3 160

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA SD Bopkri Gondolayu Yogyakarta - USD Repository

0 0 169