d. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada
observasi, wawancara, dan angket tanggapan siswa ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan pada siklus I sebagai berikut :
Kekurangan dan Kendala Yang Ditemukan Pada Siklus I 1.
Ketidakhadiran guru kolabolator
Penyebab kekurangan ini adalah guru kolaborator kurang sehat sakit pada pertemuan I dan II. Hal ini mengakibatkan
peneliti selain sebagai guru juga menjadi observer siswa. Dengan adanya kekurangan ini, peneliti harus bertindak
yaitu dengan mengkonfirmasikannya kepada guru kolaborator apabila beliau tidak dapat hadir maka peneliti akan mencari
kolaborator yang lain.
2. Kurangnya penguasaan peneliti terhadap subyek
Penyebab kekurangan ini adalah ketegasan peneliti yang masih kurang dalam menangani subyek pada kelas X. Hal ini
disebabkan karena masih terdapat subyek yang menganggap peneliti bukan sebagai guru mereka, sehingga masih terdapat
subyek yang bermalas-malasan, dan mengobrol saat diskusi berlangsung.
Dengan adanya kekurangan ini, peneliti harus bertindak lebih tegas lagi kepada subyek dengan memberikan penambahan
skor pada setiap subyek yang mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
3. Subyek yang pandai atau ketua kelompok mendominasi
kegiatan diskusi
Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya kerjasama anggota kelompok untuk saling membantu dalam memahami suatu materi.
Subyek yang pandai atau ketua kelompok mendominasi kegiatan
79
diskusi, subyek yang kurang cenderung diam dan mengikuti apa yang dilakukan anggota kelompok lain.
Permasalahan tersebut membuat peneliti harus terus membimbing setiap kelompok agar dapat bekerjasama dengan baik
sehingga tidak akan terdapat lagi subyek yang pandai mendominasi kegiatan diskusi.
4. Kurangnya percaya diri subyek dalam mengerjakan latihan
soal
Penyebab kekurangan ini adalah masih banyak siswa yang takut jawaban dari pertanyaan yang dikerjakan terdapat kesalahan
padahal jawaban yang telah dikerjakan adalah benar, masih terdapat siswa yang malu untuk memberikan hasil jawaban
pertanyaan yang telah dikerjakan. Hal ini menyebabkan kurangnya percaya diri subyek dalam mengerjakan latihan.
Permasalahan tersebut membuat peneliti harus lebih profesional dalam menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam
mengerjakan latihan yang diberikan. Perbaikan yang akan dilakukan adalah dengan memberikan support dan reward sehingga
tumbuhnya percaya diri siswa.
5. Terdapat Subyek yang tidak tuntas atau nilai rata-rata di
bawah nilai KKM
Dari hasil nilai post test setiap pertemuan dan nilai akhir siklus diperoleh nilai rata-rata siklus I yang akan menentukan
tuntas atau tidak tuntas suatu pembelajaran di mana MA At- Tasyri’
Tangerang menetapkan nilai KKM pada materi trigonometri adalah 59,2. Sedangkan pada siklus I masih terdapat siswa yang
mendapatkan nilai rata-rata di bawah nilai KKM. Hal ini disebabkan
karena tidak
kehadiran siswa
pada proses
pembelajaran. Permasalahan tersebut membuat peneliti harus bertindak yaitu berdiskusi dan mencari solusi akan ketidakhadiran
siswa kelas X dengan kepala sekolah dan wali kelas X.
80
Kelebihan pembelajaran pada siklus I 1.
Pembelajaran dengan menggunakan metode Course Review Horay membuat suasana yang menyenangkan dalam belajar
matematika
Hal ini terlihat dari rata-rata persentase hasil observasi aktifitas siswa yang bersemangat dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode Course Review Horay CRH adalah 70 siswa pada siklus I. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa
belajar dengan menggunakan metode Course Review Horay sangat menyenangkan, menjadi lebih mandiri dan lebih aktif serta
membuat semangat dan asyik.
2. Subyek mulai terbiasa untuk mengerjakan soal latihan tepat
waktu sehingga membuat
anak aktif dalam
belajar matematika
Hal ini sangat terlihat pada saat mengerjakan latihan soal, setiap kelompok bersemangat kembali karena mereka merasa
bersaing dengan kelompok yang lain. Karena apabila dapat mengerjakan nomor soal dengan benar secara vertikal, horizontal,
atau diagonal maka kelompok tersebut bisa berteriak horay atau yel-yel yang mereka punya.
Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai,
sehingga penelitian dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil refleksi ini yang digunakan sebagai perbaikan.
81
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus II terdiri dari 5 kali pertemuan dimana setiap pertemuan berdurasi 90 menit. Dengan rincian pada pertemuan 1
sampai 4 pembelajaran dengan menggunakan metode Course Review Horay yaitu 75 menit digunakan untuk persiapan dan pelaksanaan
tindakan, 10 menit digunakan untuk melaksanakan tes secara individual, dan 5 menit untuk penutupan. Sedangkan pertemuan 5 adalah tes akhir
siklus. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
peneliti menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan melalui model pembelajaran kooperatif metode Course Review Horay. Kemudian
Peneliti merancang pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar, menyiapkan lembar
observasi siswa, membuat Lembar Kerja Siswa dan alat peraga, pedoman wawancara, lembar angket untuk siswa, menyiapkan soal tes akhir siklus
II, menyiapkan alat dokumentasi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dan didiskusikan
bersama dosen pembimbing skripsi. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian didiskusikan terlebih dahulu dengan guru mata pelajaran dan
kepala sekolah. Pengerjaan
latihan soal-soal
dengan menggunakan
kartu pertanyaan yang terdiri dari 2 babak. Babak I adalah babak giliran yang
diawali oleh kelompok I sampai kelompok IV dilanjutkan dengan babak 2 yaitu babak rebutan dimana guru membacakan kartu pertanyaan kemudian
setiap kelompok mengerjakan soal tersebut apabila salah satu kelompok telah mengerjakan pertanyaan tersebut dengan benar maka kolom nomor
soal pada papan tulis diberi tanda kebenaran kelompok tersebut.
82