Aturan Sinus DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
pembelajaran kooperatif yang telah dipaparkan oleh Gustaf Asyrint, yaitu
31
: 1.
Adanya kelompok siswa yang saling bekerjasama dalam proses belajar dan dalam menyelesaikan suatu masalah.
2. Dalam satu kelompok terdiri dari siswa dengan kapasitas dan
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Kemudian mereka saling membantu dan saling melengkapi.
3. Perbedaan fisik maupun karakter di antara siswa justru menjadi
bagian pembelajaran agar masing-masing siswa bisa saling memahami dan bekerjasama.
4. Kerja kelompok lebih ditekankan daripada kerja individu.
Pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini diharapkan agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok dengan saling
menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan pendapat sehingga dalam pembelajaran
kooperatif setiap siswa tidak saling mengandalkan. Model pembelajaran kooperatif bertujuan
32
: 1 untuk meningkatkan daya kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-
tugas akademik, terutama melatih siswa untuk memahami materi-materi yang sulit, 2 melatih dan mendidik siswa untuk saling menghargai dan
toleran terhadap teman atau orang lain yang memiliki perbedaan baik fisik maupun karakternya, 3 melatih siswa untuk mengembangkan
keterampilan sosial, keaktifannya, bisa saling menghargai dan bekerja sama dalam satu tim maupun dengan tim lain
31
Asyirint, Langkah Cerdas menjadi Guru Sejati Berprestasi …, h 59
32
Asyirint, Langkah Cerdas menjadi Guru Sejati Berprestasi …, h 60
28
Dalam suatu pembelajaran kooperatif, selain untuk mencapai tujuan pembelajaran tapi juga memiliki banyak keuntungan. Adapun
keuntungan yang didapat menurut Sugiyanto, yaitu :
33
1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan 3.
Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial. 4.
Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
6. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa
dewasa. 7.
Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
9. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif. 10.
Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.
Pembagian tugas dalam suatu kelompok kerja yang tidak adil tidak akan terjadi apabila guru benar-benar menerapkan prosedur model
pembelajaran kooperatif dengan baik. Berikut ini adalah sintak model pembelajaran kooperatif menurut Agus Suprijono terdiri dari 6 enam
fase,
34
yaitu :
33
Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, Surakarta : Yuma Pustaka, 2010, h 43 - 44
34
Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM …, h 65
29