Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam

10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian Dengan semua kompetensi yang harus dimiliki oleh guru menurut M. Uzer Usman, guru dituntut untuk lebih aktif dalam hal mengembangkan potensi kepribadian yang dimiliki dan menguasai seluk beluk tentang program dan sistem dalam pendidikan. Secara bahasa kompetensi dapat di artikan sebagai kemampuan, kecakapan, wewenang. Menurut istilah, kompetensi adalah keadaan menjadi berwewenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Kompetensi guru yaitu kemampuan seorang guru untuk merespon tugas-tugasnya secara tepat. Sedangkan profesional dapat diartikan sebagai ahli. Dengan demikian kompetensi profesional guru adalah guru yang ahli dalam merespon tugas-tugasnya secara tepat. 35 Kompetensi guru agama Islam adalah kewenangan, pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh guru pendidikan agama Islam berupa kompetensi profesional, kompetensi individual, dan kompetensi sosial. Kompetensi profesional guru yang dimaksud adalah kemampuan dalam penguasaan akademik yang diajarkan serta kemampuan mengajarkannya. Kompetensi profesional guru tersebut antara lain adalah kemampuan penguasaan bahan pelajaran, penguasaan proses belajar mengajar, kemampuan mengelola kelas dan sebagainya. 36

B. Konsep Dasar Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Manusia dalam melakukan aktivitasnya memiliki suatu daya penggerak atau pendorong. Gerakan atau dorongan itu bisa datang dari dalam individu atau bisa juga dari luar. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, seorang guru harus memperhatikan segala sesuatu yang dapat mendorong siswa untuk belajar dengan baik dan apa yang telah diusahakan guru dapat menimbulkan satu motif untuk belajar 35 Ibid., 80 36 A. Malik MTT, Sumarsih Anwar, “Kompetensi Guru dan Peningkatan Kualitas Pendidikan”, Penamas, Vol. 3, 2005, h. 17. sesuai yang diharapkan. Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dan keberhasilan pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. 37 Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh kebutuhan akan makan mendorong seseorang bekerja keras bercocok tanam, menangkap ikan atau melakukan pekerjaan-pekerjaan lain untuk mendapatkan makanan atau uang untuk membeli makanan. 38 Pupuh Fathurrohman mengemukakan bahwa motivasi berpangkal dari kata “motif”, yang dapat diartikan sebagai “Daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan ”. 39 Dorongan ini bersumber dari diri sendiri maupun dari luar, sehingga dapat menggerakkan dan mengarahkan perhatian, perasaan, dan perilaku atau kegiatan seseorang. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motif yang dimilikinya. 40 Menurut Mc Donald dalam buku Educational Psychology yang dikutip Sardiman A.M, motivasi adalah “Perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan ”. Dari pengertian yang dikemukakan Mc Donald ini, maka terdapat tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi, yakni: motivasi mengawali terjadinya 37 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009, Cet ke-2, h. 196. 38 Nana Syaodih Sukmadinta, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007, Cet ke-4, h. 61. 39 Pupuh Fathurrohman, Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama, 2007, Cet ke-1, h. 19. 40 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008, Cet. ke-8, h. 250. perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan. a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia, penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Dari ke tiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai. 41

2. Macam-macam Motivasi Belajar

41 Pupuh Fathurrohman, op cit., h. 19. Motivasi merupakan dorongan yang ada di dalam individu, tetapi munculnya motivasi yang kuat atau lemah dapat ditimbulkan oleh rangsangan dari luar. Oleh karena itu, secara umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Motivasi Intrinsik Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. 42 Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya misalnya kegiatan belajar, maka yang dimaksud motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkret, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Itulah sebabnya motivasi instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seseorang belajar, memang benar- benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran. 43 Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang-orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Keinginan ini diwujudkan dalam upaya kesungguhan seseorang untuk mendapatkannya dengan usaha kegiatan belajar, melengkapi catatan, melengkapi literatur, melengkapi informasi, pembagian waktu belajar, dan 42 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2009, Cet-ke 4, h. 194. 43 Sardiman A.M, op. cit., h. 90. keseriusannya dalam belajar. Kegiatan belajar ini memang diminati dan dibarengi dengan perasaan senang, dorongan tersebut mengalir dari dalam diri seseorang akan kebutuhan belajar, ia percaya tanpa belajar yang keras hasilnya tidak maksimal. 44 b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh orang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel, di antaranya adalah: 1 Belajar demi memenuhi kewajiban, 2 Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan, 3 Belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan, 4 Belajar demi meningkatkan gengsi, 5 Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting seperti orang tua dan guru. 45 Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik itu tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting, sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. 46 Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu 44 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, Cet ke-6, h. 86. 45 Ibid., h. 85. 46 Sardiman A.M, op cit., h. 91.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kompetensi profesional guru dengan ptrestasi belajar siswa : studi korelasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Legok-Tangerang

0 13 80

Peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan motivasi beragama Siswa di Madrasah Tsanawiyah al-Fitroh Cipondoh Tangerang

9 79 89

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 3 39

PERAN GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PAI PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

0 3 102

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

1 6 22

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

0 2 20

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Selogiri Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 17

View of UPAYA PENGAWAS PENDAIS DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 0 10

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA

0 0 9

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SDN NO. 52 LEREKANG

0 2 82