0 menyatakan tidak pernah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru agama selalu mengadakan remedial untuk nilai yang belum mencapai standar.
C. Interpretasi DataPembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian di sini mengacu pada wawancara, observasi, dokumentasi, dan angket untuk para siswa yang merupakan cara pengumpulan data-data yang ada
dan didapatkan penulis. Wawancara yang dilakukan peneliti antara lain, kepada Kepala Sekolah, Guru PAI aqidah akhlak
, fiqih, qur’an hadits, dan sejarah yang berjumlah 4 orang dan sudah bersertifikasi. Observasi yang dilakukan adalah melihat
kegiatan guru ketika mengajar di dalam kelas, dan angket disebarkan kepada 30 siswai kelas X MAN 4 Jakarta.
Proses belajar dan hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya. Akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh
kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Karena salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar adalah guru. Guru yang
kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga siswa dapat
belajar secara optimal. Upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitias guru di MAN 4 Jakarta,
hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah MAN 4 Jakarta, selalu dibuka kesempatan kepada guru untuk mengembangkan pengetahuannya baik dengan
mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, workshop pembuatan perangkat, kemudian dimonitoring melalui supervisi. Atau diberikan kesempatan juga untuk menambah
pengetahuan dan wawasannya di luar atau di dalam sekolah.
1
MAN 4 Jakarta terdiri dari 27 kelas dengan 4 jurusan agama, bahasa, IPA, dan IPS, kelas X 9 kelas, kelas XI 9 kelas, dan kelas XII 9 kelas. Yang dibimbing
oleh beberapa guru agama, yaitu Ibu Khairunnisa fiqih, I bu Kholiyah qur’an
1
Wawancara dengan Bapak Agus Mudhofar, Jum’at 07 Februari 2014, Pukul 08.52.
hadits, Ibu Rosmaniar sejarah, dan Bapak Elang Charta aqidah akhlak. Dalam pengembangan jasmani dan rohani di MAN 4 Jakarta banyak kegiatan keagamaan
yang dapat mendukung pengembangan rohani yang dibimbing langsung oleh guru pendidikan agama Islam diantaranya, sholat dhuha, sholat dzuhur berjama’ah, sholat
asar berjama’ah, hafalan al-Qur’an Juz 28, 29 dan 30, membaca al-Qur’an sebelum
memulai pelajaran sekitar 10 menit serta berinfak untuk membantu temannya yang terkena musibah. Sebagaimana hasil wawancara saya dengan Ibu Kholiyah selaku
guru PAI senior di MAN 4 Jakarta, Kamis 09 Januari 2014, pukul 11.00 WIB, sebagai berikut:
“Sebelum anak-anak memulai pelajaran, anak-anak diwajibkan membaca al- Qur’an atau surat-surat pendek kurang lebih 10 menit. Tujuannya itu supaya
anak-anak dalam kesehariannya terbiasa membaca al- Qur’an serta mampu
memahami sedikit demi sedikit isi kandungannya. Karena di MAN 4 Jakarta ini ada sistem penyetoran hafalan al-
Qur’an Juz 28, 29 dan 30. Dahulu sholat dhuha diwajibkan di MAN 4 Jakarta ini, akan tetapi karena sholat
dhuha dilaksanakan pada waktu istirahat maka banyak anak-anak yang pingsan karena belum sarapan dan waktu istirahatnya habis karena dipakai
sholat dhuha. Dan sekarang sholat dhuha itu menjadi sunnah bagi anak-anak MAN 4 Jakarta yang ingin melaksanakannya. Akan tetapi tidak mengurangi
antusias anak-anak itu sendiri untuk tetap melaksanakan sholat dhuha. Dan anak-anak MAN 4 Jakarta juga dilatih untuk saling membantu sesama jika
ada yang terkena musibah, maka tugas guru agamalah untuk memintakan sumbangan kepada anak-anak yang sifatnya incidental
.” Dari hasil penelitian yang telah peneliti peroleh, keempat guru agama tersebut
memiliki kompetensi profesional. Karena Ibu Khairunnisa sudah berkualifikasi akademik S1 dan sedang mengambil pendidikan S2, Ibu Kholiyah berkualifikasi
akademik S2, Ibu Rosmaniar berkualifikasi akademik S1, dan Bapak Elang Charta berkualifikasi akademik S1. Adapun kualifikasi untuk menjadi guru profesional
yaitu standar kualifikasi akademik minimalnya adalah S1 dan alangkah baiknya jika pendidikan itu dilaksanakan sepanjang hayat.
2
Dan keempat guru PAI tersebut sudah bersertifikasi. Untuk lebih jelasnya, mengenai pelaksanaan kompetensi profesional
2
Wawancara dengan Bapak Agus Mudhofar, Jum’at 07 Februari 2014, Pukul 08.52.