F. Metode Analisis Data
1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan kuisioner yang diberikan setelah tindakan dilakukan. Kuisioner tersebut digunakan untuk
mengetahui motivasi belajar siswa minimal baik yang hasil perhitungan akan dihubungkan
dengan indikator
pencapaian. Data
dianalisis dengan
mengkategorikan pernyataan
positif dan
negatif kemudian
masing-masing jawaban yang telah dipilih siswa diberi skor dengan ketentuan pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Penetapan Skor Kuisioner Motivasi
Data didapat secara kuantitatif dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dalam kuisioner dan dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Skor Motivasi = Setelah skor motivasi setiap siswa diperoleh, dilakukan penggolongan skor
motivasi dengan kriteria seperti dalam tabel 3.2 Pilihan jawaban
Skor Pernyataan positif
Pernyataan negatif Sangat setuju
4 1
Setuju 3
2 Tidak setuju
2 3
Sangat tidak
setuju 1
4
Tabel 3.2: Penggolongan Motivasi Belajar Interval
Kriteri Motivasi Belajar 80-100
Sangat Baik 60-79
Baik 40-59
Cukup Baik 20-39
Tidak Baik
Untuk menghitung prosentase motivasi minimal baik dapat digunakan rumus sebagai berikut :
x 100 2.
Hasil belajar Hasil belajar pada penelitian ini hanya mencakup dua aspek yaitu ranah
kognitif dan ranah afektif. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data dalam ranah kognitif yaitu pre-test, post-test, rata-rata nilai kelas. Sedangkan
dalam ranah afektif melalui observasi dan wawancara. Cara menganalisis instrumen tersebut adalah sebagai berikut :
a Pre-test dan post-test
Cara menghitung nilai pre-test dan post-test siswa adalah sebagai berikut :
Skor = x 100
Hasil post-test setiap siswa di hitung untuk mengetahui ketercapaian KKM siswa. KKM kelas VII Love di SMP Joannes Bosco Yogyakarta mata
pelajaran biologi adalah 72. Hasil post-test yang telah dihitung kemudian dilihat kembali untuk menghitung presentase siswa yang mencapai nilai diatas KKM.
Skor tersebut menentukan ketuntasan belajar secara klasikal. Kriteria skor ketuntasan siswa secara individu dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3: Kriteria Skor Ketuntasan Individu Nilai Post- test
Keterangan ≤ 71
Tidak Tuntas ≥ 72
Tuntas
Ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut : Prosentase KKM:
x 100
b Rata-rata nilai kelas
Dalam menghitung rata-rata kelas setiap siklus digunakan rumus:
Rata-rata =
c Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tanya jawab dari pihak pewawancara praktikan dan orang yang diwawancarai siswa. Tanya jawab tersebut direkam
kemudian dibuat transkrip dan dianalisa dalam bentuk kualitatif. Analisa secara
kualittaif dilakukan dengan cara mengkategorikan data sesuai dengan aspek yang diinginkan, setelah itu data disajikan dalam bentuk teks cerita, kemudian peneliti
membuat kesimpulan dari data wawancara tersebut. d
Observasi Dalam penelitian ini akan dilakukan pembagian kelompok belajar
dikelas. Di kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta terdapat 28 siswa sehingga dalam pembagian kelompok, kelas akan dibagi menjadi 5 kelompok
yang masing-masing anggota kelompok terdiri atas 5 atau 6 orang. Observasi dilakukan pada setiap anggota kelompok anak. Pada lembar observasi terdapat 10
aspek kategori dalam ranah afektif kemudian skor yang harus di isi oleh observer dalam rentang 1, 2, 3, 4, 5. Skala tersebut di isi sesuai dengan jumlah anak dalam
kelompok yang sesuai dengan pernyataan dilembar observasi. Berdasarkan skala tersebut akan didapatkan skor maksimal 50, sehingga
skor observasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Skor = x 100
Skor yang didapat pada kegiatan observasi kemudian dikategorikan pada tabel 3.4 Tabel 3.4 : Kategori Prosentase Hasil Observasi Ranah Afektif
Presentase yang diperoleh Keterangan
66,68 ≤ q ≤ 100 Tinggi
33,34 ≤ q ≤ 66,67 Sedang
0 ≤ q 33,33 Rendah
Sumber : Suharsimi, 2007
Setelah setiap kelompok dikategorikan pada hasil yang diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan prosentase untuk menentukan ketercapaian
indikator yang telah ditetapkan dengan rumus:
Prosentase= x 100
G. Indikator Keberhasil