Hasil Belajar Siswa KAJIAN PUSTAKA

komoponen penyusun ekosistem, pertemuan kedua video tentang satuan dalam ekosistem, pertemuan ketiga animasi tentang rantai makanan dan jaring-jaring makanan dan pertemun keempat video tentang pola-pola interaksi. Dengan penyajian videoanimasi yang berbeda pada setiap pertemuan memberikan kontribusi untuk mendukung dan membangun motivasi belajar siswa. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan memberikan sasaran dan kegiatan-kegiatan antara lain: berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LKS , presentasi hasil diskusi, tanya jawab, dan mengerjakan post test dan remidi bagi siswa yang belum tuntas. Memberi bantuan dan dukungan meliputi memberi pujian, penguatan, penghargaan, menciptakan atau mengembangkan suasana yang memungkinkan siswa merasa diterima dan didukung, teguran dan sanksi. Dalam pembelajaran ada siswa yang aktif dan cepat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau temannya maka siswa tersebut mendapat hadia berupa pujian dengan ucapan proficiat kamu sangat cerdas.

C. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar menurut Sudjana 2010: 22 kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom yang dikutip oleh Sudjana dibagi dalam tiga ranah yakni Ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psiko-motorik. Menurut Anderson dan Krathwohl dalam Gunawan dan Palupi, 2013: 26 - 30 yang merevisi taksonomi Bloom bahwa khusus pada ranah kogitif yang sudah lama digunakan menjadi mengingat remember, memahamimengerti understand, menerapkan apply, menganalisis analyze, mengevaluasi evaluate, dan menciptakan create. 1. Ranah Kognitif a Mengingat Remember Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna meaningful learning dan pemecahan masalah problem solving. Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali recognition dan memanggil kembali recalling. Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali recalling adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat. b Memahami atau mengerti Understand Memahamimengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahamimengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan classification dan membandingkan comparing. Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu. Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif menemukan satu persatu ciri-ciri dari obyek yang diperbandingkan. c Menerapkan Apply Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural procedural knowledge. Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur executing dan mengimplementasikan implementing. Menerapkan merupakan proses yang kontinu, dimulai dari siswa menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur bakustandar yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa benar-benar mampu melaksanakan prosedur ini dengan mudah, kemudian berlanjut pada munculnya permasalahan-permasalahan baru yang asing bagi siswa, sehingga siswa dituntut untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut dan memilih prosedur yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan. d Menganalisis Analyze Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap- tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa memiliki kemampuan menganalisis dengan baik. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis sering kali cenderung lebih penting daripada dimensi proses kognitif yang lain seperti mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan pembelajaran sebagian besar mengarahkan siswa untuk mampu membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan dari suatu informasi pendukung. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut attributeing dan mengorganisasikan organizing. e Mengevaluasi Evaluate Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Evaluasi meliputi mengecek checking dan mengkritisi critiquing. Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan proses berpikir merencanakan dan mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Misalnya siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian melakukan penilaian menggunakan standar ini. f Menciptakan Create Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan generating dan memproduksi producing. Menggeneralisasikan merupakan kegiatan merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Memproduksi berkaitan erat dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi. Dari penjelasan tersebut cakupan ranah kognitif yang dilakukan atau diimplementasikan dalam penelitian ini antara lain 1 Mengingat, karena mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna dan merupakan proses untuk mengingat kembali pengetahuan sebelumnya baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. 2 Memahami atau mengerti karena berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan classification dan membandingkan. Dalam penelitian ini siswa belajar tentang ekosistem antara lain macam-macam ekosistem, rantai makanan dan jaring makanan serta pola-pola interaksi. Berkaitan dengan memahami ini siswa perlu memahami perbedaan rantai makanan dan jaring makanan. 3 Menerapkan, berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural. Dalam pembelajaran ini siswa belajar tentang rantai makanan dan jaring makanan. Dalam hal ini siswa mengurutkan peristiwa makan dan dimakan pada jaring-jaring makanan. 4 Menganalisis, pada bagian tersebut siswa menganalisis tentang jaring-jaring makanan yang terbentuk dari beberapa rantai mkananan yang secara berurutan dan kompleks. 5 Mengevaluasi, berkaitan dengan mengecek dan mengkritisi. Dalam penelitian ini siswa melakukan penilaian tentang perbedaan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan, perbedaan antara produsen, konsumen, pengurai serta siswa melakukan post test untuk keseluruhan materi ekosistem. 2. Ranah Afektif Menurut taksonomi Kratwohl, Bloom,dkk dalam Winkel 2009: 276-277, ranah afektif mencakup: a Penerimaan receiving Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu. Kesediaan itu dinyatakan dalam memperhatikan sesuatu. Misalnya memperhatikan proses penayangan animasi, mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. b Partisipasi responding Partisipasi mancakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisisi dalam suatu kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam memberi suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan, seperti menunjukan minat dengan membawa pulang buku bacaan yang ditawarkan, mau berpartisipasi dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok. c Penilaianpenentuan sikap valuing Penilaianpenentuan sikap mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima, menolak atau mengabaikan. Sikap tersebut dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. d Organisasi organization Organisasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman atau pegangan dalam kehidupan. Kemampuan dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menyusun rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup. e Pembentukan pola hidup characterization by a value or value complex Pembentukan pola hidup mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikain rupa sehingga menjadi milik pribadi internalisasi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. Kemampauan itu dinyatakan dalam mengatur hidup misalnya mencurahkan waktu secukupnya untuk belajar atau mengerjakan tugas-tugas sekolah. Dari uraian tersebut cakupan ranah afektif yang diimplementasikan dalam penelitian ini adalah mencakup semua ranah afektif karena dalam pembelajaran ini, siswa sangat peka dan memiliki kesediaan untuk memperhatikan video atau animasi yang ditayangkan dengan antusias penerimaan. Siswa juga menunjukan minat dan kerja sama dalam diskusi dan percaya diri untuk presentasi hasil diskusi di depan kelas partisipasi. Dalam pembelajaran tersebut siswa juga telah menunjukkan sikap mau menerima kritikan dari temandari kelompok lain ketika temannya bertanya saat kelompok yang bersangkutan presentasi penentuan sikap. Siswa juga telah membentuk kelompok diskusi dengan memilih sendiri teman kelompoknya dalam siklus I dan mau bergabung dengan teman dalam kelompok diskusi yang dibagi oleh peneliti pada siklus II organisasi. selain itu juga siswa telah menunjukan sikap mau mengerjakan soal-soal maupun mengisi kuisioner sesuai dengan waktu yang ditentukan, dalam hal ini siswa merelakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan meskipun masih dalam hal-hal sederhana pembentukan pola-pola hidup. 3. Ranah Psikomotorik. Menurut taksonomi Kratwohl, Bloom,dkk dalam Winkel 2009: 278-279, ranah psikomotorik mencakup: a Persepsi perception Persepsi meliputi kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih berdasarkan pembedaan ciri-ciri fisik yang khas pada masing –masing rangsangan b Kesiapan set Kesiapan meliputi kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam kesiapan jasmani dan mental. c Gerakan terbimbing guided respons Gerakan terbimbing meliputi kemampauan untuk melakukan suatu rangkaian gerak sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan seperti, dapat meniru bunyi suara. d Gerakan yang terbiasa mechanical response Gerakan yang terbiasa meliputi kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena telah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi rintih yang diberikan. e Gerakan kompleks complex response Gerakan kompleks meliputi kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, degan lancar, tepat dan efisien. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa subketrampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti kegiatan praktikum menguji kadar vitamin C yang terkandung dalam buah jeruk, tomat, apel. f Penyesuaian pola gerak adjustment Penyesuaian pola gerak meliputi kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran. g Kreativitas creativity Kreativitas meliputi kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan insiatif sendiri. Dari penjelasan tersebut tingkatan ranah psikomotorik yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup 1 Persepsi, karena siswa telah mengenal obyek melalui pengamatan indra dalam hal ini saat siswa memperhatikan tanyangan video atau animasi dan mampu mengolah hasil pengamatan dari videoanimasi dengan mendiskusikan tugas-tugas pada LKS. 2 Kesiapan, karena siswa telah memiliki kesiapan mental dan jasmani untuk beraksi aktivitas pembelajaran. 3 Gerakan terbimbing, karena siswa telah melakukan peniruan dengan menggambarkan rantai makanan dan jaring-jaring makanan yang telah ditayangkan melalui video atau animasi. Sedangkan tingkatan yang lain tidak dilakukan dalam penelitian ini karena pembelajarannya bukan berbasis praktikum di laboratorium. Menurut Wasliman dalam Santoso 2013: 12 hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal sebagai berikut : 1. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2. Faktor Eksternal Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari- hari berpengaruh dalam hasil belajar siswa.

D. Ekosistem

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar PKN pada siswa kelas III di MI Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur Tahun pelajaran 2013/2014

0 8 103

Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V pada kompetensi dasar perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui media audio visual di MI Jauharotul Huda Cakung Jakarta Timur

0 17 122

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI.

1 3 47

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN NILAI HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 28

Penggunaan median audio visual dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Mlati Sleman pada materi ekosistem.

0 0 103

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.

0 0 208

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2012/201

0 2 225

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta

0 5 206

Penggunaan media pembelajaran audio visual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi pertumbuhan dan perkembangan - USD Repository

1 1 158