Marginal Propensity to Consume MPC

Konsepsi fungsi konsumsi Keynes menimbulkan polemik di tengah para ahli ekonomi karena dalam jangka panjang akan menimbulkan ancaman stagflasi. Soediyono, 1985. Hipotesa tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = C + I+ G Y  C  I  G Y Y Y Y 1  APC  I  G Y Y Formulasi di atas mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi sebagai prasyarat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang menimbulkan ancaman stagflasi. Peningkatan Y akan diiikuti dengan penurunan APC dan dengan tidak bisa mengharapkan kenaikan nilai I secara terus menerus, maka dengan mengambil pemikiran Y kaum klasik bahwa peranan intervensi pemerintah seminimal mungkin yaitu nilai G akan Y semakin menurun karena Y terus meningkat sedangkan G nilainya tetap. Untuk itu Keynes menyarankan perlunya adanya peningkatan campur tangan pemerintah yaitu peningkatan nilai G untuk menghindarkan kemungkinan ancaman stagflasi dalam jangka panjang untuk mengimbangi penurunan nilai APC.

7.6. Fungsi Konsumsi menurut Simon Kuznet

Pandangan Kuznet tentang fungsi konsumsi merupakan respon terhadap pesimisme Keynes terhadap perekonomian dalam jangka panjang yang menghadapi ancaman stagflasi. Pemikiran Kuznet didasarkan atas hasil riset pada perekonomian Amerika Serikat pada tahun 1948 untuk mengetahui hubungan antara pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan. Soediyono, 1985. Ada beberapa hal menarik dari hasil penelitian tersebut yaitu perlu dibedakan antara fungsi konsumsi jangka panjang dan jangka pendek. Fungsi konsumsi jangka pendek mempunyai karakteristik yang berbeda dimana dari waktu ke waktu mengalami pergeseran ke atas artinya nilai Co konsumsi otonom meningkat dari waktu ke waktu. Hal menarik dari pandangan Kuznet adalah bahwa dalam jangka panjang kurva konsumsi melewati titik pangkal origin point, sehingga dengan demikian nilai APC dan MPC tidak mengalami perubahan manakala terjadi peningkatan pendapatan nasional. Dalam C C jp C 3 C 2 C 1 kurva konsumsi jangka panjang di simbolkan dengan C JP yang berlereng positif dan memotong titik pangkal. Sedangkan dalam jangka pendek ada perubahan nilai APC dan MPC manakala ada peningkatan pendapatan nasional yang ditandai dengan pergeseran ke atas kurva konsumsi jangka pendek karena adanya perubahan nilai Co konsumsi otonom. Gambar kurva berikut mengungkapkan perbedaan antara kurva konsumsi jangka pendek dan jangka panjang : Y Kurva konsumsi jangka pendek yang disimbolkan dengan C 1 , C 2 , C 3 , menunjukkan perubahan konsumsi pada periode ke-1 sampai ke-3 artinya bahwa kenaikan pendapatan nasional akan menyebabkan pergeseran ke atas kurva konsumsi jangka pendek dan nilai APC yaitu C menunjukkan kecenderungan menurun. Pada tingkat pendapatan nasional sama Y dengan 0 nilai konsumsi adalah positif karena berpotongan dengan sumbu vertikal. Hal ini membawa implikasi analisis perekonomian bahwa dalam kondisi perekonomian mengalami masa kemakmuran booming nilai APC APC rata-rata, sebaliknya dalam situasi kemunduran depression nilai APC APC rata-rata. Jadi pandangan Kuznets relatif lebih lengkap dibandingkan dengan pandangan Keynes dalam menjelaskan mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap konsumsi masyarakat dan sekaligus dapat menjelaskan kekhawatiran para ahli ekonomi tentang kemungkinan terjadinya stagflasi dalam jangka panjang sebagaimana dirumuskan Keynes. 7.7. Fungsi Konsumsi menurut Hipotesa Siklus Hidup Life Cycles Hypotesis Konsep pemikiran mengenai konsumsi menurut hipotesis siklus hidup dirumuskan oleh tiga ahli ekonomi yaitu A. Ando, R. Brumberg dan F. Modigliani yang menjelaskan mengenai kaitan antara siklus kehidupan seseorang dari lahir sampai meninggal dengan pola konsumsinya. Pada saat lahir sampai masa remaja dapat dikatakan masa yang belum produktif karena belum mampu memenuhi sendiri kebutuhannya demikian juga masa tua dikatakan masa yang tidak produktif karena telah habis usia kerja dan memasuki usia pensiun. Sedangkan usia 20 – 50 dikatakan usia produktif karena mampu berkontribusi dalam kegiatan ekonomi untuk memperoleh pendapatan bagi pemenuhan konsumsinya. Keterkaitan antara pola pendapatan dengan pola konsumsi dapat digambarkan dalam kurva sebagai berikut : C, Y t Kurva di atas menjelaskan bahwa sumbu horisontal merupakan waktu t yaitu umur seseorang sedangkan sumbu vertikal merupakan be3sarnya pendapatan Y dan pengeluran konsumsi C. Seiring dengan pertambahan usia maka semakin tinggi tingkat produktifitasnya sehingga akan mengalami peningkatan pendapatan dan pada saatnya akan memasuki masa tidak produktif yaitu masa pensiun. Demikian juga pola konsumsinya bahwa semakin tambah usia maka semakin meningkat pengeluran konsumsinya sampai menjelang ajal tiba. Pada saat lahir seseorang sudah dihadapkan pada berbagai bentuk pengeluaran konsumsi meskipun belum mempunyai pendapatan dimana pada gambar di atas dijelaskan