Konsep Pendapatan Nasional MASALAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI
a. Pengangkutan Udara
b. Pengangkutan Kereta Api
c. Pengangkutan Bus
d. Pengangkutan Truk
e. Pengangkutan Becak
f. Pelayaran
g. Perhubungan
h. Pengangkutan Lainnya
7. Sektor Perdagangan
a. Perdagangan Besar
b. Perdagangan Eceran
8. Sektor Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
a. Bank
b. Koperasi Kredit
c. Asuransi
d. Lembaga Keuangan Lainnya
9. Sektor Sewa Rumah
10. Sektor Pemerintahan
a. Pemerintahan Pusat
b. Pemerintahan Propinsi
c. Pemerintahan Kabupaten
11. Sektor Jasa-jasa
a. Jasa-jasa Perorangan
b. Jasa-jasa Sosial
c. Jasa-jasa Hiburan
Total nilai produksi yang dihasilkan semua sektorsubsektor produksi tersebut akan menghasilkan GNPGDP. Kontribusi sektorsubsektor produksi terhadap GDPGNP akan
menentukan karakteristik perekonomian suatu negara apakah mengandalkan sektor primer, sekunder atau tersier. Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi juga dapat
menentukan suatu negara termasuk negara agraris atau industri. Seperti halnya Indonesia dengan kontribusi paling besar dari sektor primer terutama sektor pertanian meskipun laju
pertumbuhannya relatif semakin kecil dari tahun ke tahun. Tabel berikut menjelaskan besarnya pendapatan nasional Indonesia dengan metode produksi :
Perhitungan pendapatan nasional juga dapat diperoleh dengan pendekatan pendapatan
income approach
yaitu dengan menjumlahkan semua pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi. Dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dibutuhkan
input atau faktor produksi dan masing-masing mendapatkan imbalan yaitu pendapatan gaji atau upah tenaga kerja, pendapatan sewa tanah, pendapatan bunga atau bagi hasil,
keuntungan
profit
perusahaan. Meskipun secara teoritis nilai pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan sama dengan pendekatan lainnya namun secara praktis angkanya sulit
untuk didapatkan dengan tingkat ketelitian yang baik. Hal ini lebih disebabkan oleh kurang akuratnya data yang diperoleh melalui hasil sensus atau surve ekonomi. Tabel berikut
menjelaskan mengenai pendapatan nasional Indonesia dengan pendekatan pendapatan : Perhitungan pendapatan nasional dapat diperoleh dengan pendekatan pengeluaran
expenditure approach. P
erhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran
expenditure approach
yaitu dengan menghitung pengeluaran atau belanja oleh seluruh lapisan masyarakat selama periode tertentu. Pendapatan yang diterima oleh semua lapisan
masyarakat akan dibelanjakan pada berbagai jenis barang dan jasa atau ditabung. Jadi besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran akan mendapatkan hasil yang
sama dengan pendekatan pendapatan. Secara teoritis ketiga metode perhitungan pendapatan nasional tersebut akan menghasilkan nilai yang sama karena ada dalam satu diagram aliran
melingkar
circular flow of diagram
perekonomian. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran ini dibagi menjadi
beberapa komponen yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah
government expenditure,
ekspor dan impor. Rumusan pendapatan nasional secara lengkap dengan pendekatan pengeluaran adalah sebagai berikut :
Y = C + I + G + X-M Dimana :
Y = Pendapatan nasional GDPGNP C = Pengeluaran konsumsi rumah tangga
I = Pengeluaran investasi perusahaan G = Pengeluaran pemerintah
X = Ekspor M = Impor
Ada beberapa aktivitas dan transaksi yang tidak dihitung dalam pendapatan nasional meskipun secara riil memberikan kontribusi terhadap produksi dalam nilai yang tidak kecil
sekalipun kalau dihitung secara total dalam setahun. Kondisi ini juga tidak terlepas dengan kultur dan aktivitas ekonomi masyarakat. Diantara transaksi yang tidak dihitung dalam
pendapatan nasional adalah pembayaran transfer
transfer payment
yaitu perpindahan sejumlah uang dari satu individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lainnya
tanpa diikuti aktivitas produksi seperti pembayaran pensiun, subsidi sosial untuk bencana alam, bunga atas bunga pinjaman negara, hibah, hadiah, warisan, sumbangan untuk
pernikahan, ulang tahun dan kematian, dsb. Demikian juga naik atau turunnya nilai barang- barang modal
capital goods
yang ditimbulkan oleh pengaruh inflasi dan deflasi yang disebut dengan
capital gains and losses.
Transaksi-transaksi yang bersifat illegal yang tidak dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional seperti pembalakan hutan
illegal logging,
pencurian ikan
illegal fishing,
perdagangan manusia
human trafficking,
penyelundupan, transaksi narkoba, praktek pelacuran dsb. Tidak dicantumkan dalam perhitungan pendapatan nasional juga karena alasan teknis seperti jasa ibu rumah tangga dari
pagi sampai malam menyiapkan segala kebutuhan anak dan suami, ibu yang menyusui anak yang masih balita, orang tua yang mengantar anak ke sekolah, orang tua yang menjaga
keselamatan anak-anaknya yang masih kecil, kegiatan berkebun di halaman rumah dan aktivitas kecil keseharian lainnya yang dikerjakan sendiri untuk kepentingan sendiri. Tabel
berikut menjelaskan besarnya GDP Indonesia dalam beberapa kurun waktu :
Tabel 5.1.
GDP Triwulanan dalam Harga Konstan 2009 Menurut Pengeluaran
Jenis Pengeluaran
2014 Total
PDB 2014
2015 Tr. I
Tr. II Tr. III
Tr. IV I
Konsumsi RT 76885,3 236999,9 239728,5
245711 956178,3 246936,8
Konsumsi Pem 8462,4
28901 30758,4
35365,9 121404,1
29503,1 Investasi Dom. 24090,1
74582,5 78016,5
78194,7 305823,3
80579,9 Ekspor
29040,9 153835,8 149998,2 149560,5 604619,2 152591,6
Impor 24573,3 104864,6 109628,5
113444 435185,2 116019,8
PDB 110259,4 392607,2 402661,9 390168,1 1572159,3 406089,7
SUMBER : BPS,
Indikator Ekonomi