Peran Pemerintah dalam Perekonomian

BAB III ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL

3.1. Penentuan Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah nilai total produksi barang dan jasa akhir yang dihasilkan suatu perekonomian dalam suatu perekonomian selama periode tertentu yang dihasilkan dari sebuah proses interaksi antar berbagai komponen pelaku ekonomi. Dalam analisis pendapatan nasional pada perekonomian dua sektor diasumsikan hanya ada pelaku ekonomi yaitu rumah tanggga konsumen dan rumah tangga perusahaan yang masing-masing bergerak didorong oleh self interest yaitu motif untuk memenuhi kebutuhan mencapai kepuasan maksimum bagi konsumen dan mendapatkan keuntungan maksimum bagi produsen. Dorongan self interest tersebut melandasi bekerjanya mekanisme „tangan tak kentara‟ invisible hand dala m menggerakkan aktivitas ekonomi secara natural. Konsekuensi dari prinsip dasar ekonomi tersebut adalah terbentuknya persaingan antar pelaku ekonomi serta munculnya fenomena fleksibilitas harga barang dan upah pekerja. Prinsip dasar ekonomi inilah yang melandasi model pemikiran ekonomi klasik yang dicetuskan oleh Adam Smith pada tahun 1667 dalam bukunya „In Inquiry into Nature Causes of The Wealth of Nations‟. Buku The Wealth of Nations menegaskan tentang bekerjanya „invisible hand‟ melalui mekanisme sistem pasar yaitu interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran yang akan menentukan keseimbangan pasar. Melalui bekerjanya mekanisme pasar tersebut akan tercapai kondisi ekonomi yang ideal yaitu perekonomian mencapai keseimbangan ekonomi equilibrium dalam pengerjaan penuh full employment. Aspek utama dari mekanisme pasar model ekonomi klasik adalah bertumpu pada „market clearing‟ karena tiap pelaku ekonomi mengambil keputusan yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang optimal. Bagaimana dengan peranan pemerintah ? Pemerintah dalam hal ini berperan sebagai lembaga yang mengawasi atas bekerjanya mekanisme pasar agar dapat berjalan secara fair dan tidak terjadi gangguan dalam perekonomian economics distorsion. Keterlibatan pemerintah dalam perekonomian justru akan menimbulkan permasalahan dan perekonomian tidak dapat mencapai kondisi keseimbangan dalam pengerjaan penuh full employment. Kondisi ini disebabkan pemerintah tidak bisa memahami orientasi dan preferensi yang terbaik dari tiap pelaku ekonomi di pasar. Keterlibatan pemerintah baru diperlukan dalam kondisi ekonomi yang mengalami stagnasi dimana pasar tidak mampu menyelesaikan permasalahan ekonominya. Penentuan besarnya nilai produksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian yaitu GDPGNP ditentukan oleh besarnya jumlah input faktor produksi yang dimiliki suatu perekonomian dan kemampuan input dalam menghasilkan output fungsi produksi. Faktor produksi adalah jumlah input yang digunakan suatu perekonomian secara penuh untuk menghasilkan output dengan tingkat penggunaan yang terbaik. Ada dua macam faktor produksi utama yaitu tenaga kerja L = labour dan modal K = kapital yang diasumsikan digunakan secara penuh artinya tidak ada yang menganggur atau terbuang wasted.

2.3. Faktor Produksi dan Fungsi Produksi

Fungsi produksi menggambarkan transformasi dari input menjadi output dan menunjukkan besarnya output yang dapat dihasilkan dari penggunaan input K dan L dengan menggunakan teknologi tertentu. Diasumsikan bahwa fungsi produksi adalah dengan skala hasil yang konstan constant return to scale artinya pertambahan jumlah output sama dengan pertambahan jumlah input yang digunakan dalam proses produksi. Fungsi produksi dapat dirumuskan dalam suatu fungsi berikut : Q = f K, L Dimana : Q = Output K = Input Kapital L = Input Labour Fungsi produksi tersebut juga mengungkapkan bahwa penggunaan input K dan L secara bersama akan menghasilkan besarnya output total suatu perekonomian yaitu GNP atau GDP. Diasumsikan bahwa jumlah input K dan L adalah tertentu sehingga jumlah output yang dihasilkan juga bersifat tetap fixed. Jadi jumlah faktor produksi dan fungsi produksi secara bersama akan menentukan besarnya output total dan sekaligus juga sama dengan besarnya pendapatan nasional total total national income. Distribusi pendapatan nasional terhadap tenaga kerja dan pemilik modal ditentukan oleh besarnya harga masing-masing input tersebut. Harga faktor produksi adalah besarnya uang yang dibayarkan untuk mendapatkan faktor produksi. Harga faktor produksi tenaga kerja adalah pendapatan upah tenaga kerja wages, sedangkan harga faktor produksi kapital adalah sewa rent. Diasumsikan bahwa jumlah K dan L adalah tetap, maka kurva penawaran faktor produksi adalah vertikal artinya dengan jumlah input K dan L dalam jangka panjang bersifat tetap dan dalam pengerjaan penuh full employment. Harga yang dibayarkan kepada pemilik faktor produksi ditentukan oleh permintaan dan penawaran faktor produksi. Karena kurva penawaran faktor produksi vertikal, sehingga keseimbangan pasar harga faktor produksi ditentukan oleh tinggi I rendahnya permintaan faktor produksi. Keseimbangan pasar faktor produksi digambarkan dalam kurva berikut ini : P input S input E I P I E P D input D input Q input Q input Kurva di atas menjelaskan bahwa kurva penawaran input S input bersifat vertikal artinya bahwa jumlah input KL adalah tetap dalam jangka panjang, sehingga harga input P input ditentukan oleh permintaan input D input . Jika permintaan input naik menjadi D input I , maka keseimbangan pasar input bergeser dari titik E ke titik E I sehingga harga input meningkat dari P ke P E . Jadi besarnya distribusi output nasional atau pendapatan nasional kepada tenaga kerja dan pemilik modal ditentukan oleh harga masing-masing input melalui interaksi antara permintaan input D input dan penawaran input S input . Harga input tenaga kerja adalah upah wages dan harga input modal adalah sewa rent. Sedangkan harga output barang dan jasa P ditentukan oleh permintaan barang dan jasa D output dan penawaran barang dan jasa S output . Tujuan dari kegiatan ekonomi untuk mendapatkan keuntungan profit yaitu pendapatan revenue setelah dikurangi dengan biaya total total cost. Pendapatan diperoleh dari hasil perkalian antara harga barang dan jasa dengan output P x Q, sedangkan biaya total diperoleh dari penjumlah biaya modal W x L dan biaya tenaga kerja r x L. Persamaan profit � dirumuskan sebagai berikut : Profit � = P x Q – w x L + r x K Karena Q = f K,L maka persamaan di atas dapat dirumuskan kembali menjadi : f  K, L MP  L MP  K  Q  L  Q  K Profit � = P x f K,L – w x L + r x K Dari persamaan tersebut dapat diperoleh informasi bahwa besarnya profit ditentukan oleh besarnya harga barang P, upah W, sewa R, tenaga kerja L dan modal K. Jadi besarnya profit dipengaruhi oleh kondisi pada pasar barang dan jasa, pasar input tenaga kerja L dan pasar input modal K. Perusahaan berproduksi untuk mendapatkan keuntungan maksimum, sehingga perusahaan akan memanfaatkan tenaga kerja dan modal pada jumlah yang dapat memaksimumkan keuntungan.

2.4. Produksi Marginal Input Tenaga Kerja dan Modal

Input tenaga kerja Labour berkontribusi dalam perekonomian melalui aspek fisik dan non fisik soft skills yang akan mempengaruhi produktifitas kerja yaitu fisik tenaga, pengetahuan, pengalaman, kemampuan analisa, daya kreasi, komunikasi, manajerial skills, dsb. Besarnya tambahan output dari setiap pertambahan input tenaga kerja L per satu satuan disebut dengan produksi marginal tenaga kerja marginal product of labour = MP L . Besarnya MP L menunjukkan kecenderungan mengalami penurunan seiring dengan pertambahan jumlah tenaga kerja secara konstan dikenal dengan penurunan produksi marginal tenaga kerja diminishing marginal product of labour dengan asumsi jumlah kapital tetap. Fenomena ini digambarkan dengan kurva marginal produk tenaga kerja yang bentuknya semakin mendatar flat seiring dengan pertambahan input tenaga kerja sebagaimana dalam gambar berikut : Q LK