Kebijakan Makroekonomi Islam MASALAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI
Qur‟an, maka dimasukkan dalam transaksi pembelian barang dalam pendapatan nasional GDPGNP. Namun jika membeli tiket masuk dalam lomba MTQ dengan pembaca yang
sama, maka dimasukkan dalam transaksi jasa dalam pendapatan nasional GDPGNP. Indikator makroekonomi berikutnya adalah inflasi yang dihitung dengan indeks harga
konsumen
consumer price index = CPI
yaitu suatu keadaan dimana terjadi kenaika n harga barang secara umum dan terus menerus. Indeks harga konsumen IHK adalah angka indeks
menunjukkan tingkat harga pada sekelompok komoditi yang dikonsumsi masyarakat. Kenaikan tingkat harga akan mempengaruhi tingkat pendapatan riil masyarakat dan
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Perhitungan inflasi dari indeks harga konsumen dengan rumus sebagai berikut :
Inflasi
IHK
t
IHK
t 1
IHK
t 1
Inflasi akan mempengaruhi pendapatan nasional dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga
demand pull inflation
dan sektor luar negeri yaitu ekspor dan impor. Demikian juga inflasi akan meningkatkan biaya produksi barang
cost push inflation
misalnya kenaikan inflasi yang disebabkan harga minyak bumi BBM sehingga produksi barang semakin berkurang. Namun sebaliknya pertumbuhan ekonomi atau pendapatan
nasional juga akan mempengaruhi inflasi karena dengan semakin banyaknya produksi barang dan jasa akan menstabilkan harga barang inflasi di masyarakat. Tabel berikut menjelaskan
indikator makroekonomi perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun :
Tabel 1
Indikator Makroekonomi Perekonomian Indonesia , year to year
Indikator Ekonomi Tahun
2009 2010
2011 2012
2013 Produk Domestik Bruto
4,6 6,2
6,5 6,2
5,8 -
Konsumsi RT 4,9
4,7 4,7
5,3 5,3
- Konsumsi Pemerintah
15,7 0,3
3,2 1,2
4,9 -
PMTB 3,3
8,5 8,8
9,8 4,7
- Ekspor
-9,7 15,3
13,6 2,0
5,3 -
Impor -15
17,3 13,3
6,6 1,2
Inflasi 2,8
7,0 3,8
4,3 8,4
- Inti
4,3 4,3
4,3 4,4
5,0 -
Diatur Pemerintah -3,3
5,4 2,8
2,7 16,7
- Bergejolak
3,9 17,7
3,4 5,7
11,8 Sumber :
Bank Indonesia , 2014
Tabel di atas mengungkapkan perkembangan makroekonomi dimana pertumbuhan ekonomi relatif stabil dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2013 sebesar 5,8
dimana sebelumnya sebesar 6,2 pada tahun 2012. Demikian juga komponen pendapatan nasional juga mengalami pertumbuhan relatif konstan kecuali ekspor yang mengalami
fluktuasi yang cukup signifikan karena dipengaruhi oleh kondisi ekonomi domestik dan luar negeri. Indikator inflasi relatif terjaga karena pemerintah concern untuk menjaga stabilitas
nilai mata uang meskipun akhir-akhir ini mengalami kenaikan akibat dari naiknya harga BBM sebagai imbas dari krisis luar negeri yang menyebabkan naiknya harga minyak dunia.
Indikator makroekonomi yang juga menjadi fokus dalam pembahasan dalam ekonomi makro adalah pengangguran
unemployment
yang ditandai dengan ketidakmampuan angkatan kerja terserap dalam dunia kerja. Angkatan kerja mengungkapkan jumlah total
orang yang mencari pekerjaan baik yang sudah bekerja maupun yang belum bekerja. Tingkat pengangguran
unemployment rate
adalah besarnya prosentase angkatan kerja yang tidak bekerja. Besarnya tingkat pengangguran menunjukkan rendahnya kualitas SDM suatu negara
dan rendahnya kemampuan tenaga kerja masuk dalam dunia kerja. Tingginya tingkat pengangguran juga mencerminkan inefisiensi dalam perekonomian karena potensi SDM baik
yang terdidik maupun tidak terdidik yang tidak bisa berkontribusi dalam perekonomian. Indikator untuk mengetahui kaitan antara tingkat pengangguran dengan pertumbuhan
ekonomi dirumuskan dalam hukum Okun Okun‟s Law dimana ada hubungan negatif antara
tingkat pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi. Teori ini dirumuskan oleh Arthur Okun berdasarkan hasil penelitian atas data perekonomian dengan formula sebagai berikut :
∆
Real GDP = 3 - 2 x
∆
Tingkat Pengangguran
Misal tingkat pengangguran meningkat dari 7 menjadi 10 , maka dapat dihitung besarnya prosentase perubahan GDP riil sebesar :
∆
Real GDP = 3 - 2 x
∆
10
–
7 = 3 - 2 x 3
= 3 - 6 = - 3