Tujuan Kebijaksanaan Fiskal KEBIJAKSANAAN FISKAL

Mekanisme filter dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi merupakan kombinasi antara mekanisme pasar dan sistem perencanaan yang memungkinkan terjadinya pemanfaatan sumber daya secara efisien. Dalam pandangan Chapra bahwa Islam memiliki sistem nilai yang dapat mengendalikan persoalan ekonomi yaitu melalui kekuatan moral yang dapat mengendalikan keinginan individu dalam perilaku konsumsinya. Prinsip hidup kesederhanaan dan merasa cukup menjadi benteng moral untuk menghindari perilaku hedonis yang dapat mengatasi persoalan kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan miskin serta pengurasan sumber daya ekonomi yang sifatnya terbatas. Filter moral juga menegaskan tentang pemanfaatan sumber daya alam sebagai fungsi untuk mewujudkan kesejahteraan hidup manusia yang tidak mentolerir apapun bentuk perilaku yang merusak tatanan sosial dan ekonomi. Filter moral akan menghindari dari perilaku boros dan penggunaan sumber daya ekonomi. Filter moral akan menghindari timbulnya perilaku korup yang berakibat pada timbulnya kesenjangan antara yang kaya dan miskin. Filter moral juga menghindarkan diri dari penggunaan sumber daya ekonomi secara boros dan tidak tepat sasaran. Motivasi yang benar dari individu akan menciptakan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan individu dan sosial. Sistem kapitalisme mengandalkan kekuatan pasar melalui motiv mencari keuntungan individu secara maksimal yang berpotensi merugikan kepentingan sosial. Namun motif individu dalam sistem pasar memang dapat memaksimalkan potensi individu karena akan mendapatkan imbalan yang selaras dengan kontribusinya. Sistem sosialisme menolak paham individualisme dalam pengaturan ekonomi karena akan mengorbankan kepentingan sosial dan harus diganti dengan sistem perencanaan yang menjamin pemenuhan kebutuhan setiap individu dalam masyarakat. Namun sistem perencanaan mengabaikan motif individu yang berakibat pada kemandekan ekonomi dan menimbulkan kemiskinan masal. Inti persoalannya adalah pada pandangan sekuler dalam memahami kehidupan dunia ini yang menimbulkan kerakusan, ketamakan dan rendahnya solidaritas sosial. Untuk itu perlu rekonstruksi dalam pandangan dunia ini yang berimplikasi pada perilaku ekonomi individu dan masyarakat. Dalam pandangan bahwa dunia ini adalah ciptaan Allah SWT untuk manusia dan manusia berkewajiban untuk mengelolanya dengan baik untuk kesejahteraan hidup bersama yang harus dipertanggungjawabkan nanti di akhirat kelak. Pandangan hidup inilah yang akan menetralisir sikap, pandangan, perilaku hedonis yang cenderung mengabaikan aspek moral. Islam mengakui hak individu untuk mendapatkan kompensasi sesuai dengan kontribusinya dalam perekonomian. Namun Islam juga memperhatikan kepentingan sosial dengan aturan tentang pengelolaan hak milik umum untuk kepentingan masyarakat. Islam melarang praktek monopoli oleh swasta yang berpotensi merugikan individu. Islam juga mencela sikap kikir, tamak, rakus yang berakibat rusaknya sendi-sendi sosial masyarakat. Pengaturan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari peranan negara sebagai regulator perekonomian. Peran negara untuk menegaskan tentang pentingnya moral ekonomi ditegakkan dalam praktek ekonomi di tengah masyarakat. Peran ini terutama dihadirkan dalam perlindungan kepentingan masyarakat untuk pengelolaan kekayaan negara seperti hutan, sumber energi,sumber air dan kekayaan laut. Peran negara juga penting untuk menyelenggarakan sektor publik yang ditinggalkan individu seperti pertahanan dan