7.5. Fungsi Konsumsi menurut John Maynard Keynes
John Maynard Keynes tidak sendirian dalam merumuskan teori konsumsi, karena sebelumnya dan sesudahnya telah banyak ahli ekonomi yang berkontribus dalam
merumuskan teori konsumsi. Namun memang tidak dipungkiri bahwa teori konsumsi dari John Maynard Keynes telah banyak menginspirasi para pemikir ekonomi lainnya. Keynes
dalam bukunya yang monumental
General Theory of Unemployment, Interest and Money
antara lain mengemukakan peran pengeluaran konsumsi yang signifikan dalam mempengaruhi perekonomian secara makro. Bahkan boleh dikatakan pengeluaran konsumsi
merupakan komponen utama pembentuk pendapatan nasional. Hal ini berbeda dengan pandangan menurut kelompok klasik yang menyatakan bahwa perekonomian ditentukan dari
sisi penawaran supply side dalam jangka panjang. Ada beberapa pandangan pokok dari Keynes mengenai konsumsi bahwa analisis
konsumsi dengan memasukkan variabel riil yaitu tingkat harga tetap. Jadi analisis konsumsi menjelaskan antara pendapatan nasional riil dengan pengeluaran konsumsi riil bukan dalam
variabel nominal. Kemudian hal lain yang juga dijelaskan adalah variabel pendapatan yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi adalah pendapatan nasional yang terjadi current
income bukan pendapatana nasional yang akan terjadi atau yang diprediksi di masa yang akan datang. Fungsi konsumsi Keynessian juga mengisaratkan bahwa bentuk kurva
konsumsinya adalah melengkung bukan garis lurus atau bersifat linier artinya bahwa peningkatan nilai pendapatan nasional akan menyebabkan nilai APC average propensity to
consume akan semakin menurun dan nilai MPC APC. Karakteristik lain dari kurva konsumsi Keynes adalah memotong sumbu vertikal sebesar Co konsumsi otonom bukan
pada titik pangkal. Kurva berikut menjelaskan bagaimana bentuk kurva konsumsi menurut Keynes :
Y
Konsepsi fungsi konsumsi Keynes menimbulkan polemik di tengah para ahli ekonomi karena dalam jangka panjang akan menimbulkan ancaman stagflasi. Soediyono, 1985. Hipotesa
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = C + I+ G
Y
C
I
G Y
Y Y
Y
1
APC
I
G Y
Y
Formulasi di atas mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi sebagai prasyarat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang menimbulkan ancaman
stagflasi. Peningkatan Y akan diiikuti dengan penurunan APC dan dengan tidak bisa mengharapkan kenaikan nilai
I
secara terus menerus, maka dengan mengambil pemikiran
Y
kaum klasik bahwa peranan intervensi pemerintah seminimal mungkin yaitu nilai
G
akan
Y
semakin menurun karena Y terus meningkat sedangkan G nilainya tetap. Untuk itu Keynes menyarankan perlunya adanya peningkatan campur tangan pemerintah yaitu peningkatan
nilai G untuk menghindarkan kemungkinan ancaman stagflasi dalam jangka panjang untuk mengimbangi penurunan nilai APC.
7.6. Fungsi Konsumsi menurut Simon Kuznet
Pandangan Kuznet tentang fungsi konsumsi merupakan respon terhadap pesimisme Keynes terhadap perekonomian dalam jangka panjang yang menghadapi ancaman stagflasi.
Pemikiran Kuznet didasarkan atas hasil riset pada perekonomian Amerika Serikat pada tahun 1948 untuk mengetahui hubungan antara pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan.
Soediyono, 1985. Ada beberapa hal menarik dari hasil penelitian tersebut yaitu perlu dibedakan antara fungsi konsumsi jangka panjang dan jangka pendek. Fungsi konsumsi
jangka pendek mempunyai karakteristik yang berbeda dimana dari waktu ke waktu mengalami pergeseran ke atas artinya nilai Co konsumsi otonom meningkat dari waktu ke
waktu. Hal menarik dari pandangan Kuznet adalah bahwa dalam jangka panjang kurva konsumsi melewati titik pangkal origin point, sehingga dengan demikian nilai APC dan
MPC tidak mengalami perubahan manakala terjadi peningkatan pendapatan nasional. Dalam