Kebijakan mengatasi Kemiskinan KEBIJAKSANAAN FISKAL
tumbuhnya semangat kewirausahaan di kalangan remaja dan pemuda. Memberi kesempatan dan dukungan positif bagi munculnya ide-ide kreatif dan positif dari kalangan generasi muda
apapun bentuknya. Dan sebaliknya harus mengingatkan, menegur, memberi sanksi sosial pada setiap kegiatan, aksi, perilaku negatif dan menyimpang yang menimbulkan kerusakan
dan keresahan di tengah masyarakat seperti narkoba, pergaulan bebas, vandalisme, perkelahian pelajar, dsb. Fasilitas untuk menyalurkan energi dan minat bakat dapat
disediakan misalnya di kampung, di masjid, taman kota, dalam bentuk sanggar belajar, kelompok pecinta alam, kelompok bina usaha, dsb.
Peran dan tanggung jawab negara dalam pengentasan kemiskinan dilakukan melalui beberapa kebijakan yaitu :
1. Kepatuhan kepada aturan Islam baik dalam skala individu maupun sosial untuk
mewujudkan sistem sosial yang berkeadilan 2.
Menjaga sistem dan mekanisme pasar agar berjalan secara sehat dan fair sehinggga penentuan tingkat keseimbangan harga dan jumlah barang berjalan dengan baik.
3. Melakukan intervensi dalam alokasi sumber daya dan distribusi pendapatan untuk
mencegah timbulnya distorsi ekonomi dan inefisiensi ekonomi sebagai u hapaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.
4. Mendorong partisipasi masyarakat secara maksimal melalui kebijakan yang memberi
insentif untuk terciptanya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan
5. Mengoptimalkan peran baitul maal dalam menggali dan memanfaatkan dana ZIS
zakat infak dan shadaqah sebagai instrumen stabilisasi perekonomian Kebijakan fiskal Islami merupakan bagian dari tanggung jawab moral negara
khilafah dalam menegakkan risalah Islam, sehingga format sumber penerimaan dan belanja juga berdasarkan pada Al-
Qur‟an dan Assunnah. Format anggaran pendapatan dan belanja negara pada kebijakan fiskal Islami sebagai berikut :
Penerimaan Belanja
1. Kharaj
2. Zakat
3. Khoms
4. Jizyah
5. Penerimaan lain-lain
1. Dakwah Islam
2. Pendidikan dan kebudayaan
3. Pengembangan ilmu pengetahuan
4. Pembangunan infrastruktur
5. Pembangunan bidang hankamnas
6. Penyediaan layanan kesejahteraan sosial
Sumber : Adiwarman Karim, 2012,
Ekonomi Makro Islami
, PT RajaGrafindo Persada Penerimaan negara tidak hanya bertumpu pada zakat saja tetapi juga diperoleh dari
penerimaan dana kharaj, khoms, jizyah dan penerimaan lainnya yang dibenarkan Islam. Zakat merupakan instrumen yang sentral dalam mewu judkan tatanan perekonomian yang
berkeadilan. Zakat diambilkan dari anggota masyarakat yang memiliki kelebihan pendapatan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Islam kemudian disalurkan melalui
mekanisme dan aturan yang ada oleh baitul maal.
Penerimaan Negara
A. Kharaj
Kharaj merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang diperoleh dari pajak atas tanah. Pajak atas tanah kharaj menegaskan bahwa sumber daya alam yang berupa tanah
sesungguhnya adalah ciptaan Allah SWT untuk kesejahteraan umat manusia, maka menjadi kewajiban bagi pemilik tanah untuk berbagi dengan mereka yang tidak memiliki tanah
melalui pembayaran kharaj atau pajak atas tanah. Kharaj atau pajak atas tanah ini hampir sama dengan pajak bumi dan bangunan PBB di Indonesia, namun ada perbedaan sifat dan
perlakuannya. Berbeda dengan PBB yang sifat dan besarannya ditentukan berdasarkan lokasi tanah zoning, maka kharaj ditentukan berdasarkan nilai produktifitas yang dihasilkan dari
tanah tersebut dalam menghasilkan tanaman. Sehingga besarnya kharaj ditentukan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas lahan yaitu kesuburan tanah,
nilai ekonomi tanaman yang dihasilkan dan sifat irigasi yang dapat dilakukan. Jadi di sini Islam memandang bahwa tanah harus dikembalikan ke fungsi asasinya yaitu sebagai faktor
produksi utama dalam menghasilkan produksi pertanian.
B. Zakat
Zakat merupakan salah satu komponen penting penerimaan negara untuk menopang pengeluaran negara. Berbeda dengan sumber penerimaan negara lainnya, zakat ada aturan
yang jelas dan rinci baik pengambilan dan penggunaannya. Ada beberapa macam zakat yang harus dilaksanakan baik bagi individu seorang muslim maupun pemerintah sebagai
peengelola dana zakat yaitu :
1. Zakat fitrah
2. Zakat harta zakat maal
3. Zakat peternakan
4. Zakat hasil bumi
5. Zakat pendapatanzakat profesi
1. Zakat fitrah
Zakat fitrah dilaksanakan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan makanan baik untuk diri maupun keluarganya pada malam lebaran sampai saat akan ditunaikannya
sholat „iedul fitri. Besarnya zakat fitrah sebesar kurang lebih 2,5 kg berasjiwa. Zakat fitrah ini merupakan kewajiban yang harus ditunaikan setiap muslim pada bulan romadhon sebagai
pelengkap dari ibadah puasa romadhon. Tujuannya adalah sebagai wujud ketundukan kepada perintah Allah SWT dan sekaligus membangun solidaritas sosial pada saat hari raya idul fitri.
Zakat harta zakat maal merupakan kewajiban yang melekat pada setiap muslim yang memiliki harta dan telah mencapai nishob batas minimal dan telah berjalan satu tahun
haul. Harta yang wajib dizakati adalah emas dan perak. Nishob zakat emas sebesar 85 gram = 20 dinar dan dikenai zakat sebesar 2,5 -nya. Sedangkan nishob zakat perak sebesar 595
gram = 200 dirham dan dikenai zakat sebesar 2,5 .
Zakat peternakan dikenakan kepada pemilik hewan ternak yang telah mencapai nishobnya dan telah mencapai satu tahun. haul. Batas minimal kena zakat untuk kambing
sebanyak 40 ekor, sapi 30 ekor dan unta 5 ekor. Berikut daftar nisob-nisob zakat hewan :
Nisob Kambing :
Dari Sampai
Jumlah Zakat
40 120
1 ekor kambing 121
200 2 ekor kambing
201 399
3 ekor kambing 400
499 4 ekor kambing
Sumber : Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiri,
Ensiklopedi Islam Lengkap
, 2012, Ghani Pressindo, hal. 604
Kemudian pada setiap 100 ekor kambing zakatnya 1 ekor dan seterusnya. Pada 399 ekor kambing zakatnya 3 ekor. Pada 400
– 499 ekor kambing zakatnya 4 ekor kambing. Nisob Sapi :
Dari Sampai
Kadar Zakat
30 39
Tabi‟ atau tabi‟ah yaitu anak sapi jantan atau betina berusia satu tahun
40 59
Musinnah, yaitu sapi betina berusia 2 tahun 60
69 2 Ekor tabi‟ atau tabi‟ah
Sumber : Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiri,
Ensiklopedi Islam Lengkap
, 2012, Ghani Pressindo, hal. 605
Kemudian setiap 30 ekor sapi zakatnya 1 ekor tabi‟ atau tabi‟ah. Dan pada setiap 40 ekor zakatnya 1 ekor musinnah. Pada 50 ekor sapi zakatnya 1 ekor musinnah. Pada 70 ekor
zakatnya 1 ekor tabi‟ atau tabi‟ah dan 1 ekor musinnah. Pada 120 ekor sapi zakatnya 4 ekor
tabi‟ atau 3 ekor musinnah, dan begitu seterusnya ketetapannya. Nisob Unta :
Dari Sampai
Kadar Zakat
5 9
1 ekor kambing 10
14 2 ekor kambing
15 19
3 ekor kambing 20
24 4 ekor kambing
25 35
Bintu makhadh yaitu anak unta betinaa berusia 1 tahun 36
45 Bintu labbun yaitu unta betina berusia 2 tahun
46 60
Hiqqah yaitu unta betina berusia 3 tahun 61
75 Jazd‟ah yaitu unta betina yang berusia 4 tahun
76 90
2 ekor bintu labbun 91
120 2 ekor hiqqah
Sumber : Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiri,
Ensiklopedi Islam Lengkap
, 2012, Ghani Pressindo, hal. 605