2. Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2.9.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Apabila variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal artinya variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas pada penelitian ini adalah dengan melihat 1 nilai tolerance dan lawannya 2 variance inflation
factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah
nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 Ghozali, 2012: 105.
3.9.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui penyebaran varians gangguan. Ghozali 2012:139, uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas
Universitas Sumatera Utara
yaitu dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen dengan residualnya.
Dasar analisis: 1.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum PT Unilever Indonesia Tbk
4.1.1.1 Sejarah Singkat PT Unilever Indonesia Tbk
Sunlight lahir 163 tahun lalu di sebuah kota kecil di Inggris yaitu pada tahun 1851. William Heskech Lever, nama pria ini kemudian menjadi bagian dari
nama perusahaan terbesar dunia—Unilever. Pada tahun 1884, William memulai bisnis pembuatan sabun bersama saudara lelakinya, James. Mereka menamainya
Lever Brothers. Teknologi membuat sabun dari minyak sayur, merupakan yang pertama digunakan di dunia saat itu. Mereka kemudian menasbihkannya menjadi
Sunlight. Sunlight juga sangat inovatif, dengan menjadi sabun batangan pertama dalam kemasan dan memiliki merek–sehingga menarik perhatian para ibu. Di
masa itu, mereka harus memotong sendiri sabun yang diproduksi dalam potongan besar.
Dalam empat tahun, kedua bersaudara ini mencapai kesuksesan saat produksi sabun Sunlight mencapai 450 ton tiap minggunya. Pada era 1890an,
Lever bersaudara berekspansi ke daratan Eropa, Amerika dan koloni Inggris. Pada tahun 1900, Sunlight menjadi salah satu produk bermerk pertama yang dipasarkan
secara internasional. Dan pada tahun 1930, Lever bersaudara bergabung dengan perusahaan Belanda, Margarine Unie dan membentuk raksasa Unilever. Pada
tahun 1973, Sunlight lahir dalam bentuk cair, dengan menawarkan semua kebaikan dan kekuatan Sunlight sebagai cairan pembersih terkonsentrasi, yang
lebih mudah digunakan.
Universitas Sumatera Utara