Lembar Kerja Aktivitas Modul PKB 2017 PPKn SMP KK F

PPKn SMP KK F 155 No Bidang Kehidupaan Contoh Perwujudan Konsepsi Kewilayahan dan berbagai bidang Kehidupan 1 Politik 2 Ekonomi 3. Sosial Budaya 4. Hankam

F. Rangkuman

1 Wawasan Nusantara merupakan perwujudan konsepsi kewilayahan NKRI. Konsep dasar wilayah NKRI telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah .negara kesatuan Republik 2 Perwujudan konsepsi kewilaayahan NKRI meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan dan keamanan

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 13 Arti tingkat penguasaan: 90 – 100 = baik sekali 80 – 89 = baik 70 – 79 = cukup 70 = kurang ������� ���������� = �����ℎ ������� ����� �����ℎ ���� � 100 Kegiatan Pembelajaran 12 156 Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 13, jika masih di bawah 80 Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 12, terutama yang belum dikuasai. PPKn SMP KK F

BAGIAN II KOMPETENSI PEDAGOGIK

Kegiatan Pembelajaran 12 158 PPKn SMP KK F 159 Kegiatan Pembelajaran 13 Permasalahan Penyusunan Model Pendekatan Saintifik

A. Tujuan

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggali informasi tentang permasalahan materi pelajaran dalam penyusunan model pendekatan saintifik dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggalil informasi tentang Permasalahan sumber belajar dan media pembelajaran dalam penyusunan model pendekatan saintifik dengan benar. 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggali informasi permasalan penyusunan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam dengan benar.

B. Indikator Pencapain Kompetensi

1. Peserta diklat mampu menunjukkan permasalahan materi pelajaran dalam penyusunan model pendekatan saintifik . 2. Peserta diklat mampu menunjukkan permasalahan sumber belajar dan media pembelajaran dalam penyusunan model pendekatan saintifik 3. Peserta diklat mampu menunjukkan permasalahan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

C. Uraian Materi 1. Permasalahan Materi Pelajaran dalam Penyusunan Model Pendekatan

saintifik Pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi Kegiatan Pembelajaran 13 160 atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Hariadi, 2013. Materi pelajaran merupakan komponen pembelajaran yang selama ini dipahami oleh sebagian guru adalah buku paket mata pelajaran yang diwajibkan untuk dimiliki oleh peserta didik. Sumber belajar yang terbatas itu tentunya akan mempengaruhi pembelajaran tekstual terbatas pada buku paket yang dimiliki. Jika hal ini terjadi pada mata pelajaran PPKn, maka peserta didik hanya memahami konsep-konsep PPKn sebatas teoritis seperti yang ada dalam buku paket, yang berakibat peserta didik tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan juga tidak dapat mengkritisi masalah yang ada sehingga pada saat siswa diminta untuk menerapkan langkah saintitik yang pertama yaitu “ mengamati” sebagaian guru dan siswa hanya memanfaat buku penunjang yang berasal dr pemerintah. Mengingat Materi pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar Djamarah dan Zain, 2006: 43. Maka Tanpa materi pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Guru yang akan mengajar pasti memiliki dan harus menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik. Biasanya aktivitas peserta didik akan berkurang bila bahan pelajaran yang diberikan guru kurang menarik perhatiannya. Materi pelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik karena akan memotivasi peserta didik untuk belajar. 2. Permasalahan sumber belajar dan media pembelajaran dalam penyusunan model pendekatan saintifik Pola pendidikan tradisional menganggap pemanfaatan sumber belajar dan media sebagai penghambat atau tidak efisien, karena ketidaktahuan dengan pola baru, dan menganggap yang menjadi pusat perhatian adalah medianya, bukan informasi atau pengalaman yang disalurkan melalui media Danim, 1994: 10. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan dan kemajuan IPTEK menuntut pemanfaatan media yang harus dioptimalkan. Keterbatasan kemampuan guru dan minimnya media pembelajaran di sekolah menyebabkan pembelajaran PPKn di kelas masih menggunakan media konvensional sampai sekarang hal inilah yang menjadi kendala bagi guru pada saat menerapkan pendekatan saintifik pada saat proses “mengamati” . PPKn SMP KK F 161 Agar pendekatan saintifik dapat diterapkan dengan baik maka menuntut peran guru dalam merancang pembelajaran yang dimulai dari merumuskan indikator dan menentukan tujuan pembelajaran sesuaidengan KD, langkah-langkah pembelajaran samapi merancang kegiatan pembelajaran , media pembelajaran. Media pendidikan menurut Santoso S Hamidjojo dalam Rumamouk 1988 : 6 adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran, dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut biasanya sudah dituangkan dalam garis-garis besar tujuan pembelajaran. a Danim 1994 : 12-13 mengemukakan penggunaan media oleh guru dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu : b Meningkatkan mutu pendidikan, di mana dapat mempercepat dan membantu guru menggunakan waktu belajar dengan lebih baik, c Pendidikan yang individual, dengan mengurangi kontrol guru yang tradisional dan kaku, memberi kesempatan luas kepada anak untuk berkembang menurut kemampuannya dan belajar sesuai cara yang dikehendakinya; d Pengajaran lebih ilmiah, dengan merencanakan program pengajaran yang logis, dan sistematis, serta mengembangkan kegiatan pengajaran melalui penelitian, e Data lebih konkret; f Membawa dunia nyata ke dalam kelas g Penyajian pendidikan lebih luas. Namun kenyataannya sebagian guru belum mampu memanfaatkan dan menggunkan media dengan baik sehingga pembelajaran

3. Permasalahan Penyusunan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

Dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar di Indonesia, pemerintah menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Salah satu perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013 adalah pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran Kurikulum 2013 berbasis scientific dengan lima langkah pembelajaran yaitu mengamati, bertanya, mencoba, mengasosiasi dan Kegiatan Pembelajaran 13 162 mengomunikasikan. Namun, masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menggunakan pendekatan scientific untuk mengajar di dalam kelas. Kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam menggunakan pendekatan ini dapat timbul karena kurangnya persiapan yang dilakukan. Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah- langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa Alfred De Vito, 1989. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar Joice Weil: 1996, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik Zamroni, 2000; Semiawan, 1998. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode scientic yaitu

a. Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran meaningfull learning. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. • Menentukan objek apa yang akan diobservasi • Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi • Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder • Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi • Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar