Uji Normalitas Sebaran Uji Homogenitas Variansi
102
Penggunaan media video di kelas eksperiman sangat fungsional, menantang daya ingat, konsentrasi, dan yang terpenting peserta didik dapat
mengerti dan menangkap materi yang disampaikan. Penggunaan media video dalam pembelajaran IPA sangat menarik perhatian siswa karena
menggambarkan konsep tentang peristiwa-peristiwa perubahan alam secara kronologis dan langsung sehingga siswa tidak hanya membayangkan atau
mengira-ngira. Dengan beragam manfaat media video, maka penggunaan media video sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA sehingga siswa
tidak merasa jenuh dan pembelajaran berlangsung secara tidak monoton. Hal ini sejalan dengan manfaat media video yang dikemukakan oleh Arsyad
2010: 49-50 yaitu dapat memusatkan perhatian dan mempertahankan perhatian, dapat mengikuti pengarahan, melatih daya analisis, menentukan
arti konteks, dapat memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan, dan dapat merangkum, mengemukakan
kembali, atau mengingat kembali informasi. Dengan demikian media video sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.
Media video yang melibatkan dua indera yaitu indera pendengaran dan penglihatan secara bersamaan sangat membantu siswa dalam mencerna,
dan mengolah informasi, serta berimajinasi dalam pikiran siswa. Selain itu penggunaan media video yang dapat membuat siswa merasa tertantang,
merespon lebih positif, dan lebih bergairah. Berbeda halnya dengan siswa yang menggunakan bentuk pembelajara yang konvesional, mereka
cenderung mengerjakan hal lain, tidak semangat, dan kurang merespon
103
terhadap materi bahkan mengelung karena tidak mengerti apa yang disampaikan. Oleh karena itu media video dapat membantu guru dalam
proses pembelajaran yaitu bagaimana menyampaikan informasi melalui indera penglihatan dan pendengaran. Maka pembelajaran akan berjalan
tidak monoton. Setelah pengambilan data akhir kelas eksperiman, selanjutnya data
diolah dengan bantuan olah data SPSS versi 15. Hasil perhitungan menunjukan nilai rata-rata kelas eksperiman sebesar 63 kemudian menjadi
79,5. Hal itu berarti bahwa dikelas eksperiman terjadi peningkatan sebesar 16,5. Untuk kelompok kontrol pada saat pretest sebesar 63,5 dan pada saat
posttest sebesar 65,75. Berarti terjadi kenaikan sebesar 2,25. Meskipun kedua kelas sama-sama mengalami kenaikan rata-rata, namun kenaikan rata-
rata posttest pada kelas eksperiman lebih besar dibandingkan posttest kontrol. Kesimpulanya adalah nilai hasil belajar IPA lebih tinggi dengan
menggunakan media video dibandingkan dengan menggunakan bentuk pembelajaran konvensional. Sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 2 Kandangwangi antara yang diajar dengan media video dan yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.