49
e. Pemecahan masalah Kehidupan sehari-hari manusia selalu berhadapan dengan aneka
masalah yang perlu diselesaikan. Salah satu tolak ukur tingkat kecerdasan siswa banyak ditentukan oleh kemampuanya dalam
memecahkan masalah. Prinsip pemecahan masalah pada dasarnya menjiwai semua tipe pembelajaran yang tergolong pembelajaran
berpusat pada siswa. Menurut Dewey dalam Slameto, 2010: 145, langkah-langkah
dalam pemecahan masalah meliputi kesadaran akan adanya masalah, merumuskan masalah, mencari data dan merumuskan hipotesis,
menguji hipotesis, kemudian menerima hipotesis yang benar. pemecahan maslaah tidak selalu mengikuti urutan yang teratur,
melainkan dapat meloncat-loncat dalam melakukan langkah tersebut, sesuai dengan kompleksitas masalahnya.
f. Pembelajaran bermuatan nilai
Usman Samwato 2006: 3 mengemukakan bahwa mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang mempunyai potensi yang
dapat membentuk kepribadian anak-anak secara keseluruhan. IPA berfungsi dalam mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang
berguna untuk kehidupan sehari-hari serta keterkaitan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, keadaan lingkungan serta
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
50
Masyarakat atau lingkungan di sekitar memiliki nilai-nilai yang terpelihara dan perlu dihargai. Oleh karena itu, penerapan atau
pembelajaran IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan atau kontradiksi dengan nilai-
nilai yang di perjuangkan masyarakat sekitar. Penerapan prinsip pembelajaran IPA bermuatan nilai sebaiknya mengambil nilai-nilai
yang bersifat universal, sehingga dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Hal tersebut selaras dengan pendapat Supriyadi 2008: 12-13, bahwa Sains tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai Sains diantaranya
adalah nilai sosial. Nilai-nilai didefinisikan sebagai totalitas perasaan manusia secara individual maupun kelompok terhadap objek. Sains
tidak akan terisolisir dari aspek sosialnya. Kepentingan sosial memerlukan Sains.
g. Pakem Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan Prinsip Pakem pada dasaranya merupakan prinsip pembelajaran yang
berorientasi pada siswa aktif melakuakn kegiatannya, baik aktif berfikir maupun kegiatan yang bersifat motorik. Kedua aspek tersebut
kemudian dikemas dalam suatu paket pembelajaran yang kreatif. Siswa yang telah berpartisipasi aktif dalam pembelajaran diharapkan
dapat memunculkan kreatifitas siswa tersebut untuk mengembangkan atau menerapkan pengetahuan yang diperoleh. Dengan demikian
pembelajaran akan berjalan dengan efektif sekaligus menyenangkan.
51
Selain prinsip di atas ada beberapa prinsip pembelajaran IPA di sekolah dasar, antara lain :
a. Prinsip motivasi Motivasi adalah daya dorong seseorang untuk melakuakn sesuatu.
Motivasi ada dua macam yaitu motiviasi intrinsik berasal dari dalam dan ekstrinsik timbul karena rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik
mendorong rasa ingin tahu, ingin mencoba mandiri dan lebih maju. b. Prinsip latar
Pada hakekatnya siswa memiliki pengetahuan awal. Seseorang guru harus mengetahui hal ini, supaya kegiatan belajar tidak berawal dari
suatu kekosongan. c. Prinsip menemukan
Siswa SD memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut agar siswa
merasa senang dan tidak bosan. d. Prinsip Belajar Sambil Melakukan Learning by Doing
Pengalaman yang diperoleh melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak mudah untuk dilupakan, sehingga siswa dalam belajar
diarahkan untuk melakukan kegiatan. e. Prinsip Belajar Sambil Bermain
Pembelajaran yang dilakukan dalam suasana menyenangkan akan mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran.
52
f. Prinsip Hubungan Sosial
Kegiatan belajar akan lebih berhasil jika dikerjakan secara kelompok. Dalam kegiatan kelompok siswa menjadi tahu kekurangan dan
kelebihanya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan kerja sama dengan orang lain.
Dari perinsip-prinsip diatas nampak bahwa semuanya dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga
akan timbulnya minat dalam belajar. Untuk menunjang penerapan perinsip-perinsip tersebut, guru dalam mengelolah pembelajaran perlu:
a. Menyajikan kegiatan yang beragam sehingga tidak membuat siswa jenuh.
b. Menggunakan sumber belajar yang bervariasi, disamping buku acuan, antara lain memanfaatkan lingkungan, karena belajar akan bermakna
apabila berhubungan langsung pada permasalahan lingkungan sekitar siswa.
c. Kreatif dalam menghadirkan alat bantu pembelajaran. Proses ini dapat mempermudah siswa untuk memahami materi pembelajaran dan dapat
menolong proses berfikir siswa dalam membangun ilmu pengetahuan. d. Menciptakan suasana kelas yang menarik, misalnya panjangan hasil
karya siswa dan benda-benda lain, peraga yang mendukung proses pembelajaran.
53
e. Sesekali bekerjasama dengan masyarakat, kantor-kantor, bank, dll, sebagai sumber informasi yang terkait dengan parktek kehidupan
sehari-hari.
4. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Menurut Usman Samatowa 2006: 2, ruang lingkup pembelajaran IPA meliputi dua aspek yaitu: kerja ilmiah atau proses sains dan
pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah yang dimaksud adalah memfasilitasi keberlangsungan proses ilmiah yang meliputi
penyelidikanpenelitian berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah. Secara rinci lingkup
materi IPA dalam sekolah dasar dibagi menjadi 5 topik, yaitu: a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yang meliputi manusia, hewan
dan tumbuhan dengan lingkungan serta kesehatan. b. Bendamateri, sifat-sifat dan kegunaanya yang meliputi: cair, padat,
dan gas. c. Energi dan perubahanya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana. d. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya. e. Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat merupakan penerapan
konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu teknologi sederhana.
54
Sedangkan menurut E. Mulyasa 2010: 112 menyatakan bahwa ruang lingkup kajian IPA untuk SD atau MI meliputi aspek-aspek berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta
kesehatan. b. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair,
padat dan gas. c. Energi dan perubahanya meliputi: gaya, bunyi, panas,
magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainya.
Materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang diterapkan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar sesuai dengan silabus pembelajaran
adalah tentang Perubahan Lingkungan, dimana materi Perubahan Lingkungan ini menjelaskan tentang pengaruh perubahan lingkungan fisik
terhadap daratan misalnya terjadinya erosi, abrasi, air laut pasang, gunung meletus, kebakaran hutan, banjir, angin topan dan tanah longsor serta
mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungannya. Keterkaitan materi dengan pemilihan media pembelajaran adalah bahwa materi
mengenai perubahan alam ini merupakan materi yang bersifat konsep dan membutuhkan visualisasi yang baik sehingga siswa lebih mudah untuk
memahami isi materi melalui media video. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa ruang
lingkup IPA untuk Sekolah Dasar meliputi: makhluk hidup dan prosesnya, bendamateri, energi dan perubahanya, bumi dan alam semesta, serta sains
teknologi masyarakat.
55
F. Kerangka Berfikir
Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya. Hali ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu
mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Guru berkewajiban untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran IPA.
Selama ini proses pembelajaran IPA yang ditemui masih bersifat konvensional seperti ceramah, penugasan dan satu arah. Penekanan
pembelajaran IPA seharusnya bukan sebatas pada upaya menjejali siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak
pada upaya agar dapatmembantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan Life Skills esensial sebagai warga negara, serta sebagai bekal
bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk itu diperlukan sebuah media belajar baru yang lebih memberdayakan
siswa. Sebuah media belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal konsep-konsep, tetapi sebuah model belajar yang mendorong siswa
mengkonstruksikan di benak mereka sendiri, melalui proses belajar yang mereka alami sendiri, dan mereka temukan sendiri secara langsung sehingga
timbulahmotivasi untuk belajar, khususnya belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Dengan menggunakan media video, pesan disampaikan dengan
memadukan beberapa media yang meliputi teks, gambar hidup, aniamsi,
56
audio dan dapat memvisualisasikan materi yang bersifat dinamis sehingga dapat memberikan pemhaman dan pengalaman yang kongkrit dan dapat
menghindari verbalisme kepada pembelajar. Penggunaan video juga dapat membantu siswa mengkonstruksikan sendiri ilmu yang mereka pelajari.
Video juga menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak
pada siswa, di samping suara yang menyertainya. Sehingga, siswa merasa seperti berada di suatu tempat yang sama dengan program yang ditayangkan
video. Diharapkan penggunaan media video akan lebih baik dalam meningkatkan pemahaman konsep dan Hasil belajar siswa. Berikut adalah
gambaran dari kerangka berfikir dalam penelitian ini: Siswa Kelas IV SD
Pembelajaran masih menggunakan model
pembelajaran konvensional
Kurangnya pemahaman siswa pada materi perubahan
lingkungan Masalah yang timbul
dalam pembelajaran: • Kurang memudahkan
siswa dalam pembelajaran
• Guru mencelaskan materi dengan ceramah
dan penugasan yang bersifat satu arah
sehingga kurang interaksi
• Nilai rata-rata masih dibawah nilai KKM
yang sudah ditentukan Pembelajaran dengan
menggunakan media video
Pengaruh Media Video: Hasil Belajar Meningkat
Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian
57
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang menggunakan media video lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA SD kelas IV
dibandingkan dengan pembelajaran konvensionaldi SD Negeri 2 Kandangwangi.
2. Penggunaan media video dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kandangwangi lebih efektif daripada menggunakan bentuk
pembelajaran konvensional.