D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini yaitu: Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan
metode Problem solving secara kelompok dan individu.
32
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 4 Tangerang Selatan yang beralamat
di Jln. Pd. Ranji. Komp. Pertamina. Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11
– 29 Oktober, tahun ajaran 2010-2011.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen atau pre- eksperimental yaitu eksperimen yang belum baik.
1
karena pengontrolannya hanya dilakukan tehadap satu variabel saja. Jadi sesuai dengan tujuan peneliti yang
hanya ingin melihat sejauhmana perkembangan suatu hasil pada kelompok eksperimen selama diberi perlakuan.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian pada penelitian ini menggunakan pretest-postest contol group design, desain ini merupakan pengembangan desain pretest-posttest group
dengan desain static group comparison.
2
Perbedaanya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan
pretest.
3
Sebelum diberi perlakukan pada kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada konsep ikatan kimia, kemudian diberi
perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok yang satu menggunakan metode problem solving secara kelompok, sedangkan kelompok yang lain menggunakan metode
problem solving secara individu dan terakhir diberikan postest untuk mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa tentang konsep ikatan kimia. Berikut
adalah urutan pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti :
1
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta. hal.123.
2
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta. hal.125
3
Jhonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Luantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu. hal.87.
1. Menentukan kelas-kelas yang akan dijadikan kelompok subjek penelitian
serta menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu kelas yang akan diberi perlakuan problem solving secara kelompok dan yang akan diberi
perlakuan problem solving secara individu. 2.
Memberikan tes kemampuan awal pretes tentang konsep ikatan kimia pada kedua kelas tersebut.
3. Memberikan treatment perlakuan kepada kelas yang dijadikan subjek
penelitian pada konsep ikatan kimia, dengan perlakuan problem solving secara kelompok dan problem solving secara individu.
4. Memberikan tes kemampuan akhir postes tentang konsep ikatan kimia pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal-soal yang sama. 5.
Menilai hasil tes yang diperoleh dari kedua kelompok perlakuan, yaitu: kelompok atau kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode
problem solving secara kelompok dan yang akan diberi perlakuan problem solving secara individu.
6. Untuk selanjutnya data yang telah diperoleh dianalisis dan dipersiapkan untuk
membuat laporan penelitian. Selanjtnya Desain penelitiannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Kelompok Pretes
Perlakuan Postes
E
kel
O
1
X
1
O
2
E
indv
O
1
X
2
O
2
Keterangan : E
kel
= Kelompok eksperimen secara kelompok E
indv
= Kelompok Kontrol secara individu O
1
= Pretes untuk kelompok eksperimen O
1
= Pretes untuk kelompok kontrol
X
1
= Perlakukan dengan menggunakan metode Problem solving secara kelompok
X
2
= Perlakukan dengan menggunkan metode Problem solving secara individu
O
2
= Postes untuk kelompok eksperimen O
2
= Postes untuk kelompok kontrol
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok besar yang akan dijadikan generalisasi temuan penelitian.
4
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa- siswi SMAN 4 Tangerang Selatan. Dan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa-
siswi SMAN 4 Tangerang Selatan kelas X tahun pelajaran 2010-2011. Sedangkan sampel adalah kelompok kecil yang diselidiki dalam proses penelitian.
5
Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu sampel bertujuan
yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
6
Di SMAN 4 Tangerang Selatan jumlah kelas X ada 10 kelas. 8 kelas regular dan 2 kelas
bilingual dengan jumlah masing-masing sebanyak 32 siswakelas. Tetapi peneliti hanya mengambil dua kelas saja sebagai sampelnya yang memiliki karakteristik
yang hampir sama, yaitu kelas X-3 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelompok kontrol.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya.
7
4
Susilo. 2009. Prinsip-Prinsip Dan Teori Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta : Poliyama Widya Pustaka. hal. 69.
5
Susilo. 2009. Prinsip-Prinsip Dan Teori Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta : Poliyama Widya Pustaka hal.69.
6
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta. hal.183.
7
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. hal.2.