Dengan metode problem solving, siswa diharapkan dapat berpartisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu maupun kelompok dan termotivasi
untuk belajar serta mampu menggiatkan siswa untuk berpikir kritis sebagai suatu proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data, analisis data
dan evaluasi data dengan mempertimbangkan aspek kualitatif dan kuantitatif serta melakukan seleksi berdasarkan hasil evaluasi. Dan dapat menjadikan siswa aktif,
kreatif, dan inovatif dalam mencari dan memahami konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak dengan cara memvisualisasikannya, khususnya pada konsep
ikatan kimia. Serta tercipta dialog antara siswa dan guru sehingga proses pembelajaran lebih bermakna.
Dari latar belakang itulah, maka peneliti akan meneliti tentang “Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Diajar dengan Metode Problem Solving Secara
Kelompok dan Individu”.
B. Identifikasi Masalah
Berbagai macam latar belakang masalah yang mendasari terhadap hasil belajar yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini antara
lain : 1.
Hasil belajar siswa yang masih rendah. 2.
Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. 3.
suasana belajar yang kurang mengairahkan dan menyenangkan 4.
Minimnya pemahaman guru tentang metode pembelajaran. 5.
Guru tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. 6.
Tidak sesuainya pemilihan metode dengan konsep ikatan kimia.
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai permasalah yang telah diidentifikasikan, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti hanya pada masalah perbedaan hasil belajar
kimia siswa yang diajarkan secara kelompok dan individu melalui metode problem solving.
Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan masalah pada skripsi ini dan agar pembahasanya lebih terarah lagi, maka peneliti berusaha untuk memberikan
batasan-batasan masalah sebagai berikut : 1.
Adapun hasil belajar yang akan di bahas disini adalah hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan metode problem solving pada konsep Ikatan
Kimia. 2.
Perlakuan berupa penggunaan metode problem solving yang diajar secara individu pada kelompok kontrol dan metode Problem solving yang diajar
secara kelompok pada kelompok eksperimen. 3.
Adapun Konsep yang akan dibahas adalah konsep ikatan kimia yang meliputi kestabilan ion, ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang akan diteliti yaitu:
”Bagaimana perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang diajar dengan metode problem solving secara kelompok
dan individu ?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan metode problem solving secara kelompok dengan
menggunakan metode problem solving secara individu.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi calon peneliti lain yang akan
melakukan penelitian mengenai metode pembelajaran 2.
Diharapkan skripsi ini menjadi bahan masukan bagi guru dalam memilih metode pembelajaran yang paling tepat agar proses belajar-mengajar menjadi
lebih efektif dan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh selama duduk dibangku kuliah. 4.
Sebagai panduan bagi calon guru untuk memulai mengajar disekolah-sekolah.
7
BAB II LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat Metode Pembelajaran
a. Pengertian metode pembelajaran
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi
yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan manfaat
segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Maka siapapun yang telah menjadi guru harus mengenal, memahaminya dan mempedomaninya
ketika akan melaksanakan pemilihan metode. Bila ada para ahli yang mengatakan bahwa makin baik metode itu, maka makin efektif pula
pencapaian tujuannya.
1
Metode adalah tehnikcara mengajar. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode adalah pelicin jalan
pengajaran menuju tujuansasaran. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat
dijadikan sebagai alat yang efisien untuk mencapai tujuan.
2
Dalam hal ini metode pengajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan atau alat untuk mengoperasionalkan apa yang
direncanakan dalam strategi. Metode pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar mengajar.
3
1
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta. hal.1 dan 78.
2
Anissatul Mufarakah. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Teras. hal.80
3
W. Golu. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.Grasindo. Cet.pertama. hal. 4.