23 aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu
mengembangkan dirinya melalui kegiatan belajar sehingga dapat tercapai hasil belajar yang optimal. Indikator keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari ranah
kognitif dan afektif. Hasil belajar yang berkaitan dengan ranah kognitif dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah terjadi proses pembelajaran terutama pada
materi struktur bumi. Sementara untuk ranah afektif dapat diidentifikasi dari minat siswa terhadap pelajaran IPA apakah terjadi peningkatan atau sebaliknya setelah
pembelajaran terjadi.
2.1.5 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Sinolungan 1997 dalam Kurnia 2007: 1.4, siswa dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan
dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah. Siswa merupakan salah satu komponen yang mempunyai kedudukan sentral dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran tidak akan berlangsung tanpa adanya siswa. Untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, guru perlu
memahami karakteristik siswa terlebih dahulu. Siswa usia SD adalah semua anak yang berada pada rentang usia 6 -12
atau 13 tahun yang sedang berada dalam jenjang pendidikan SD. Kurnia 2007: 1.18-19 mengidentifikasi karakteristik perkembangan siswa usia SD antara lain:
1 Siswa usia SD disebut sebagai usia bermain
Penyebutan usia bermain pada siswa SD di karenakan sebagian besar waktu digunakan untuk bermain. Karakteristik ini menuntut guru untuk
24 melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan terutama untuk
kelas rendah. Guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya.
2 Siswa usia SD disebut sebagai usia berkelompok
Hal ini dikarenakan perhatian utama anak tertuju pada diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompoknya. Dari pergaulannya dengan
kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan
anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
3 Siswa usia SD disebut sebagai usia kreatif
Kecenderungan kreatif ini perlu mendapat bimbingan dan dukungan dari guru sehingga bekembang menjadi tindakan kreatif yang positif dan orisinal, tidak
negatif dan sekedar meniru tindakan kreatif orang atau anak yang lain. Jadi, dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, guru harus memilih
model pembelajaran yang mengandung unsur permainan, bekerja kelompok, serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan model pembelajaran Teams Games Tournament yang menyertakan permainan, bekerja kelompok, dan turnamen dalam pembelajaran
sehingga kreativitas anak dapat lebih mudah untuk dikembangkan. Pemilihan model pembelajaran Teams Games Tournament diharapkan dapat memberikan
25 kemudahan bagi siswa untuk belajar. Selain itu, proses pembelajaran menjadi
maksimal yang sebanding dengan perolehan hasil belajar siswanya.
2.1.6 Model Pembelajaran