Subjek Penelitian METODE PENELITIAN

76 memberikan informasinya secara fleksibel tetapi kontrol tetap dipegang oleh peneliti. c. Wawancara tidak-terstruktur Pertanyaan yang diberikan sangat terbuka, jawabannya lebih luas dan bervariasi. Model wawancara ini tidak menggunakan pedoman wawancara yang digunakan sebagai kontrol, karena pertanyaan yang diberikan muncul secara fleksibel menyesuakian keadaan dan momen tertentu. Wawancara dengan model ini digunakan untuk memahami fenomena tertentu, biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif partisipan. Dari bentuk wawancara diatas peneliti menggunakan metode wawancara semi-terstruktur. Karena dalam menyusun pertanyaan, peneliti menggunakan pertanyaan terbuka dimana terwawancara interviewee dapat memberikan informasinya secara luas namun masih terkontrol sesuai dengan pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti untuk menggali informasi. Metode wawancara tersebut di pakai karena peneliti lebih leluasa dalam mendapatkan informasi yang banyak dari subjek. Wawancara yang dilakukan menggunakan pedoman wawancara sehingga dalam proses wawancara lebih terarah secara tepat. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tape recorder serta catatan lapangan. Alat bantu penelitian ini digunakan untuk merekam dan mencatatat hasil wawancara dan pengamatan saat wawancara dengan subjek. 77

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Lexy J. Moleong 2010:175 mengatakan bahwa pengamatan langsung dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, sehingga peneliti dapat melihat dunia yang dilihat subjek serta dapat merasakan apa yang dialami dan dirasakan subjek sehingga peneliti bisa menjadi sumber data. Namun dalam hal ini penelitian tidak menggunakan jenis observasi partisipan dimana peneliti hanya mengamati saja dan tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan subjek. Menurut Patton Sugiyono, 2010:67, manfaat observasi adalah sebagai berikut: a. Melalui observasi dilapangan peneliti mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial. Oleh karena itu peneliti memperoleh pandangan secara menyeluruh. b. Dengan observasi peneliti memperoleh pengalaman baru. Dimana pengalaman itu dipakai sebagai acuan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Sehingga pendekatan induktif ini telah membuka tenemuan baru atau discovery . 78 c. Dengan observasi peneliti melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang beda dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” sehingga tidak terungkap dalam wawancara. d. Dengan observasi, peneliti menemukan hal-hal yang sedianya tidak terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. e. Dengan observasi, peneliti menemukan hal-hal yang diluar persepsi subjek, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

F. Instrumen Penelitian

1. Peneliti Sebagai Intrumen Penelitian

Lexy J. Moleong 2010:168 menjelaskan bahwa intrumen penelitian itu adalah peneliti itu sendiri. Peneliti dalam hal ini berperan sebagai perancang, pelaksana, pengumpul data, analisis data, penafsir data, dan sebagai pelapor hasil data.. Guba dan Lincoln Lexy J. Moleong, 2010:169 juga menyebutkan bahwa peneliti sebagai instrumen utama penelitian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: