59
b. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan 2005 :14 menerangkan tujuan-tujuan dari bimbingan dan konseling yang terkait dengan
aspek pribadi-sosial individu adalah: 1
Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik
dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan denga teman sebaya, sekolah, tempat kerja maupun masyarakat pada
umumnya.
2 Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan
saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3 Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat
fluktuatif antara yang meneyenangkan musibah, serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang
dianut.
4 Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
5 Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan
orang lain. 6
Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat. 7
Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga
dirinya. 8
Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
9 Memiliki kemampuan berinteraksi sosial human relationship,
yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
10 Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik masalah
baik bersifat internal dalam diri sendiri maupun dengan orang lain.
11 Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara
efektif. Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi 2004:29 , tujuan
bimbingan pribadi-sosial adalah untuk membantu siswa agar:
60
1 Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kehususan yang ada pada dirinya. 2
Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang yang mereka senangi.
3 Membuat pilihan secara sehat.
4 Mampu menghargai orang lain.
5 Memiliki rasa tanggung jawab.
6 Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi.
7 Dapat membuat keputusan secara efektif.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari bimbingan pribadi-sosial adalah untuk membantu individu agar
dapat membentuk sikap pribadi yang positif sehingga mampu merespon situasi pada lingkungan sosialnya.
2. Bimbingan Belajar
a. Pengertian Layanan Bimbingan Belajar
Menurut Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani 1991:107 bimbingan belajar adalah seperangkat usaha bantuan kepada peserta
didik agar dapat membuat pilihan, mengadakan penyesuaian, dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pengajaran atau
belajar yang dihadapinya. Sedangkan Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan 2005:10 menerangkan bahwa bimbingan belajar
merupakan bimbingan yang ditujukan untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik
dengan cara mengembangkan suasana belajar-mengajar yang
61
kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Senada dengan dua ahli diatas, Dewa Ketut Sukardi 2008:62 mengemukakan bahwa
layanan bimbingan belajar adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan
dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai
aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.
Dari pendapat ahli diatas, maka dapat diartikan bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan kepada peserta didik dengan
maksud membantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik dengan cara mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik serta mengembangkan suasana belajar-mengajar yang kondusif sehingga terhindar dari kesulitan belajar dan mampu
memecahkan masalah-masalah belajar yang dihadapinya.
b. Tujuan Layanan Bimbingan Belajar
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan 2005:15 menerangkan tujuan layanan bimbingan belajar sebagai berikut:
1 Agar siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif,
seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
2 Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.