150
tempat mencari
banyak teman
sekaligus relasi
dan juga
jaringan.Sedangkan St cenderung banyak menghabiskan waktunya untuk mengajar sebagai guru les privat untuk anak-anak SD.
Berdasarkan gambaran dinamika sosial yang dialami Mahasiswa bidikmisi dapat dilihat dari informasi interaksi sosial yang diungkap,
lingkungan sosial, penyesuaian diri dengan sosial, serta keaktifan dalam organisasi.
4. Dinamika Pendidikan Mahasiswa Bidikmisi
Gambaran dinamika akademik yang dialami mahasiswa bidikmisi dapat dilihat dari jumlah informasi yang diungkap yang menyangkut
informasi raihan prestasi akademik mahasiswa bidikmisi serta hambatan yang dialami mahasiswa bidikmisi untuk meraih prestasinya.
Berdasarkan prestasi akademik, ketiga subjek memiliki nilai akademik yang tinggi. Mk tercatat sebagai mahasiswa berprestasi kedua
di FIP. Dari semua prestasi Mk yang paling menonjol adalah prestasi keagamaannya. Mk tercatat hampir setiap tahun mendapatkan trofi
perlombaan MTQ di UNY. Selain itu Mk juga pernah mewakili UNY diajang perlombaan MTQ antar mahasiswa di Makasar. Dan yang paling
membuatnya bangga, Mk pernah mewakili UNY diajang serupa yang diadakan di Malaysia. Sedangkan An dan St kurang begitu menonjol di
segi prestasi seperti Mk. Akan tetapi An lebih menunjukan eksistensinya
151
di bidang keorganisasian sebagai aktifis mahasiswa dan pernah tercatat sebagai mapres urutan kedelapan di FIP. Sedangkan St lebih terfokus
pada pencapaian nilai akademik dan merupakan mahasiswa bidikmisi yang memiliki nilai IPK tertinggi dikelasnya. Tercatat Mk memiliki IPK
3,61, An memiliki IPK 3,7, St memiliki IPK 3,78. Hal ini sudah sesuai dengan tujuan diselenggarakannya program bantuan bidikmisi pada buku
pedoman bidikmisi Ditjen Dikti
,
2012:4 yaitu meningkatkan prestasi mahasiswa, baik pada bidang akademikkurikuler, ko-kurikuler maupun
ekstra kulikuler. Hal yang menghambat pencapaian akademik mahasiswa
bidikmisi secara umum adalah burn out, mudah menyerah, takut terhadap tekanan. selain itu keadaan ekonomi keluarga yang mengharuskan
mahasiswa bidikmisi untuk bekerja juga menjadi penghambat mahasiswa bidikmisi untuk meraih prestasi yang lebih maksimal. St memiliki
potensi yang jauh lebih besar dibandingkan kedua subjek lain. Hanya saja situasi dan keadaan yang mengharuskan St bekerja untuk menutup
kebutuhan ekonomi lah yang membatasi gerak St untuk menunjukkan potensi yang lebih besar lagi. Hal serupa juga pernah terjadi pada Mk
yang mengaku pernah bekerja namun berhenti lantaran tidak bisa membagi waktunya.
Berdasarkan gambaran dinamika akademik mahasiswa bidikmisi diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa bidikmisi ditekankan untuk
berprestasi baik di bidang akademik, kulikuler, ko-kurikuler, ekstra
152
kulikuler maupun dibidang keorganisasian. Hal yang biasanya menghambat
pencapaian prestasi
mahasiswa bidikmisi
adalah keterbatasan pada diri sendiri maupun keterbatasan dari segi ekonomi.
Keterbatasan dari diri sendiri misalnya malas, mudah menyerah, dan takut terhadap tekanan dari luar. Sedangkan keterbatasan dari segi
ekonomi adalah biaya hidup yang mahal sehingga mahasiswa bidikmisi harus memenuhi kebutuhan ekonominya dengan bekerja.
5. Dinamika Psikologis Mahasiswa Bidikmisi
Gambaran dinamika psikologis yang dialami mahasiswa bidikmisi dapat dilihat dari jumlah informasi yang diungkap yang
menyangkut penyesuaian diri terhadap kondisi yang baru, kesejahteraan psikologis mahasiswa bidikmisi, hal yang bisa motivasi mahasiswa
bidikmisi, serta penilaian kematangan psikologis mahasiswa bidikmisi. St merupakan pribadi yang menerima kondisinya dengan apa
adanya. Dilingkungan perguruan tinggi maupun di lingkungan rumah St selalu bisa menempatkan dirinya dengan baik, begitupun MK yang
mampu cepat beradaptasi dilingkungan yang baru. Sedangkan An mampu membatasi pergaulannya dengan pergaulan yang bermanfaat saja. Hal ini
sesuai dengan pendapat Rita Eka Izzaty, dkk. 2008 mengenai tugas perkembangan remaja yaitu mencapai perilaku sosial yang bertanggung
jawab serta menerima diri sendiri dan mengandalkan kemampuan dan sumber-sumber yang ada pada dirinya.