Mengamati Observing Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific

38 interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan faktakonsepteori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan c. Mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan dari konsepteoripendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber. Mengkomunikasikan communicating a. Menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram atau grafik; menyusun laporan tertulis b.Menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan. Menyajikan hasil kajiandalam mengamati sampai menalar dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain. Selain telah dijelaskan pada tabel di atas, maka penjelasan dari masing-masing langkah pembelajaran dengan pendekatan Scientific dalam penelitian ini akan dijelaskan lebih rinci oleh beberapa ahli, antara lain sebagai berikut:

a. Mengamati Observing

Ambdul Majid 2014: 211 metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran meaningfull learning. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek 39 secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Menurut Abdul Majid 2014: 212 metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Menggunakan metode observasi maka peserta didik akan mampu menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh pendidik. Dalam penelitian ini, akan diamati persiapan dan hal-hal yang dibutuhkan dalam setiap langkah pembelajaran. Tentu dalam langkah pembelajaran pada kegiatan mengamati biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. 1 Langkah-langkah Observasi Daryanto 2014: 61 kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini: a Menentukan objek apa yang akan diobservasi. b Membuat pedoman observasi sesuai dengan dengan lingkup objek yang akan diobservasi. c Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder. d Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi. 40 e Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. f Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, camera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. Pada kegiatan observasi terdapat prosedur atau langkah- langkah yang harus diperhatikan sesuai yang telah dipaparkan di atas. Sebagai salah satu tahap kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Scientific, observasi menjadi bagian terpenting untuk memperoleh informasi, data atau fakta. 2 Jenis Observasi Mengutip dari Daryanto 2014: 61 kegiatan observasi dalam proses dalam pembelajaran dalam meniscayakan keterlibatan peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut. Berikut jenis observasi dilihat dari keterlibatan peserta didik menurut Daryanto, yaitu: a Observasi biasa common observation. Pada observasi biasa untuk kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melakukan observasi complete observer. Di sini peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. 41 b Observasi terkendali controlled observation. Pada observasi terkendali untuk kepentingan pembelajaran, peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Pada observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu, pada pembelajararan dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai percobaan atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi. c Observasi partisipatif participant observation. Pada observasi partisipatif, peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek yang diamati. Observasi semacam ini mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati. Selain jenis observasi yang ada pada penjelasan sebelumnya, Abdul Majid 2014: 213 juga memaparkan bahwa selama proses pembelajaran, peserta didik dapat melakukan observasi dengan dua cara pelibatan diri. Kedua cara pelibatan dimaksud yaitu observasi berstruktur dan observasi tidak terstruktur, seperti dijelaskan berikut ini: a Observasi berstruktur. Pada observasi berstruktur dalam rangka proses pembelajaran, fenomena subjek, objek, atau situasi apa yang ingin diobservasi oleh peserta didik telah direncanakan secara sitematis dibawah bimbingan pendidik. 42 b Observasi tidak terstruktur. Pada observasi tidak terstruktur dalam rangka proses pembelajaran, tidak ditentukan secara baku mengenai apa yang harus diobservasi oleh peserta didik. Dalam kerangka ini, peserta membuat catatan, rekaman, atau mengingat dalam memori secara spontan atas usbjek, objektif, atau situasi yang diobservasi. 3 Alat Observasi Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta didik dan pendidik melengkapi diri dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain. Daryanto 2014: 63 menyebutkan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti: a tape recorder, untuk merekam pembicaraan, b kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual, c film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau secara audio-visual, dan d alat-alat lain sesuai dengan keperluan. Secara lebih luas dijabarkan oleh Abdul Majid 2014: 214, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa: a Daftar cek cheklist, Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek atau faktor- faktor yang akan diobservasi. 43 b Skala rentang rating scale, Skala rentang, berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. c Catatan anekdotal anecdotal record, Catatan anekdot berupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan pengajar mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. d Catatan berkala, dan alat mekanikal mechanical device. Alat mekanikal berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh objek atau subjek yang diobservasi. Pada kegiatan observasi tentu membutuhkan alat untuk mendukung jalannya observasi. Tanpa adanya alat maka observasi akan berjalan kurang sempurna bahkan akan sia-sia. Pemilihan alat juga akan berpengaruh terhadap apa yang dibutuhkan, sehingga alat yang dipilih juga harus sesuai dengan kebutuhan pada observasi yang dilaksanakan. 4 Prisip-prinsip dalam Observasi Pembelajaran Menurut Abdul Majid 2014: 214 Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama observasi pembelajaran adalah sebagai berikut: a Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk kepentingan pembelajaran. 44 b Banyak atau sedikit homogenitas atau heterogenitas subjek, objek, atau situasi yang diobservasi. Makin banyak dan heterogen subjek, objek, atau situasi yang diobservasi, makin sulit kegiatan observasi itu dilakukan. Sebelum observasi dilaksanakan, guru dan peserta didik sebaiknya menentukan dan menyepakati cara dan prosedur pengamatan. c Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan melihat, membaca, mendengar hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

b. Menanya Questioning

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) Efektivitas Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Pada Pembelajaran Ekonomi Kelas VIII G Di SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.

0 4 12

EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI KELAS VIII G DI SMP NEGERI 1 Efektivitas Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Pada Pembelajaran Ekonomi Kelas VIII G Di SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Tahun Ajaran 2

0 6 14

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajara

0 2 15

Artikel Publikasi: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 12

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 14

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS IVB SEKOLAH DASAR NEGERI TLACAP.

0 6 289

KESIAPAN SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR NEGERI SERAYU YOGYAKARTA.

0 6 223

PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 09 SUNGAI RAYA

0 0 15

INKUIRI TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS

0 0 8

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 15