32 Gambar 1. Hasil Belajar Melahirkan Peserta Didik Yang Produktif,
Kreatif, Inovatif, dan Afektif melalui Penguatan Sikap, Ketrampilan, dan Pengetahuan yang Terintegrasi
Sumber: Daryanto, 2014: 53 Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan Scientific akan menuntut keseimbangan kemampuan sikap afektif, pengetahuan
kognitif, dan keterampilan psikomotor. Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik
yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific
Setiap pembelajaaran pasti memiliki tujuan, begitu pula dengan pembelajaran dengan pendekatan Scientific. Menurut Daryanto 2014: 54
beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah: a.
Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
33 b.
Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan. d.
Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. e.
Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
f. Untuk mengembangkan karakter siswa.
Dilihat dari tujuan pembelajaran yang telah diuraikan, bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Scientific menuntut siswa
untuk berpikir tingkat tinggi. Kebermaknaan dalam pembelajaran menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diperoleh oleh setiap peserta didik
guna mambangun individu yang berkarakter.
3. Kaidah-kaidah Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran
Penggunaan pendekatan Scientific dalam pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan tersebut bercirikan
menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Pendapat Daryanto 2014: 56
proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah
jika memenuhi kriteria seperti berikut ini.
34 a.
Subtansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. b.
Proses pembelajaran harus terindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui
coba-coba, dan asal berpikir kritis.
4. Esensi Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran