Pembiayaan Haji Unsur-Unsur Penyelenggaraan Haji Embarkasi Jakarta

Pelayanan angkutan perhajian di Arab Saudi terbagi dalam tiga tipe layanan. Dari data transportasi yang ada di Sekretariat Daker Makkah, bisa diketahui bahwa tiga tipe layanan angkutan jamaah itu terdiri dari: pertama, layanan angkutan shalawat. Tipe ini merupakan layanan angkutan untuk mobilisasi jamaah dari pemondokan menuju Masjidil Haram pulang pergi. Angkutan ini berupa bus dengan tiga pintu transportasi shalawat disediakan bagi jamaah haji Indonesia yang tinggal di wilayah Aziziyah, Mahbas Jin, Ma’abdah dan Rezakhir, serta Bakhutmah. Layanan angkutan berikutnya adalah transportasi antar kota perhajian. Sarana transportasi ini akan melayani 8 rute yaitu Madinah ke Makkah, Makkah ke Madinah, Makkah ke Bandara Jeddah, Madinah ke Bandara Jeddah, Bandara Jeddah ke Makkah, Bandara Jeddah ke Madinah, Bandara Madinah ke Pemondokan Madinah, dan Pemondokan Madinah ke Bandara Madinah. Tipe layanan angkutan transportasi yang ketiga adalah angkutan Armina Arafah – Muzdalifah – Mina. Layanan ini mencakup perjalanan dari Makkah ke Arafah pada tanggal 8 Dzulhijjah yang diperkirakan menempuh jarak sekitar 21 km.

4. Hubungan Antar Negara

Hubungan antar Negara yang baik merupakan salah satu faktor penentu dalam penyelengaraan haji. Buruknya hubungan antar Negara akan menyebabkan kesulitan yang akan dialami oleh calon haji maupun penyelenggara haji. Kondisi haji memerlukan pengaturan dan pengorganisasian yang melibatkan hubungan antar Negara, sehingga dengan melihat kondisi dan kemampuan yang dimiliki, pemerintah arab Saudi menetapkan peraturan pemerintah Arab Saudi tentang penyelenggaraan haji yang harus ditaati oleh seluruh jamaah haji, peraturan tersebut disebut Ta’limatul hajj.

5. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji

Operasional penyelenggaraan ibadah haji melibatkan banyak lembaga pemerintah dan non pemerintah yang bertugas sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing, tidak hanya ditangani oleh Kementerian Agama saja. Dalam negri pelayanan jamaah haji pada tingkat nasional, khususnya di Indonesia ditangani oleh Kementerian dan lembaga terkait seperti Kementerian Kehakiman dan Hak asasi Manusia, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negri, Bank Indonesia, lembaga keuangan Bank milik pemerintah dan swasta, perusahaan penerbangan, biro perjalanan haji, organisasi kemasyarakatan dan lembaga keagamaan Islam. Sedangkan di Arab Saudi, ditangani oleh Kementerian Haji Arab Saudi, Muasassah, Majmuah, Naqobah, Imigrasi, Bea Cukai, Kesehatan, Perhubungan, dan seluruh unsur pelayanan oleh pemerintah Arab Saudi, dengan melibatkan perwakilan Negara asal. Karena melibatkan hubungan antara pemerintah Government to government dan demikian banyak pihak serta lembaga yang secara institusional mempunyai wewenang terhadap pelaksanaan haji maka diperlukan suatu sistem untuk menangani masalah haji, dan dalam kaitan inilah organisasi pelaksanaan haji berperan dalam mengurus, mengelola, menata laksana dan mengatur pelaksanaan haji. 52 Undang-undang nomor 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji pasal 11 menjelaskan bahwa Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di daerah yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi. 53 Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta adalah sekelompok panitia yang diangkat oleh Direktur Jenderal atas usul Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi embarkasi setempat yang bersifat non permanen sistem. Dan penulis membahas tentang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH di embarkasi Jakarta yang mempunyai tugas bertanggung jawab pada terlaksananya pembinaan, pelayanan umum, bimbingan ibadah, dan pelayanan kesehatan serta perlindungan haji setiap jamaah di embarkasi dan jamaah yang dilayani adalah jamaah haji regular. Pelayanan yang diberikan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH di embarkasi Jakarta meliputi: 52 Nidjam Ahmad dan Hanan Alatief, Manajemen Haji Jakarta: Nizam press, 2004, cet ke-1 h.13 53 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Pasal 11