Melaksanakan Evaluasi Manajemen Pelayanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi
Selama menerima pelayanan satu atap, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji yang bertugas di Asrama Haji Jakarta telah mengaturnya
dengan baik, tertib dan lancar. Menurut penulis, metode pelayanan satu atap merupakan aplikasi manajemen yang sudah dilaksanakan oleh
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Jakarta demi mencapai visi yang telah ditentukan yaitu: menjadi pelayan jamaah haji Embarkasi
Jakarta melalui manajemen perhajian yang profesional dan inovatif disertai integritas yang tinggi.
Setelah jamaah tiba di asrama dan turun dari bus, jamaah menyerahkan bagasi kepada petugas, agar bagasi jamaah segera
diperiksa dengan alur pemeriksaan bagasi sebagai berikut:
Tabel 4.4: Alur Bagasi Jamaah
Keterangan : 1.
Bagasi diterima dari jamaah haji, 2.
Ditimbang oleh petugas Gapura, ditulis colly dan beratnya kg, 3.
Dilakukan pemeriksaan dengan x-ray dan diberi label x-ray oleh Petugas Angkasa Pura dan Bea Cukai,
4. Dikirim ke gudang utama untuk persiapan pengiriman ke Bandara Halim Perdana
Kusuma 5.
Dikirim ke Bandara Halim Perdana Kusuma, H-6 jam bagasi sudah disimpan di dalam container bersegel Dirjen Bea dan Cukai dikirim ke bandara,
6. Bagasi dimasukkan ke dalam bagasi pesawat,
7. Diterbangkan bersama dengan jamaah calon haji ke tanah suci
Sumber Paper: Laporan Operasional Pemberangkatan tahun 2014
Pelayanan yang diberikan Panitia bidang penerimaan ketika jamaah haji masuk ke dalam gedung SG2, Jamaah haji disambut oleh Bidang
Penerimaan Jamaah yaitu Bapak H. Hamidullah AR kemudian dipersilahkan duduk Jamaah Pria dan Wanita tempat duduknya dipisah
untuk mendengarkan pengarahan dari bidang penerimaan jamaah sekaligus berkenalan dengan petugas kloter, baik TPHI, TPIHI, maupun
TKHI. Pelayanan pertama pada one stop servise yaitu diberikan oleh
panitia bidang kesehatan pada meja pemeriksaan dan petugas KKP memberikan stempel pada buku kesehatan, lalu dokter memeriksa
jamaah secara bergantian di meja pemeriksaan kesehatan jamaah, jika jamaah haji tidak ada masalah dengan kesehatannya, maka langsung
menuju meja III Meja Penerimaan Jamaah. Jika jamaah haji ada masalah kesehatan atau termasuk Wanita Usia Subur WUS oleh dokter
diminta untuk pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan
laboratorium dibawa kembali ke dokter untuk mendapatkan rekomendasi tidak lanjut kepastian berangkat atau pembatalan atau rujukan ke
poliklinik. Jika harus dirujuk ke rumah sakit maka jamaah haji dirujuk ke Rumah Sakit Haji Jakarta atau ke Rumah Sakit Sulianti Saroso. Jika
jamaah haji dinyatakan oleh dokter rumah sakit harus dirawat, maka jamaah haji harus dirawat, jika sembuh sebelum masa pemberangkatan
berakhir, maka jamaah haji tersebut ke dokter penerimaan untuk mendapatkan ijin berangkat dan melakukan proses selanjutnya, jika