Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

dititik beratkan pada sektor jasa pelayanan dengan memberikan kepuasan yang prima kepada jamaah. 6 Sebagaimana pelayanan jamaah haji yang diberikan oleh Panitia dan Petugas Haji di asrama haji embarkasi, karena asrama haji merupakan tempat proses kesiapan administratif dan dokumen terakhir bagi jamaah haji dan mereka dapat beristirahat dalam waktu kurang lebih 24 jam serta mendapat pelayanan lainnya seperti pemeriksaan kesehatan, penimbangan barang bawaan bagasi dan manasik haji yang sebelumnya sudah diberikan di kota masing-masing. Asrama haji embarkasi Jakarta Pondok Gede menerapkan sistem pelayanan satu atap, dimana semua unsur petugas pelayanan berada dalam satu ruangan untuk memproses administrative dan dokumen, membagikan perlengkapan haji kepada jamaah antara lain buku kesehatan, paspor, gelang identitas, dan uang living cost. Hal tersebut sejalan dengan amanat Undang- Undang No.13 tahun 2008 pasal 11 bahwa Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH di tingkat pusat, di daerah yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi. 7 Secara khusus yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tugas dan fungsi dari PPIH Embarkasi Jakarta. Dimana tugas dan fungsi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta adalah menyelenggarakan operasional pemberangkatan dan pemulangan haji di asrama haji embarkasi sesuai dengan kebijakan Direktorat Jenderal 6 Hanan Alatif dan Nizam Ahmad, Manajemen haji Jakarta: Nizam Press, 2004 h. 19 7 Republika Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Penyelenggaraan Haji dan umrah, Jakarta: Sekertariat Negara, 2008, Pasal.13 Penyelenggaraan Haji dan Umrah, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji meliputi antara lain pelayanan dokumen, akomodasi, pembinaan jamaah dan petugas, keamanan, perbekalan, penerbangan, imigrasi, bea cukai, dan kesehatan serta mengkoordinasikan kegiatan pelayanan dengan unsur instansi terkait. 8 Adapun jumlah anggota Personil PPIH Embarkasi Jakarta disesuaikan dengan kebutuhan organisasi sebanyak 23 orang, dan keanggotaan PPIH Embarkasi jakarta terdiri dari unsur Pejabat Kantor Wilayah Kementerian Agama dan instansi terkait. Dalam pelaksanaan tugasnya PPIH Embarkasi Jakarta mengangkat pembantu panitia yang disebut dengan pembantu PPIH Embarkasi sebanyak 65 orang. Menurut ketentuan jumlah pembantu PPIH embarkasi disesuaikan dengan kebutuhan, dengan ketentuan jumlah maksimum 1 :75 bagi embarkasi yang jamaahnya kurang dari 10.000, sedangkan embarkasi yang jamaahnya lebih dari 10.000 orang, maka jumlah pembantu PPIH 1 :100 1 orang petugas pembantu PPIH melayani 100 orang jamaah 9 Untuk melaksanakan tugas dan fungsi PPIH dengan baik maka perlu adanya manajemen yang baik karena manajemen merupakan aktivitas untuk mengatur kegunaan sumber daya manusia bagi tercapainya tujuan organisasi 8 Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Pedoman Kerja PPIH Embarkas, Jakarta: Kementrian Agama, 2010, h. 24 9 Ibid., h. 26 secara efektif. 10 Dalam hal pelayanan haji tentunya yang diberikan PPIH kepada jamaah haji yaitu berupa jasa maka perlu adanya pelayanan yang berkualitas karena jika layanan jasa yang diterima melampaui atau melebihi harapan jamaah, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas jasa yang ideal. Sebaliknya jika kualitas jasa yang diterima lebih rendah dari harapan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Disinilah peran PPIH dalam membantu jamaah haji dengan pelayanan 24 jam yang diberikan PPIH selama di asrama haji Jakarta Pondok Gede sebelum di berangkatkan ke Tanah Suci, untuk mempersiapkan segala keperluan jamaah yang akan melaksanakan ibadah haji. PPIH sebagai perwakilan dari pemerintah harus memberikan pelayanan yang terbaik untuk jamaah sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan, sehingga masyarakat Indonesia khususnya jamaah haji dapat menilai kesungguhan pemerintah sebagai penyelenggara haji yang baik dan profesional. Beberapa kelemahan PPIH Embarkasi Jakarta 2014 yang ditemui oleh penulis dalam praktikum berkaitan dengan manajemen pelayanan yang diberikan PPIH kepada jamaah haji antara lain : 1. PPIH Bidang Penerimaan dan Pemberangkatan terutama penguusan terhadap jamaah udzur kurang santun jamaah dalam memberikan pelayanan pemeriksaan barang di x-ray, 2. PPIH Bidang Pembinaan Jamaah dan Petugas terutama Seksi Pemantapan Manasik Haji masih kurang melakukan sosialisasi untuk mengajak 10 Zaini Muchtarom, Dasar - Dasar Manajemen dakwah Yogyakarta: Al-amin IKFA, 1996 cet ke-1, h.37 jamaah dalam mengikuti kegiatan manasik haji yang dilaksanakan ba’da ashar sehingga banyak jamaah yang tidak ikut serta, pengetahuan tentang manasik masih perlu ditingkatkan karena masih banyak dijumpai jamaah haji yang berkonsultasi, 3. PPIH Bidang Dokumen masih kurang teliti dalam penulisan nama jamaah secara lengkap dalam rangka pengolahan kloter, rombongan dan data manifest, 4. PPIH Bidang Kesehatan kurang professional ketika menghadapi jamaah yang belum suntik maningitis dan melakukan pemeriksaan akhir, 5. PPIH Bidang Penerimaan bersikap kurang ramah terhadap Tim Kesehatan Haji Daerah TKHD ketika lembar biru dan Surat Panggilan Masuk Asrama SPMA TKHD tersebut hilang. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian manajemen pelayanan PPIH Embarkasi Jakarta Pondok Gede kemudian penulis menjadikan bahan dan skripsi dengan judul ’’Manajemen Pelayanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta Pada Musim Haji 2014“

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu Manajemen Pelayanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta Pada Musim Haji 2014, sehingga diharapkan dapat terarah dan terfokus pada masalah manajemen pelayanan haji yang dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Jakarta tahun 2014.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah suatu pernyataan yang dirumuskan dalam kalimat tanya, bersifat padat isi, jelas maksudnya sehingga memberikan petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data guna menjawab pernyataan yang terkandung didalamnya. 11 Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimanakah manajemen Pelayanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta pada musim haji 2014? b. Aspek pelayanan apa saja yang diberikan PPIH Embarkasi Jakarta terhadap jamaah haji tahun 2014? c. Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat pelayanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta terhadap jamaah haji 2014?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah yang sudah dinyatakan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui sistem manajemen Pelayanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta pada musim haji 2014 11 Suryabrata Sumadi, Metode Penelitian Jakarta: CV Rajawali, 1993, h.71 b. Untuk mengetahui aspek pelayanan apa saja yang diberikan PPIH Embarkasi Jakarta terhadap jamaah haji tahun 2014? c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat pelayanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta terhadap jamaah haji 2014

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian pelayanan PPIH Embarkasi Jakarta dapat diketahui melalui dua pendekatan sebagai berikut: a. Teoritis yaitu menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam memperoleh informasi tentang pelayanan yang diberikan PPIH terhadap jamaah haji 2014 b. Praktisi 1 Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta dapat memberikan pelayanan terbaik dan berupaya meningkatkan pelayanan kepada jamaah haji, PPIH juga sebagai referensi manajemen pelayanan yang efektif dan efesien agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pelayanan yang diberikan. 2 Jamaah haji adalah sebagai salah satu sumber informasi mengenai pelayanan yang diberikan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH embarkasi selama di Asrama haji Jakarta.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penyusunan skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu melakukan penelitian untuk menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan memilih metode kualitatif, penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi. 12

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dalam penelitian ini adalah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta tahun 2014 b. Objek penelitian ini adalah manajemen pelayanan yang diberikan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta terhadap jamaah haji tahun 2014

3. Pemilihan Informan

Pemilihan informan dalam penelitian ini adalah Pejabat dan Staf Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji Kanwil Kemenag DKI Jakarta yang juga sebagai salah satu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta 2014 dengan menetapkan subjek penelitian menggunakan sampel teoritis yang dipilih dengan kriteria tertentu, 12 Rahmat Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2002, Cet.11, h.24