74
diobservasi secara langsung, pada umumnya perempuan lebih sering mencuci tangannya 74, sementara laki-laki hanya 61 Timmreck, 2005. Dengan
lebih banyaknya laki-laki yang bekerja sebagai pedagang makanan jajanan, terdapat kemungkinan higiene sanitasi yang lebih rendah pada responden yang
berjenis kelamin laki-laki dibandingkan responden perempuan, sehingga kesadaran akan pentingnya higiene sanitasi perlu ditingkatkan dengan cara
pelatihan dan penyuluhan, terutama pada responden laki-laki.
6.2.2 Umur
Hasil penelitian menunjukkan responden paling banyak berada pada kelompok umur 31-40 tahun 34,3 dan paling sedikit yaitu umur ≤ 20 18
tahun 5,7. Karakteristik umur ini serupa dengan penelitian Budiyono 2008, dimana umur responden terendah 17 tahun sebesar 2,8 dengan
rata-rata umur responden kurang dari 41 tahun. Banyaknya kelompok usia 31-40 tahun yang bekerja sejalan dengan data
dari Portal Data Indonesia 2012, dimana jumlah penduduk yang bekerja menurut umur yang jumlahnya paling besar adalah kelompok umur 31-40
tahun 1.440.182 jiwa. Kelompok umur 31-40 tahun menempati jumlah terbesar dikarenakan rentang usia tersebut merupakan puncak usia produktif.
Banyaknya jumlah responden pada usia produktif tergolong sebagai orang yang dewasa dan dapat mengerti segala sesuatu. Setidaknya dengan keadaan
ini, responden dapat berpikir dan menanggapi secara positif bagaimana cara menangani makanan yang sesuai dengan persyaratan higiene sanitasi jika
75
sewaktu-waktu diberikan penyuluhan. Hal ini diperkuat oleh penelitian Marsaulina 2004 bahwa terdapat perbandingan yang nyata pada usia
pedagang makanan jajanan, dimana semakin tua usianya semakin baik tingkat pengetahuan kebersihan makanannya.
6.2.3 Jenis Sarana Berdagang
Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 35 responden, gerobak lebih banyak digunakan untuk berjualan makanan jajanan 68,6 dibandingkan
kios. Di sisi lain dalam alasan pemilihan jenis sarana berdagang, berdasarkan penelitian Zendrato 2012, para pedagang makanan lebih memilih
menggunakan gerobak karena sangat praktis dan ekonomis. Gerobak juga digunakan sebagai strategi berjualan karena dapat menarik konsumen jika
terlihat bersih serta dapat menjadi media promosi dengan menambahkan warna, tulisan atau gambar.
Penggunaan gerobak yang praktis dibandingkan kios ternyata memiliki sisi negatif. Seringkali gerobak yang diamati keadaannya lebih kotor dibandingkan
kios. Gerobak memiliki tempat penyimpanan yang lebih kecil dan gelap pada bagian bawah. Penutup tempat penyimpanan tersebut terdapat di bagian sisi
belakang didekat pendorong yang memiliki bidang yang lebih sempit dibandingkan sisi kanan dan kirinya. Karena bidang pada sisi tersebut lebih
sempit, cahaya yang masuk lebih sedikit sehingga lebih sulit untuk dibersihkan. Tempat penyimpanan tersebut seringkali digunakan untuk
menyimpan peralatan makan dan peralatan masak.
76
Peralatan yang disimpan tersebut berisiko terkontaminasi oleh permukaan tempat penyimpanan. Hal ini diperkuat oleh penelitian Susanna dan Hartono
2003, ysng mernyatakan gerobak lebih banyak mengandung angka kuman yang tinggi 100 kolonimL di bagian tempat penyimpanan piring
dibandingkan tempat penyimpanan piring pada kios, sehingga kebersihan pada gerobak dinilai kurang daripada kios. Agar proses pembersihan tempat
penyimpanan dibagian bawah lebih mudah, disarankan agar letak penutup tempat penyimpanan terletak pada bidang yang lebih besar. Letak penutup
pada bidang yang lebih besar diharapkan terdapat lebih banyak cahaya yang masuk sehingga mempermudah proses pembersihan
6.2.4 Status Kepemilikan Sarana