109
4. Materi Pembelajaran Batik Mangrove
Proses pembelajaran batik mangrove di SMA Negeri 8 Balikpapan terdiri dari pembelajaran teori dan praktik. Materi yang di ajarakan dalam pembelajaran
batik mangrove yaitu mencari informasi tentang teknik pembuatan seni keriya, corak mancanegara dan merancangnya. SMA Negeri 8 Balikpapan ini materi yang
dipelajari untuk teori menjelaskan mengenai pengeretian batik, macam-macam batik, sejarah batik, alat dan bahan yang digunakan untuk membatik seperti
canting, wajan, kompor, jenis fungsi serta bahan-bahan yang di perlukan dalam membatik seperti kain, malam, pewarna. Materi pembelajaran batik mangrove
yang berhubungan dengan kegiatan praktik peserta didik ditugaskan untuk membuat sapu tangan dan taplak meja dengan tema tumbuhan mangrove sesuai
dengan keunggulan sekolah corak yang akan digunakan dalam pembuatan batik yaitu motif mangrove.
5. Media Pembelajaran Batik Mangrove
Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting dalam pembelajaran batik mangrove. Media yang dimaksud dalam pembelajaran batik di
SMA Negeri 8 Balikpapan adalah alat penyampain materi yang di jelaskan oleh guru bidang study dengan bantuan LCD, serta memperlihtkan alat dan bahan
pembuatan batik tulis. Bahan dan alat dalam pembelajaran batik berfungsi sebagai media dalam penyampian pesan. Bahan dan alat yang ada di SMA Negeri 8
Balikpapan untuk pembelajaran batik sebagai berikut: a. Alat dan bahan membuat desain dan pola
Alat yang digunakan unuk membuat pola dan desain batik adalah pensil,
110
penghapus, penggaris, dan spidol. Desain dan pola dibuat oleh guru yang mengampu pelajaran keterampilan batik, sehingga alat dan bahan yang digunakan
unuk membuat desain dan pola adalah milik guru seni budaya yang merupakan fasilitas yang disediakan oleh sekolah.
b. Alat dan bahan pembuatan batik Alat dan bahan pembuatan batik tulis terdiri dari alat dan bahan untuk
mencanting serta alat dan bahan untuk mewarna. Alat yang digunakan untuk mencanting yaitu, canting, wajan, kompor, gawangan, dan kursi kecil. Canting
adalah, alat pokok yang digunakan untuk membatik, kompor adalah alat persiapan sebagai pemanas malam atau mencairkan malam lilin batik, wajan digunakan
sebagai wadah atau tempat untuk mencairkan lilin, kompor yang di gunakan untuk kegiatan pembelajaran batik di SMA Negeri 8 Balikpapan adalah kompor listrik,
gawangan yang digunakan untuk membentangkan kain agar mudah di batik, kursi digunakan sebagai tempat duduk pada saat membatik.
D. Pelaksanaan Pembelajaran Batik Mangrove di SMA Negeri 8 Balikpapan
Sebagai lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Pemerintah Republik Indonesia, pelaksanaan pembelajaran batik mangrove di SMA Negeri 8
Balikpapan tentu saja mengikuti standar proses yang berlaku sesuai dengan apa yang sudah digariskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP.
Perumusan standar proses ini dijadikan sebagai landasan bagi setiap satuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran dan membantu pendidik dalam
mengatur pembelajaran menjadi menarik bagi peserta didiknya agar pembelajaran
111
dapat terlaksana secara kondusif sehingga tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal. Proses pembelajaran batik mangrove pada mata pelajaran seni budaya
di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 8 Balikpapan tahun 2015 dilaksanakan secara bertahap dimulai dari penyampaian materi pelajaran teori sampai dengan
pelaksanaan praktik. Kegiatan pembelajaran ini merupakan implementasi dari rencana
pelaksanaan pembelajaran RPP yang sudah disusun oleh guru sebelumnya. Pembelajaran batik mangrove yang dijadwalkan setiap hari Selasa yang
dilaksanakan pada SMA Negeri 8 Balikpapan ini diberikan selama satu semester. Dengan kata lain, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama lima bulan
lamanya, namun sesuai dengan analisis minggu efektif yang diperhitungkan oleh guru, pertemuan pembelajaran selama satu semester tersebut hanya bisa dilakukan
sebanyak tujuh belas kali tatap muka. Namun dalam realisasinya, pembelajaran tidak bisa dilakukan selama tujuh belas kali, tetapi hanya bisa dilakukan selama
empat belas kali tatap muka. Dengan rancangan pembelajaran batik mangrove yang diberikan hanya dalam kurun waktu satu semester ini tentu saja
mengharuskan pihak sekolah untuk mengambil kebijakan agar mengalokasikan waktu yang lebih banyak pada mata pelajaran batik mangrove. Pada dasarnya
alokasi waktu yang diberikan pada pelajaran seni budaya seperti yang tercantum dalam panduan KTSP adalah sebanyak dua jam pelajaran per minggu satu jam
pelajaran sama dengan 45 menit. Tapi dalam praktik terkadang pendidik meminta tambahan jam disaat
pulang sekolah. Langkah ini dilakukan mengingat bahwa waktu yang dibutuhkan