Telaah Rantai Komoditas Metode Pengumpulan Data

sebesar 30,19 persen Gambar 4.3. Sementara bila dilihat dari tingkat perkembangan, mayoritas desa-desa di Kabupaten Garut masuk dalam kategori desa Swakarya 84,64 persen, desa Swadaya 10,85 persen, desa Swasembada 1,89 persen dan selebihnya belum terdata.

4.2. Peta Sumber Daya Agraria

Penguasaan lahan di Kabupaten Garut didominasi oleh jenis usaha lahan kering berupa pertanian, perkebunan dan kehutanan yang mencapai 95 persen dari total luas wilayah Kabupaten Garut atau sekitar 306.519 Ha 3.065,19 km² meliputi areal sawah seluas 49.912 Ha atau 16,3 persen, lahan kering tegalan dan kebun campuran seluas 97.401 Ha atau 31,8 persen, lahan perkebunan seluas 35.756,23 Ha atau 11,7 persen, areal kehutanan seluas 108.741,14 Ha atau 35,5 persen, dan penggunaan lahan lainnya untuk pemukiman sebesar 11.235 Ha atau 3,7 persen serta untuk kawasan industri sebesar 26 Ha atau 0,1 persen Aji 2005. Di tahun 2000, Kabupaten Garut dengan luas tanah permukaan sekitar 306.519 Ha 3.065,19 km² merupakan kabupaten di Jawa yang memiliki persentase luas wilayah kehutanan dan perusahaan perkebunan besarnya tertinggi, yakni 50 persen dari keseluruhan wilayah kabupaten. Penguasaan hutan terluas dipegang oleh Perhutani Unit III KPH Garut, yaitu sekitar 31,42 persen atau seluas 96.305,33 Ha. Selanjutnya, penguasaan hutan oleh BKSDA Sub Garut sekitar 4,28 persen atau seluas 13.111,50 Ha, yang meliputi hutan Konservasi atau Cagar Alam 17.215,15 Ha dan Taman Wisata Alam 748,65 Ha lihat Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 . Fauzi 2008 Sedangkan luas kawasan Perkebunan besar di Kabupaten Garut sekitar 25.300,0054 Ha atau 11,67 persen dari total luas wilayah yang terdiri dari Perkebunan Swasta 12.029,315 Ha dan Perkebunan Negara seluas 13.270,6903 Ha Tabel 4.3. Di luar wilayah sawah yang meliputi 49.812 Ha atau 16,29 persen, tata guna lahan pertanian rakyat di Garut kebanyakan berupa lahan kering tegalan dan kebun campuran seluas 97.401 Ha atau 31,78 persen dari luas wilayah. Fauzi 2008 Tabel 4.1. Luas Kawasan Hutan yang Dikuasai Negara di Kabupaten Garut, Tahun 2001 Sumber : Aji 2005 Tabel 4.2. Luas Kawasan Hutan yang Dikuasai PT. Perhutani KPH Garut, Tahun 2002 Sumber : Aji 2005 Tabel 4.3. Luas Perkebunan Besar Negara dan HGU Swasta di Kabupaten Garut, Tahun 1998 Sumber : Aji 2005

4.3. Kependudukan, Tenaga Kerja dan Pendidikan

Dari data Survey Ekonomi-Sosial Daerah Susesda Provinsi Jawa Barat Tahun 2008, jumlah penduduk Kabupaten Garut mencapai 2.481.431 jiwa meliputi 1.226.630 jiwa penduduk laki-laki dan 1.254.801 jiwa penduduk perempuan. Dengan luas wilayah 3.065,19 Km², kepadatan penduduk di Kabupaten Garut berkisar 809 jiwaKm² dengan sebaran yang tidak merata pada setiap kecamatan dan terkosentrasi di daerah perkotaan. Berdasarkan angka estimasi BPS Kabupaten Garut Tahun 2008, hasil ekstrapolasi empat periode sensus penduduk SP yakni SP 71, SP 80, SP 90 dan SP 2000, pada periode tahun 2000-2010 diperkirakan laju pertumbuhan penduduk LPP di Kabupaten Garut memiliki kecenderungan tren menurun yakni sekitar 1,57 Tabel 4.4. Tabel 4.4. Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Garut Per Periode Sensus Penduduk Periode Tahun Laju Pertumbuhan Penduduk LPP 1961-1971 2,74 1971-1980 2,38 1980-1990 1,66 1990-2000 1,66 2000-2010 1,57 Angka estimasi Sumber : BPS Kabupaten Garut Tahun 2008 Berdasarkan data Susesda Provinsi Jawa Barat tahun 2008, mayoritas penduduk diatas umur 10 tahun yang bekerja menurut lapangan jenis usaha, di Kabupaten Garut bekerja di sektor pertanian yakni mencapai 41,60 persen Tabel 4.5 . Sementara bila dilihat dari kategori penduduk berdasarkan ijazah tertinggi yang dimiliki, mayoritas penduduk di Kabupaten Garut atau sekitar 40,7 persen ijazah tertinggi yang dimiliki adalah ijazah SD dan sekitar 34,4 persen tidak memiliki ijazah Tabel 4.6. Dari sisi kemampuan baca-tulis penduduk khususnya bahasa latin di Kabupaten Garut menunjukkan persentasi yang cukup tinggi atau mencapai 96,3 persen. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa angkatan kerja khususnya yang bekerja di sektor pertanian mayoritas merupakan kategori penduduk yang tidak pernah mengenyam pendidikan dasar atau paling tidak hanya sampai pendidikan tingkat dasar SD.