Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

relatif merata, pada tahun 2006 sebesar 0,208 sedikit menurun dibanding tahun 2005 yang mencapai 0,209 dan tahun 2004 sebesar 0,212. 14 4.5. Struktur Agro-Ekologi dan Pola Produksi Lokal 4.5.1. Struktur Agraria Lokal Dalam memahami kondisi kemiskinan dan marginalisasi petani di daerah dataran tinggi di Kabupaten Garut, penelitian ini memilih dua desa kasus yang mewakili dua hamparan dataran tinggi yang berbeda yakni desa Dangiang, Kecamatan Cilawu yang berada di hamparan gunung Cikuray dan desa Sukatani, Kecamatan Cisurupan yang terletak di hamparan gunung Papandayan Gambar 4.4 . Di dua lokasi tersebut menunjukkan sumber penghidupan yang berbeda yakni, jenis komoditas utama yang diusahakan warga desa Dangiang adalah tanaman semusim akar wangi, tembakau dan hortikultura. Sementara di desa Sukatani komoditas pertanian utama yang diusahakan warga adalah tanaman hortikutura. 15 Desa Dangiang merupakan salahsatu desa yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Cilawu dengan luas wilayah mencapai 412,6 Ha. Secara topografi, desa Dangiang terletak di hamparan gunung Cikuray dengan posisi ketinggian mencapai 900 meter diatas permukaan laut mdpl. Desa Dangiang memiliki batas wilayah yakni, sebelah Utara berbatasan dengan desa Sukamukti dan desa Dawung Sari, sebelah Timur berbatasan dengan desa Dawung Sari, sebelah Selatan berbatasan dengan PTPN VIII Dayeuh Manggung dan di sebelah Barat berbatasan dengan desa Sukamukti. Berdasarkan data profil desa Podes Tahun 2008, jumlah penduduk desa Dangiang mencapai 3.528 jiwa dengan komposisi 1.735 jiwa penduduk laki-laki dan 1.793 jiwa merupakan penduduk perempuan. Di desa Dangiang, mayoritas penduduk baik perempuan maupun laki-laki bekerja sebagai petani. Hingga tahun 14 Bilamana angka indeks gini berada pada kisaran 0,20-0,35, maka distribusi pendapatan dapat dikatakan relatif merata, sedangkan apabila angka tersebut berada diatas 0,5-0,7 menunjukkan bahwa distribusi pendapatan sangat timpang. 15 Berdasarkan pengamatan saat di lokasi penelitian. 2008 tercatat jumlah keluarga pertanian mencapai 76 persen. Dengan luas wilayah 412,6 Ha, kepadatan penduduk di desa Dangiang mencapai 855 jiwaKm 2 . Adapun komoditas utama yang diusahakan warga antara lain, padi, akar wangi, hortikultura dan tembakau Pola penggunaan lahan di desa Dangiang sebagian besar adalah untuk lahan pertanian atau sekitar 93,14 persen 384,30 Ha yang terdiri dari sawah berpengairan non teknis sebesar 7,85 persen 32,4 Ha, sawah tidak berpengairan sekitar 5,53 persen 22,8 Ha serta lahan pertanian non sawah sekitar 79,76 persen 329,1 Ha. Sementara untuk penggunaan lahan untuk non pertanian mencapai 6,86 persen 28,3 Ha. Dilihat dari riwayat penguasaan lahan, di desa Dangiang merupakan salahsatu desa di kecamatan Cilawu dimana posisi areal lahan pertanian warga berdampingan dengan perkebunan teh PTPN VIII Dayeuh Manggung. Masuknya bentuk-bentuk pengusaan lahan oleh perusahaan perkebunan dan kehutanan milik negara dikemudian hari turut tepatnya pasca runtuhnya orde baru orba mendorong lahirnya bentuk-bentuk inisiatif warga untuk melakukan reclaiming lahan perkebunan negara yang tergabung dalam organisasi tani lokal OTL Serikat Petani Pasundan SPP. Sementara di desa Sukatani, Kecamatan Cisurupan secara topografi terletak didataran tinggi yakni di hamparan gunung Papandayan dengan posisi ketinggian mencapai 1300 meter diatas permukaan laut mdpl. Desa Sukatani berbatasan dengan desa Cidatar disebelah Utara, desa Mekarsari disebelah Timur, desa Sukawargi di sebelah Selatan dan PT. Perhutani di sebelah Barat. Dengan luas wilayah mencapai 432 Ha, pola penggunaan lahan di desa Sukatani sebagian besar adalah untuk lahan pertanian atau sekitar 87,27 persen 377 Ha yang kesemuanya dimanfaatkan sebagai lahan pertanian non sawah. Sementara untuk penggunaan lahan untuk non pertanian mencapai 12,73 persen 55 Ha. Berdasarkan data profil desa Podes Tahun 2008, jumlah penduduk desa Sukatani mencapai 9.457 jiwa dengan komposisi 4.986 jiwa penduduk laki-laki dan 4.471 jiwa merupakan penduduk perempuan. Di desa Sukatani, mayoritas penduduk baik perempuan maupun laki-laki bekerja sebagai petani. Hingga tahun 2008 tercatat jumlah keluarga pertanian mencapai 70 persen. Dengan luas wilayah 432 Ha, kepadatan penduduk di desa Sukatani mencapai 1.892 jiwaKm 2 . Adapun komoditas utama yang diusahakan warga adalah hortikultura. Dilihat dari riwayat penguasaan lahan, di desa Sukatani merupakan salahsatu desa di kecamatan Cisurupan dimana posisi areal lahan pertanian warga berdampingan dengan areal kehutanan klaim PT. Perhutani. Seperti yang terjadi di desa Dangiang, masuknya bentuk-bentuk pengusaan lahan oleh perusahaan perkebunan dan kehutanan milik negara dikemudian hari turut mendorong lahirnya bentuk-bentuk inisiatif warga untuk melakukan reclaiming lahan kehutanan negara yang tergabung dalam organisasi tani lokal OTL Serikat Petani Pasundan SPP. Selain OTL SPP, terdapat kelembagaan lain yakni PHBM Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat yang dibentuk oleh PT. Perhutani dalam mengatur dan mengontrol akses warga terhadap lahan kehutanan. Gambar 4.4. Peta Lokasi Kecamatan Penelitian Kecamatan Cisurupan hamparan Papandayan Kecamatan Cilawu hamparan Cikuray