8
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Tinjauan Umum Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum Arifin 2011:2-3 berpendapat bahwa secara etimologis, istilah
kurikulum curriculum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Dalam bahasa Perancis,
istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari to run. Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari
garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yng harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi
program sekolah dan semua orang yang terlibat didalamnya. Curriculum is the entire school program and all the people involved in. Program tersebut berisi
mata pelajaran-mata pelajaran courses yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SDMI enam tahun, SMPMTs
tiga tahun, SMASMKMA tiga tahun dan seterusnya. Dengan demikian secara terminologis istilah kurikulum dalam pendidikan adalah sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah. The curriculum has mean the subject taught in school or
the course of study Ragan, 1966. Arifin 2011:3 menjelaskan bahwa ada beberapa implikasi dari
pengertian tradisional: a kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran. Mata
pelajaran adalah warisan budaya dan pengalaman-pengalaman masa lampau yang mengandung nilai-nilai positif untuk disampaikan kepada generasi muda.
Mata pelajaran tersebut harus mewakili semua aspek kehidupan dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, b
peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran, c mata pelajaran hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah, d tujuan
akhir kurikulum adalah untuk memperoleh ijazah. Menurut A. Ferry T. Indratno kurikulum adalah program dan isi dari
suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam masyarakat. Bila ditarik benang merah maka
kurikulum dapat dipahami sebagai alat sentral bagi keberhasilan pendidikan Yamin, 2012:15.
Gerakan kurikulum modern sebenarnya sudah ada di Amerika sejak tahun 1950-an. Pada saat itu B. Othanel Smith, W.O. Stanley dan J. Harlan
Shores memandang kurikulum sebagai a sequence of potential experiences set up in the school for the purpose of disciplining children and youth in group
ways of thinking and acting. Pengertian ini menunjukkan kurikulum bukan hanya mata pelajaran, tetapi juga pengalaman-pengalaman potensial yang
dapat diberikan kepada peserta didik. Selanjutnya, J. Galen Saylor dan William M. Alexander mengemukakan the curriculum is the sum total of school’s
efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground or out of school. Pengertian ini lebih luas lagi dari pengertian sebelumnya,
kurikulum tidak hanya mata pelajaran dan pengalaman melainkan semua upaya