30 atau berpindah, dan memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar. Selain itu, proses pembelajaran menjadi
maksimal dan perolehan hasil belajar siswa menjadi lebih optimal.
2.1.6 Pembelajaran Matematika di SD
Teori-teori yang akan dibahas mengenai pembelajaran matematika di SD mencakup hakikat matematika, pembelajaran matematika di SD, dan tujuan
pembelajaran matematika di SD. Teori-teori tersebut akan dibahas selengkapnya pada penjelasan berikut:
2.1.6.1 Hakikat Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dibelajarkan di SD. “Matematika merupakan ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-
bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan di antara hal-hal itu” Karso dkk 2009: 1.40. Menurut Ruseffendi 1991 dalam Heruman 2012: 1,
matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, serta ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang
terorganisasi. Sementara Muhsetyo dkk 2011: 1.2 berpendapat bahwa matematika mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu abstrak, deduktif, konsisten,
hierarkis, dan logis. Sutawijaya 1997 dalam Aisyah 2007: 1.1 menjelaskan bahwa
matematika mengkaji benda abstrak yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan simbol lambang dan penalaran deduktif. Menurut Hudoyo
1990 dalam Aisyah dkk 2007: 1.1, matematika berkenan dengan ide-ide, aturan-aturan, dan hubungan-hubungan yang diatur secara logis, sehingga
31 matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Soedjadi 2000 dalam
Heruman 2012: 1 berpendapat bahwa matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan dan pola pikir yang deduktif. Selanjutnya Soedjadi
1999 dalam Muhsetyo 2011: 1.2 menyatakan bahwa “keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi, dan prinsip”.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang matematika, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, deduktif,
konsisten, hierarkis, dan logis, yang disusun menggunakan simbollambang. Matematika mempelajari konsep-konsep abstrak dan pola hubungan yang ada di
dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa belajar matematika pada hakikatnya yaitu belajar tentang konsep, struktur konsep, dan mencari hubungan antarkonsep.
2.1.6.2 Pembelajaran Matematika di SD
“Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama”
Hardini dan Puspitasari 2012: 159. Berbekal kemampuan tersebut, siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi
untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang guru dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan siswa
melaksanakan kegiatan belajar matematika Aisyah dkk 2007: 1.4. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa guru dan siswa menjadi komponen
penting dalam pembelajaran matematika. Guru berperan sebagai perancang
32 pembelajaran dan siswa sebagai pelaksana atau subjek kegiatan yang mempelajari
matematika sebagai objek. Perancangan proses pembelajaran matematika perlu dilakukan secara matang agar siswa memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Muhsetyo 2011: 1.26, yang menyatakan bahwa pembelajaran matematika merupakan proses pemberian pengalaman belajar
kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana, sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.
Proses pembelajaran matematika bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang
dikondisikan atau diupayakan oleh guru, sehingga siswa aktif dengan berbagai cara untuk membangun sendiri pengetahuannya. Interaksi antara guru dan siswa
serta antara siswa dengan siswa lainnya harus terjadi dalam setiap pembelajaran agar siswa mendapat kemudahan untuk belajar, termasuk dalam pembelajaran
matematika. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pola pikir mereka dalam mempelajari matematika.
Heruman 2012: 2-3 menjelaskan bahwa konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1 Penanaman konsep dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru
matematika ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. 2
Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujun agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.
3 Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.
33
2.1.6.3 Tujuan Pembelajaran Matematika di SD