27 1
Ranah kognitif, berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual.
2 Ranah afektif, berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
3 Ranah psikomotorik, berkaitan dengan keterampilan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, serta koordinasi syaraf.
Dari ketiga ranah hasil belajar, ranah kognitif merupakan ranah yang sering digunakan guru untuk mengukur hasil belajar siswa, yang diperoleh dari tes
hasil belajar. Begitu pula pada penelitian ini, hasil belajar pada ranah kognitif digunakan untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi pelajaran.
Hasil belajar siswa dikatakan optimal apabila hasil tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Perubahan perilaku sebagai hasil dari kegiatan
belajar berupa perubahan yang bersifat relatif permanen. Untuk itu, dalam proses pembelajaran guru perlu menciptakan pembelajaran yang bermakna agar hasil
belajar siswa menjadi optimal dan bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Penerapan variasi pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk menciptakan pembelajaran bermakna.
2.1.5 Karakteristik Siswa SD
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan, guru perlu merancang kegiatan pembelajaran dengan baik. Penetapan tujuan pembelajaran harus mengacu pada karakteristik siswa sebagai peserta
didik. Oleh karena itu, sebelum merancang kegiatan pembelajaran, guru perlu
28 menganalisis karakteristik siswa, sebab siswa merupakan pusat pembelajaran.
Karakteristik siswa merupakan aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimilikinya Uno 2011: 20.
Karakteristik siswa berpengaruh terhadap kesiapan siswa dalam belajar dan cara- cara mereka belajar.
Desmita 2012: 57-8 mengemukakan bahwa dengan memahami karakteristik siswa, guru dapat merekonstruksi dan mengorganisasi materi
pelajaran sedemikian rupa, serta memilih dan menentukan metode atau pola-pola pembelajaran yang tepat, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi setiap
siswa. Dengan demikian, terjadi proses interaksi dari masing-masing komponen pembelajaran secara optimal. Pemahaman guru atas karakteristik siswa juga
sangat bermanfaat bagi guru dalam memberikan motivasi dan bimbingan bagi setiap siswa ke arah keberhasilan belajarnya.
Sumantri dan Syaodih 2011: 6.3 mengemukakan empat karakteristik siswa SD, yaitu:
1 Senang bermaian
Guru harus merancang model pembelajaran yang mengandung unsur permainan. Pembelajaran yang tidak menegangkan menjadikan siswa menikmati
pembelajaran dan mudah menerima materi yang dipelajari. 2
Selalu bergerak Guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak berpindah atau bergerak, sebab siswa SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit.
29 3
Bekerja atau bermain dalam kelompok Guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
siswa untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, sebab melalui belajar kelompok dengan teman sebaya, siswa akan belajar aspek-aspek penting dalam proses
sosialisasi. 4
Senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung Bagi siswa SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih
dipahami jika mereka melaksanakan sendiri. Dengan demikian, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan keterlibatan siswa secara
langsung dalam proses pembelajaran. Siswa SD disebut juga sebagai usia berkelompok, usia kreatif, dan usia
bermain Kurnia 2007: 1.21. Pada usia berkelompok, perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota
kelompoknya. Oleh karena itu, anak berusaha menyesuaikan diri dengan standar yang disepakati dan berlaku dalam kelompok. Pada usia kreatif, anak perlu
mendapat bimbingan dan dukungan dari guru maupun orang tua, sehingga bekembang menjadi tindakan kreatif yang positif dan orisinal, tidak negatif dan
sekedar meniru tindakan kreatif orang lain. Sementara pada usia bermain, minat dan kegiatan bermain anak semakin meluas dengan lingkungan yang lebih
bervariasi. Mereka bermain tidak lagi hanya di lingkungan keluarga dan teman di sekitar rumah saja, tapi meluas dengan lingkungan dan teman-teman di sekolah.
Berdasarkan penjelasan tersebut di muka, dapat disimpulkan bahwa dalam merencanakan proses pembelajaran, guru perlu memilih model pembelajaran yang
mengandung unsur permainan, kerja kelompok, mengusahakan siswa bergerak
30 atau berpindah, dan memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar. Selain itu, proses pembelajaran menjadi
maksimal dan perolehan hasil belajar siswa menjadi lebih optimal.
2.1.6 Pembelajaran Matematika di SD