45
2.1.9.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru sebelum menerapkannya dalam
pembelajaran. Berikut penjelasan selengkapnya: 2.1.9.6.1
Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Kelebihan yang diperoleh dalam pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif menurut Jarolimek dan Parker 1993 dalam Isjoni 2010a: 24 yaitu: 1 saling ketergantungan yang positif; 2 adanya pengakuan
dalam merespon perbedaan individu; 3 siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas; 4 suasana kelas yang rileks dan menyenangkan;
5 terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dan guru; serta 6 memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang
menyenangkan. Pendapat lain mengenai kelebihan model pembelajaran kooperatif
dikemukakan oleh Nur 1998 dalam Asma 2006: 26, yaitu pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi terangsang
dan lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka lebih mudah dalam berkomunikasi dan berani
mengemukakan pendapatnya. Selain itu, pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat, dan lebih termotivasi.
Davidson 1991 seperti yang dikutip oleh Noornia 1997 dalam Asma 2006: 26 menyatakan bahwa keuntungan paling besar dari pembelajaran
kooperatif terlihat ketika siswa menerapkannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kecakapan
46 individu atau kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan komitmen,
menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya, serta siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif ternyata lebih mementingkan orang
lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa dendam. 2.1.9.6.2
Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif juga memiliki kekurangan disamping memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya. Slavin
2010: 40, menyatakan bahwa jika pembelajaran kooperatif tidak dirancang dengan baik dan benar, maka akan terjadi difusi tanggung jawab. Artinya, tidak
semua siswa dapat melaksanakan tanggung jawabnya dalam mengerjakan tugas kelompok. Pembelajaran akan didominasi oleh sebagian siswa dan siswa yang
lain akan menjadi pasif. Untuk mencegah masalah tersebut, guru perlu memberikan tanggung jawab dengan memberikan tugas kepada setiap siswa
dalam kelompok, sehingga siswa akan berpartisipasi aktif dalam kelompok untuk mengerjakan tugasnya masing-masing.
Menurut Noornia 1997 dalam Asma 2006: 27, pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional, bahkan dapat mengakibatkan materi tidak dapat disesuaikan dengan kurikulum yang ada apabila guru belum berpengalaman. Dari segi keterampilan
mengajar, guru membutuhkan persiapan matang dan pengalaman yang lama untuk dapat menerapkan pembelajaran kooperatif dengan baik. Oleh karena itu, guru
harus merancang pembelajaran secara maksimal agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
47
2.1.10 Model Pembelajaran Teams Games Tournament TGT