juga akan berdampak berbedanya penggantian posisi Penghulu dalam sebuah Kampung, payung maupun Kaum.
Dari gambaran ringkas tentang Nagari ini, hal yang perlu dicatat adalah bahwa semua tanah yang menjadi bagian dari wilayah Nagari adalah milik Nagari,
Suku, Kaum yang menjadi warga dalam Nagari, musyawarah dan mufakat merupakan prosedur pengambilan keputusan yang paling utama.
2.4.2. Struktur Sosial Masyarakat Nagari
Struktur sosial masyarakat Nagari diorganisasikan dengan azas sistem kekerabatan matrilineal. Berdasarkan azas tersebut, kelompok kekerabatan yang
terdapat dalam Nagari telah dibagi dalam beberapa tingkatan, yang berbeda antara Nagari yang satu dengan yang Nagari lain. Jika disederhanakan secara
Antropologis Manan 1995, maka kelompok kekerabatan yang mendiami Nagari- Nagari terdiri dari Suku, Kaum dan Paruik. Sebuah Suku terdiri dari lebih satu
Kaum, sedangkan Kaum terdiri dari beberapa Paruik, dan Paruik biasanya terdiri dari tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah, serta memiliki harta
pusaka bersama.
Masing-masing kelompok
kekerabatan ini
memiliki pemimpinnya sendiri, seperti Suku dipimpin oleh datuk Suku Penghulu.
7
Kaum dipimpin oleh Datuk Kaum
8
dan Paruik dipimpin oleh Tungganai mamak rumah. Para pemimpin ini bertugas sebagai manager harta pusaka komunal.
Selain dari ibu kandung Bundo Kanduang, anggota kelompok kekerabatan tersebut di atas Suku, Kaum dan Paruik terdiri dari kemanakan-
kemanakan. Adat Minangkabau mengatur beberapa peranan kemanakan ini, yakni pertama, kemanakan di bawah dagu bertali darah yang merupakan
keturunan langsung dari Kaum yang selanjutnya memiliki hak atas harta pusaka Kaum, baik dalam bentuk matrilineal tanah, rumah, emas, perhiasan, maupun
dalam bentuk non-material Suku, gelar kebesaran. Kategori lain dari kemanakan ini adalah, “kemanakan bertali adat” dan kemanakan “dibawah lutut” yang
keduanya, hubungannya tidak bertali darah. Ada disebabkan prosedur adat, maupun hutang budi.
7
Sebutan dapat berbeda antara satu Nagari yang satu dengan yang lain.
8
Di Nagari lain ada yang menyebutnya dengan Penghulu andiko.
Stratifikasi sosial dalam Nagari, berdasarkan masa lamanya Kaum mendiami sebuah Nagari Kato, 1982. Mereka yang merupakan turunan dari
kelompok pertama yang membuka Nagari mempunyai kedudukan tinggi dalam Nagari
. Mereka disebut dengan “Urang Asa” orang asal. Mereka yang datang kemudian lantas disebut urang datang orang biasa. Sistem stratifikasi menjadi
semakin bervariasi, ketika perubahan kultural dan struktural terjadi, akibat kontak budaya dengan bangsa lain, dalam Nagari. Perubahan tersebut seperti mulai
dipandangnya pencapaian pendidikan, kekayaan dan pangkat sebagai dasar stratifikasi sosial di dalam Nagari.
2.4.3. Adat Minangkabau