“naik di jalan”. Jika naik di jalan, siapa yang punya kepentingan dan bagaimana manuver menaikkan hingga sampai RAPBD. Dalam proses penyusunan draft
RAPBD seperti Renja-SKPD, penyusunan KUA-PPAS, RKA-SKPD hingga pembahasan RAPBD, peneliti juga
“mengiringi” proses tersebut dengan mengikuti kegiatan beberapa informan elite beberapa Dinas, dan Anggota DPRD,
terutama ketika mereka menyusun Renja, RKA dan upaya-upaya agar RKA menjadi bagian dari APBD Kab.Agam.
Pada ranah perencanaan Musrenbang Jorong hingga Kabupaten, wawancara direkam melalui kaset rekaman. Hal ini sengaja dilakukan untuk
memudahkan analisis dan terhindar dari lupa akibat melimpahnya informasi yang didapatkan dalam proses wawancara. Namun, pada ranah penganggaran,
wawancara dilakukan tanpa direkam, karena tingkat kepekaan isi informasi yang dikumpulkan, sehingga rekaman akan berpengaruh terhadap informasi yang
diberikan informan dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas data yang diperoleh.
4.4. Informan Penelitian
Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini diperoleh melalui informan kunci yang terdiri dari enam sumber:
1. Empat orang informan kunci yang terdiri dari tokoh petani. 2. Lima orang informan kunci yang berasal dari Otoritas Tradisional
Minangkabau datuk suku, Ninik-mamak dan Wali nagari, 3. Empat orang informan kunci yang menjadi eksekutifi di Kab.Agam yang
terlibat langsung dalam proses perencanaan dan penganggaran, baik dari BAPPEDA yang bertanggung jawab terhadap proses perencanaan,
maupun TAPD yang bertanggung jawab proses penganggaran. 4. Empat informan kunci Tokoh DPRD Kab.Agam yang masing-masingnya
juga berpengalaman dan terlibat langsung dalam membahas anggaran, yang memiliki posisi Banggar, Wakil Ketua DPRD dan Komisi yang
berasal dari Partai PKS, PBB dan Golkar. 5. Satu informan kunci salah satu komisioner KPUD Kab.Agam.
6. Terakhir, satu orang ahli anggaran yang menduduki wakil kepala dalam Diklat Kemendagri di Baso, Kab.Agam yang merupakan salah seorang
ahli pengelolaan keuangan daerah. Pemilihan informan ini dilakukan dengan sengaja purposive dengan
memanfaatkan jaringan sosial pertemanan dan sesama alumni Universitas Andalas dan STPDNIIP.
4.5. Metode Pengolahan dan Analisa Data
Setelah pengumpulan data dilakukan, data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan metode analisis kualitatif. Menurut Marvasti 2004 analisis data
dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan proses mengatur data, mengurut data, kemudian mengorganisirnya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar dilakukan dengan mengelompokkan data, memberi kode dan mengkategorikannya. Sehingga, dengan proses tersebut, data tidak tumpang
tindih sehingga mudah untuk diinterpretasikan, diseleksi dan dijelaskan dalam bentuk deskripsi analitis. Selanjutnya, agar kredibilitas data validitas internal
dapat dipertanggung jawabkan, dilakukan langkah-langkah pengamatan berulang, triangulasi dan masukan dari subjek penelitian Lincoln dan Guba 1997.
Pengamatan berulang dilakukan dengan cara turun ke Kabupaten Agam secara berulang. Turun pertama dilakukan September 2009 hingga Januari 2010.
Turun lapangan kedua, dilakuka pada bulan Maret, 2010 dan yang ketiga pada bulan Juli hingga Agustus 2010. Hal-hal yang ditemukan pada turun lapangan
pertama diamati kembali pada kunjungan lapang berikutnya. Hal ini dimkasudkan dengan tujuan untuk mengkoreksi hasil sebelumnya.
Triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil data dari berbagai sumber, kemudian menanyakan kembali pada sumber data yang berbeda.
Misalnya, hasil wawancara dari sumber data elite politik DPRD, serta data sekunder ditemukan pada pembahasan APBD tahun 2009 yang dilakukan pada
akhir tahun 2008, terdapat dana DAK Dana Alokasi Khusus yang peruntukkan dan pengalokasiannya dilakukan oleh anggota DPRD. Temuan ini kemudian
ditanyakan kembali pada sumber data dari elite birokrasi BAPPEDA dan TAPD. Dengan demikian, kebenaran informasi dapat dipertanggungjawabkan.
Masukan subjek penelitian, dilakukan dengan cara menyerahkan poin penting hasil transkrip kepada informan yang sama, agar dikomentari dan untuk
memperlihatkan konsistensi jawabannya. Pada prinsipnya yang ingin di cari adalah, dengan dibacanya lagi poin-poin penting hasil transkrip, informan
merubah substansi informasi yang telah beliau berikan atau mungkin menambah sehingga menjadi jelas menurut versi subjek.
Dalam tahap analisis ini menurut Miles Hubermas 1984 terdapat tiga komponen pokok yang harus disadari oleh peneliti yaitu data reduction, data
display dan conclusion drawing. Ketiga komponen tersebut menurut Miles Hubermas disebutnya dengan model analisis interaktif; yaitu ketiga komponen
tersebut aktivitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data dilapangan sebagai proses siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak di
antara ketiga komponen dengan komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung. Demikian juga setelah pengumpulan data
dilakukan, kemudian bergerak di antara data reduction, data display dan conclusion drawing untuk membangun pemahaman subtansi berdasarkan temuan
empirik, seperti terlihat dalam Gambar 4.2 berikut ini;
INTERACTIVE MODEL OF ANALYSIS
Oleh : Miles dan Hubermas, 1984
CONCLUSION DRAWING
DISPLAY DATA REDUCTION
DATA COLLECTING
DATA
Sumber: dikutip dari Miles dan Huber 1984 Gambar 4.2 Model Analisis Interaksi
4.6. Lokasi Penelitian