Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten

PETA KEPENTINGAN OTORITAS TRADISIONAL DALAM MUSRENBANG KECAMATAN Wali Nagari Camat DPRD TIM PERUMUS Basis Suara Kampung Halaman Kanagarian MUSRENBANG KECAMATAN Infrastruktur Kecamatan Kampung Halaman Kampung Halaman UPTD DINAS Garis Penyaluran Kepentingan Garis Keterlibatan Dalam Musrenbang Nagari Gambar 8.2 Peta Kepentingan Otoritas Tradisional dalam Munsrenbang Kecamatan

8.1.4. Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten

Setelah Musrenbang Kecamatan dilaksanakan diseluruh Kecamatan di Kabupaten Agam, adapun hasilnya kemudian dikompilasi menjadi satu file. Menurut data hasil Musrenbang Kecamatan tahun 2009 untuk anggaran tahun 2010, jumlah seluruh usulan mencapai ± 3500 usulan dengan jumlah total nilai anggaran mencapai lebih dari 150 Milyar Rupiah. Berdasarkan jumlah tersebut, kecamatan pengusul paling kecil adalah Kecamatan Palupuh dan IV Nagari, Sedangkan kecamatan yang memiliki usulan dengan jumlah terbesar adalah Kecamatan Tanjung Raya dengan lebih dari 600 program usulan. Kompilasi hasil Musrenbang 16 Kecamatan tersebut, kemudian dibawa pada forum SKPD untuk dijadikan bahan pembahasan program SKPD. Secara normatif, forum SKPD merupakan forum untuk mensikronisasi usulan hasil perencanaan partisipatif yang telah dimulai prosesnya dari Musrenbang Jorong, Nagari dan Kecamatan dengan perencanaan yang diperoleh melalui proses teknokratis dari ataspemerintah yaitu rancangan Renja-SKPD, sehingga sinkronisasi ini diharapkan menguntungkan kedua belah pihak, pemerintah disatu pihak, dan Masyarakat, dipihak yang lainnya. Sesuai dengan Permendagri No.13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, maka forum SKPD ini diharapkan menghasilkan rumusan program dan kegiatan usulan SKPD untuk menjadi bagian dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD. Pada ranah perencanaan, hasil dari forum ini adalan draf RKPD yang kemudian akan dibahas pada Musrenbang Kabupaten. Dalam forum SKPD tersebut tidak semua usulan hasil Musrenbang 16 Kecamatan dibahas satu persatu. Forum ini hanya diminta untuk mempelajari dan membahas 48 usulan program, terutama pembangunan prasarana yang menduduki prioritas pertama. Sehingga ketiga hasil Musrenbang 16 Kecamatan tersebut untuk menjadi bagian dari Renja SKPD dan masuk dalam rancangan RKPD, seperti ungkapan informan berikut; “…misalnya, di PU bidang Jalan. Kan banyak usulan, bisa ratusan. Jadi Minta kesepakatan forum ini. Di forum SKPD ini, kita minta kesepakatan. Kita tidak mungkin membahas satu persatu. Biasanya yang kita lakukan di sini, kita minta kita sepakati saja, usulan 1 sampai dengan 3 prioritas dari hasil Musrenbang Kecamatan yang kita masukkan dalam draft RKPD.TAPD Selanjutnya, SKPD dan peserta yang hadir pada forum SKPD ini diminta untuk menyepakati salah satu usulan hasil Musrenbang 16 Kecamatan, utamanya memilih satu usulan di antara prioritas satu hingga tiga usulan program prasarana untuk menjadi bagian program SKPD terkait dan selanjutnya di bahas pada Musrenbang Kabupaten, seperti ungkapan informan berikut; “…eh ya 48 ya, cuman disini kita sulit juga memprioritas. Seharusnya dari 48 usulan kita prioritas lagi. Jadi biasanya, dalam penyesuaian akhir di APBD nanti, kita lihat lagi satu-satu ini. Kita usahan satu atau dua usulan jalan, atau kalau memang nggak bisa, kita pindah ke forum panel. Kalau nggak bisa juga kita usahakan ke bidang lain, misalnya ke bidang pengairan lagi usulan Kecamatan kita pindahkan. Mungkin udah ada beberapa Kecamatan, yang jalannya sudah cukup, misalnya Agam Timur jalannya sudah cukup, kita prioritaskan dia ke bidang lain. Jadi, di forum inilah kita bahas semua itu. oleh karenanya, persertanya SKPD terkait”. TAPD Kesepakatan hanya mengambil satu usulan program dari hasil Musrenbang Kecamatan disebabkan keterbatasan anggaran. 44 Anggaran yang telah dialokasikan pada program SKPD, baik berupa program lanjutan maupun program baru berasal dari usulan elite politik.

8.1.5. Iktisar proses Perencanaan