Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Kajian Penelitian yang Relevan

Gambar 2. 4 Segitiga Siku-siku BDC Dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh panjang CD sebagai berikut : 2 2 BD BC CD   3 1 4 1 2 2 2      CD Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 30 dan 60 : 1 Sin 30 = 2 1  BC BD 9 Sin 60 = 3 2 1 2 3   BC CD 2 Cos 30 = 3 2 1 2 3   BC CD 10 Cos 60 = 2 1  BC BD 3 Tan 30 = 3 3 1 3 1   CD BD 11 Tan 60 = 3 1 3   DB CD 4 Sec 30 = 3 3 2  CD BD 12 Sec 60 = 2 1 2   BD BC 5 Cosec 30 = 2 1 2   BD BC 13 Csc 60 = 3 3 2 3 2   CD BC B D C 30 60 2 1 6 Cotan 30 = 3 1 3   BD CD 14 Ctg 60 = 3 3 1 3 1   CD BD

b. Perbandingan trigonometri sudut 45

Gambar 2. 5 Perbandingan Trigonometri Sudut 45 Dari gambar 2.5 panjang AC dapat ditentukan dengan teorema Phytagoras sebagai berikut: 2 2 BC AB AC   2 2 1 1   AC 2 1 1    AC Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 45 : 1 Sin 45 = 2 2 1 2 1  6 Ctg 45 = 1 1 1  2 Cos 45 = 2 2 1 2 1  3 Tan 45 = 1 1 1  4 Sec 45 = 2 1 2 B C 1 A 1 45 45 5 Csc 45 = 2 1 2

c. Perbandingan trigonometri sudut 0

dan 90 Gambar 2. 6 Perbandingan Sudut 0 dan 90 Untuk menentukan nilai perbandingan sudut 0 digunakan titik A1,0. Dari titik A1,0 didapat x =1 dan y = 0. 1 1 2 2    r Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 0 : 1 Sin 0 = 1 0  4 Sec 0 = 1 1 1  2 Cos 0 = 1 1 1  5 Csc 0 = 1 = tidak terdefinisi 3 Tan 0 = 1 0  6 Ctg 0 = 1 = tidak terdefinisi Untuk menentukan nilai perbandingan sudut 90 digunakan titik B0,1. Dari titik B0,1 diperoleh x = 0 dan y = 1. Y X A 1,0 B 0,1 o 0,0 C -1,0 D -1,-1 1 1 2 2    r Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 90 : 1 sin 90 = 1 1 1  4 sec 90 = 1 = tak terdefinisi 2 cos 90 = 1 0  5 cosec 90 = 1 1 1  3 tan 90 = 1 = tak terdefinisi 6 tan 90 = 1 0 

4. Perbandingan Trigonometri Sudut di Berbagai Kuadran

Gambar 2. 7 Perbandingan Sudut di Berbagai Kuadran Seperti gambar 2.7 dalam satu putaran yaitu 360 , sudut dibagi menjadi empat kuadran sebagai berikut : Kuadran I : 90 θ   Kuadran II : 180 θ 90   Kuadran III : 270 θ 180   Y X Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV Kuadran IV : 360 ` θ 270  

a. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran pertama

Gambar 2. 8 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran Pertama Pada gambar 2.8 didapat : 1 Sin α = r y 4 Sec α = y r 2 Cos α = r x 5 Csc α = x r 3 Tan α = x y 6 Ctg α = y x Pada Gambar 2.8 besar  AOB = α , dan  A 1 OB =90 - α . Koordinat titik A 1 y,x merupakan hasil pencerminan y = x dari titik Px,y, maka diperoleh sudut α dan 90 - α : 1 Sin 90 - α = r x = Cos α 4 Sec 90 - α = y r = Csc α 2 Cos 90 - α = r y = Sin α 5 Csc 90 - α = x r = Sec α 3 Tan 90 - α = y x = Ctg α 6 Ctg 90 - α = x y = Ctg α

b. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran ke dua

Gambar 2. 9 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran ke Dua Titik A 1 -x,y adalah bayangan dari hasil pencerminan x = 0 terhadap titik Ax,y. Dari hasil pencerminan diperoleh  AOB = α dan  A 1 OB =180 - α Dengan demikian, 1 Sin 180 - α = r y = Sin α 4 Sec 180 - α = - x r = -Sec α 2 Cos 180 - α = r x - = -Cos α 5 Csc 180 - α = y r = Csc α 3 Tan 180 - α = x - y = -Tan α 6 Ctg 180 - α = y x - = -Ctg α

c. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran ke tiga

Gambar 2. 10 Perbandingan Trigonometri di Kuadran ke Tiga Titik A 1 -x,-y adalah bayangan dari hasil pencerminan x = 0 yang dicerminkan kembali terhadap y = 0 terhadap titik Ax,y, sehingga diperoleh  AOB = α dan  A 1 OB = 180 + α . Dengan demikian: 1 Sin 180 + α = r y - = -Sin α 4 Sec 180 + α = x - r = -Sec α 2 Cos 180 + α = r x - = -Cos α 5 Csc 180 + α = y - r = -Csc α 3 Tan 180 + α = x - y - = Tan α 6 Ctg 180 + α = x - y - = Ctg α

d. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran ke empat

Gambar 2. 11 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran ke Empat Dari gambaar 2.11 titik A 1 x,-y adalah hasil dari pencerminan titik Ax,y terhadap sumbu x, sehingga diperoleh  AOB = α dan  A 1 OB = 380 - α . Dengan demikian : 1 Sin 360 - α = r y - = -Sin α 4 Sec 360 - α = x r = Sec α 2 Cos 360 - α = r x = Cos α 5 Csc 360 - α = y - r = -Csc α 3 Tan 360 - α = x y - = -Tan α 6 Ctg 360 - α = y - x = -Ctg α

5. Penyelesaian Segitiga

Menetukan unsur-unsur dalam segitiga sembarang yang belum diketahui dapat menggunakan aturan sinus dan cosinus.

b. Aturan sinus

Secara konsep, aturan sinus adalah perbandingan setiap panjang sisi dengan sinus sudut di depan sisi itu mempunyai nilai yang sama. Materi ini akan menunjukkan sebuah perbandingan trigonometri yang diaplikasikan pada segitiga sembarang. Gambar 2. 12Segitiga Sembarang ABC Dari gambar 2.12 didapat ∆ACR, ∆BCR, ∆BAP dan ∆CAP dengan demikian: i. Pada ∆ACR didapat: sin A = b CR  CR = b sin A …1 ii. Pada ∆BCR didapat sin B = a CR  CR = a sin B … 2 A B C a R p Persamaan 1 = 2, maka diperoleh : b sin A = a sin B  sinB b sinA a  iii. Pada ∆BAP didapat: sin B = c AP  AP = c sin B … 3 iv. Pada ∆CAP didapat: sin C = b AP  AP = b sin C … 4 Persamaan 3 = 4, maka diperoleh : c sin B = b sin C  sinC c sinB b  Dapat disimpulkan bahwa : sinC c sinB b sinA a  

c. Aturan cosinus

Secara garis besar, aturan cosinus didefinisikan sebagai aturan yang memberikan hubungan yang berlaku dalam suatu segitiga dimana antara panjang sisi-sisi segitiga dan cosinus dari salah satu sudut dalam segitiga yang dihitung. Gambar 2. 13 Segitiga Sembarang ABC Dari gambar diatas diperoleh : a 2 = h 2 + BD 2 …1 pada ∆ACD, diperoleh : h = b sin A ...2 dan AD = b cos A, sehingga BD = AB – AD BD = c – b cos A ...3 Subtitusi persamaan 2 dan persamaan 3 ke persamaan 1, diperoleh: a = b sin A 2 + c – b cos A 2  a 2 = b 2 sin 2 A + c 2 – 2bc cosA + b 2 cos 2 A  a 2 = b 2 sin 2 A + cos 2 A + c 2 – 2bc cosA  a 2 = b 2 + c 2 – 2bc cosA a A B C D h Dengan menggunakan perhitungan yang sama didapat : a 2 = b 2 + c 2 – 2bc cosA b 2 = a 2 + c 2 – 2ac cosB c 2 = a 2 + b 2 – 2ab cosC

G. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Perbedaan Jenis Kelamin terhadap Kemampuan Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Studi Kasus Sekolah Dasar oleh Aminah Ekawati dan Shinta Wulandari. Hasil penelitian menunjukan nilai tes siswa laki-laki 7,70 dan siswa perempuan 7,50. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan tidak ada perbedaan kemampuan dalam mata pelajaran matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. 2. Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika oleh Erlando Doni Sirait. Hasil penelitian menunjukan koefisien korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika 0,706. Angka ini menunjukan adanya hubungan positif yang lemah antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika, degan koefisien determinasi sebesar 0,498 yang artinya minat memberikan kontribusi sebesar 49,8 terhadap prestasi belajar siswa.

H. Kerangka Berfikir

Tidak sedikit yang mengungkapkan bahwa prestasi dari hasil belajar matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan tidak sama. Padahal mereka mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh informasi dalam pembelajaran. Perbedaan ini salah satunya disebabkan oleh faktor minat belajar terhadap matematika. Dari pernyataan diatas, peneliti mencoba untuk mencari apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika, minat belajar antara siswa laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu, peneliti mengangkat penelitian yang berjudul Komparasi Prestasi Belajar Matematika, Minat Belajar antara Siswa laki-laki dan Siswa Perempuan. Untuk melihat apakah ada perbedaan prestai belajar matematika antara siswa laki-laki dan perempuan, akan dilakukan pengujian tes matematika dengan materi trigonometri dan dilakukan pengisian kuesioner untuk melihat minat belajar siswa. Sebelum instrumen digunakan untuk penelitian, instrumen tersebut diuji cobakan di kelas yang tidak digunakan untuk penelitian guna untuk melihat apakah instrumen tersebut sudah baik digunakan sebagai alat ukur atau belum. Setelah instrumen tersebut sudah dikatakan baik sebagai alat ukur, instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.

I. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas X IPS di SMA Negeri 1 Playen. 2. Ada perbedaan yang signifikan minat antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas X IPS di SMA Negeri 1 Playen. 3. Ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa laki- laki kelas X IPS SMA Negeri 1 Playen. 4. Ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa perempuan kelas X IPS SMA Negeri 1 Playen. 5. Ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Playen. 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian komparatif, karena penelitian ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan prestasi belajar antara siswa perempuan dan siswa laki-laki, penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana hubungan minat siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa.

B. Perencanaan Penelitian

1. Tempat dan waktu penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Playen yang beralamatkan di Jl. Playen Paliyan, Plembutan, Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55861. Penelitian dilaksanakan di kelas X IPS. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2017.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah sekelompok siswa laki-laki kelas X IPS dan sekelompok siswa perempuan kelas X IPS, dimana subjek tersebut ditentukan dari pengambilan sampel dengan tehnik cluster random sampling. a. Populasi Populasi adalah himpunan semua individu yang diteliti. Dalam penelitian ini populasi yang dalam penelitian ini adalah himpunan semua siswa kelas X IPS dari SMA Negeri 1 PLAYEN. Populasi pada penelitian ini bersifat homogen. Homogenitas populasi dapat terlihat dari keanggotaan populasi tersebut, dimana anggota dalam populasi ini mempunyai karakteristik yang sama seperti umur sebaya, pengetahuan yang hampir sama dan sudah menempuh pembelajaran dengan materi yang sama. Berikut adalah perincian populasi dalam penelitian ini Tabel 3. 1 Perincian Populasi Penelitian Kelas Siswa laki-laki Siswa perempuan Jumlah X IPS 1 12 10 22 X IPS 2 9 13 22 X IPS 3 9 12 21 X IPS 4 12 9 21 Jumlah 42 44 86 b. Sampel Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik cluster random sampling karena populasi terbagi dalam beberapa kelas. Sampel yang didapat dalam penelitian ini adalah X IPS 2 dan X IPS 4. Tabel 3. 2 Perincian Sample Penelitian Kelas Siswa laki-laki Siswa perempuan Jumlah X IPS 2 9 13 22 X IPS 4 12 9 21 Jumlah 21 22 43

3. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dan minat belajar siswa terhadap matematika antara kelompok siswa laki-laki dan kelompok siswa perempuan.

C. Perumusan Variabel

Berdasarkan latar belakang dan penegasan hipotesis diatas, terdapat dua variabel dalam peneliatian ini yaitu :

1. Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa terhadap matematika.

2. Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada matapelajaran matematika.

D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Bentuk data

Bentuk data dalam penelitian ini adalah skor tes dari hasil tes matematika. Selain skor dari hasil tes matematika, bentuk data yang diperoleh adalah transkrip nilai dari hasil kuesioner tertutup.

2. Metode pengumpulan data

Seluruh data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari pengambilan data yang dilakukan dengan cara tes matematika dan kuesioner tertutup kepada subjek yang telah menjadi sampel penelitian

E. Instrumen Pengumpulan Data

Alat pengumpul data dibedakan menjadi dua, yaitu tes dan non tes ungkap Suharsimi Arikunto 1991;122. Tabel 3. 3 Alat Pengumpul Data No Variabel Data Pengumpulan Instrumen 1 Prestasi belajar matematika Nilai siswa yang mengikuti tes Tes tertulis Soal tes pilihan ganda 2 Minat terhadap matematika Skor siswa yang mengisi kuesioner Pengisian kuesioner angket Kuesioner angket

a. Instrumen tes prestasi belajar matematika

Tes prestasi belajar matematika ditujukan untuk mengukur pencapaian siswa setelah mempelajari matematika. Soal terdiri dari 30 butir soal pilihan ganda. Tiap soal diberi skor 1 jika menjawab benar dan skor 0 jika menjawab salah.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN DI SMP A. WAHID HASYIM TEBUIRENG JOMBANG

1 6 1

PERBEDAAN KEBIASAAN BELAJAR ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN

1 8 2

Hubungan Antara Kemampuan Belajar Bahasa Arab Siswa terhadap Minat Belajar Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyyah As-Salafiyyah Sawangan

0 4 68

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA Hubungan Antara Minat Belajar Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 6 18

STUDI KORELASI ANTARA VOCABULARY MASTERY, GRAMMAR MASTERY DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Studi Korelasi Antara Vocabulary Mastery, Grammar Mastery Dan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas Internasional

0 2 21

STUDI KOMPARASI MINAT DAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN DI SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA.

0 2 126

STUDI KOMPARASI DALAM MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SENI TARI ANTARA SISWA LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI PUSAT REHABILITASI YAKKUM SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 124

PERBEDAAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN PADA MATA PELAJARAN SENI TARI DI SMPN 1 YOGYAKARTA.

0 0 102

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 0 8