4. Daya Pembeda Soal
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi
dengan peserta didik yang belumkurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda
suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang
kurang menguasai kompetensi
22
. Rumus perhitungan daya pembeda adalah sebagai berikut:
�� = 2 ᴀ − ᴃ
� Keterangan:
DP = Daya pembeda K
A
= Banyak siswa pada kelompok atas yang menjawab benar K
B
= Banyak siswa pada kelompok bawah yang menjawab benar n = Banyak siswa
Menurut kriteria yang berlaku di Pusat Penilaian Pendidikan soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembeda soal di atas 0,25 karena
soal tersebut dapat membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Berikut ini adalah kriteria daya
pembeda soal:
23
Tabel 3. 9 Kriteria Daya Pembeda
Kriteria Daya Pembeda Keterangan
DP 0,25 Diterima
0 DP ≤ 0,25 Diperbaiki
DP ≤ 0
Ditolak
22
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur, h. 273.
23
Rahma Zulaiha, Analisis Butir Soal Secara Manual, h. 4-5.
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda diperoleh 16 soal dapat diterima, 24 soal diperbaiki, dan 0 soal ditolak.
24
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda
Kriteria No. Soal
Jumlah Soal
Diterima 3, 5, 6, 7, 9, 16, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 28, 29, 34, 37 16
Diperbaiki 1, 2, 4, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
17, 24, 25, 26, 27, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 38, 39, 40
24
Ditolak -
Total 40
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses pengaturan urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar. Untuk menganalisis data
berupa instrumen tes maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t. Namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas sebagai syarat dilakukannya analisis data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak, untuk itu dapat digunakan
rumus Chi-Kuadrat. Adapun rumusnya sebagai berikut:
25
24
Lampiran17
25
Husaini Usman, dkk.,Pengantar Statistika, Jakarta: BumiAksara, 2008, Cet. 3, h. 301.