Importance Performance Analysis IPA

Statistik uji yang digunakan adalah : G hitung = -2 ln       ahbebas denganpeub likelihood bas papeubahbe likelihood tan G berdistribusi Khi Kuadrat dengan derajat bebas p atau G ~ X 2 p. Tolak Ho jika G X 2 a,p; a : tingkat signifikansi Apabila tolak Ho, maka model dengan peubah bebas signifikan pada tingkat signifikansi a. 2 Pengujian parameter secara individu Untuk melihat pengaruh masing- masing variabel bebas yang diamati terhadap variabel tak bebas, dilakukan uji kebenaran nilai ßi, dengan menggunakan uji Wald. Adapun hipotesisnya sebagai berikut : Ho : ß i = 0 H 1 : ßi ? 0; i=1,2,......,7 Statistik uji yang digunakan adalah : W = bj SE bj Statistik ini berdistribusi Khi kuadrat dengan derajat bebas satu atau secara simbolis ditulis Wi~ X 2 a, 1 ; a : tingkat signifikansi. Terima Ho jika Wi X 2 a, 1 dan tolak Ho jika Wi X 2 a, 1 . Apabila tolak Ho artinya parameter tersebut signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi alpha Nachrowi dan Hardius Usman, 2002.

4.5.3 Importance Performance Analysis IPA

Analisis tingkat kepentingan dan kinerja atau Importance and Performance Analysis IPA merupakan suatu teknik penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan importance dan kinerja performance yang berguna untuk pengembangan program pemasaran yang efektif Simamora, 2001. Indikator skala ukuran kuantitatif untuk tingkat kepentingan menurut persepsi konsumen dan kinerja secara nyata dinyatakan dalam skala likert. Skala likert merupakan skala pengukuran ordinal. Hasil pengukurannya hanya dapat dibuat peringkat tanpa diketahui besar selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan lain. Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat skala. Hal ini dilakukan untuk menghindari sikap netral dari konsumen Umar, 2003. Selain itu, Sugiyono 2006 mengatakan bahwa skala likert yang biasa digunakan dalam penelitian adalah 3, 4, 5, 6, dan 7. Skala ini memungkinkan responden untuk dapat mengekspresikan intensitas perasaan terhadap karakteristik suatu produk dengan menentukan jumlah skor dari setiap atribut X dan Y . Kepentingan Y dan kinerja X diukur menggunakan indikator yang dapat dilihat pada Tabel 12. Skor dari setiap atribut X dan Y diperoleh dengan mengalikan seluruh frekuensi data dengan bobotnya Simamora, 2001. Penilaian tersebut dapat ditampilkan dengan skala penilaian seperti pada Tabel 11. Total penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja masing- masing atribut diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian bobot masing- masing skala dengan jumlah responden yang memilih skala tersebut. Tabel 11 Bobot Jawaban Konsumen terhadap Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Buah Jeruk Bobot Tingkat kepentingan Kinerja 4 Sangat penting Sangat baik 3 Penting Baik 2 Tidak penting Tidak baik 1 Sangat tidak penting Sangat tidak baik Skor rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja dianalisis pada diagram kartesius Gambar 7. Sumbu mendatar X diisi skor rataan tingkat kinerja atribut, dan sumbu tegak Y diisi skor rataan tingkat kepentingan atribut. Masing- masing dihitung dengan rumus seperti di bawah ini : Keterangan : X = skor rataan tingkat kinerja atribut buah jeruk Y = skor rataan tingkat kepentingan atribut buah jeruk n = jumlah responden SX i = total skor tingkat kinerja dari seluruh responden SY i = total skor tingkat kepentingan dari seluruh responden Analisis IPA digambarkan dalam diagram kartesius yang dibagi menjadi empat bagian, dimana pembatasnya adalah garis X dan Y . Titik Y dan titik X adalah rata-rata dari skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja terhadap atribut buah jeruk. Masing- masing dihitung dengan rumus seperti di bawah ini : K X X n i i ∑ = = 1 K Y Y n i i ∑ = = 1 keterangan : X = skor rata-rata total tingkat kinerja atribut buah jeruk Y = skor rata-rata total tingkat kepentingan atribut buah jeruk K = banyaknya atribut buah jeruk n X X i ∑ = n Y Y i ∑ = Penting I II Prioritas Utama Prioritas Prestasi Kepentingan III IV Prioritas Rendah Berlebihan Kurang Penting Kurang Baik Kinerja Baik Gambar 7 Diagram Kartesius Importance and Performance Matrix. Sumber : Supranto 2006, hlm. 242 Berdasarkan Gambar 7, maka perusahaan dapat merumuskan strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing- masing atribut pada keempat kuadran tersebut yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Kuadran I Prioritas Utama, menunjukkan faktor- faktor atau atribut yang dianggap penting oleh konsumen, tetapi kenyataannya tingkat kepuasan yang diperoleh masih rendah atau belum sesuai dengan keinginan konsumen. Atribut-atribut yang termasuk masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan dengan cara melakukan perbaikan secara terus- menerus, sehingga performance kinerja variabel yang ada dalam kuadran ini akan meningkat. 2 Kuadran 2 Pertahankan Prestasi, menunjukkan faktor- faktor atau atribut yang dianggap penting oleh konsumen dan dianggap memuaskan atau sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih X X Y Y tinggi. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini perlu untuk dipertahankan. 3 Kuadran 3 Prioritas Rendah, menunjukkan faktor-faktor atau atribut yang kurang penting pengaruhnya oleh konsumen dan kenyataan kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh konsumen relatif kecil. 4 Kuadran 4 Berlebihan, menunjukkan faktor- faktor atau atribut yang dianggap konsumen kurang penting, tetapi dirasakan berlebihan. Atribut- atribut yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya.

4.5.4 Definisi Operasional