digunakannya sebuah toko shopstore, tetapi juga termasuk aktivitas yang tidak menggunakan tempat khusus dalam proses jual beli. Begitu juga pada penjualan
partai besar grosir atau wholesaler, dan bahkan pabrikan manufacture dapat juga berlaku sebagai ritel, jika mereka melakukan penjualan barang dan jasanya
kepada konsumen akhir langsung Utami, 2006.
2.2.2 Fungsi Ritel
Fungsi ritel dalam rantai distribusi ada empat fungsi, yaitu fungsi perantara, penghimpun, tempat rujukan, dan penentu eksistensi. Fungsi perantara
dalam bisnis ritel merupakan suatu fungsi atau mata rantai proses distribusi sebagai perantara antara distributor wholesaler ataupun importer dengan
konsumen akhir. Fungsi penghimpun dalam bisnis ritel artinya bahwa ritel tersebut melakukan kegiatan menghimpun berbagai kategori atau jenis barang
yang menjadi kebutuhan konsumen. Fungsi tempat rujukan dalam bisnis ritel artinya bahwa konsumen
menjadikan toko ritel tersebut sebagai tempat rujukan untuk mendapatkan to choose
, to find barang yang dibutuhkannya. Fungsi penentu eksistensi dalam bisnis ritel merupakan fungsi ritel yang berperan sebagai penentu eksistensi
barang dari manufacture di pasar konsumsi consumption market. Dengan demikian, manufacture dan distributor memiliki ketergantungan yang besar
terhadap entitas bisnis ritel Utami, 2006.
2.2.3 Jenis-jenis Ritel Modern
Jenis-jenis ritel modern di Indonesia Ma’ruf , 2006 adalah : a. Minimarket
Saranatempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sehari- hari, secara eceran dan langsung
kepada konsumen akhir dengan cara swalaya n. Luas lantai usaha minimarket adalah 50 m
2
sampai dengan 200 m
2
. b. Pasar Swalayan Supermarket
Saranatempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembilan bahan pokok secara eceran dan
langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan. Luas lantai usaha supermarket maksimal 4.000 m
2
. c. Hipermarket
Saranatempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembilan bahan pokok secara eceran dan
langsung kepada konsumen akhir. Hipermarket terdiri dari pasar swalayan dan toko serba ada yang menyatu dalam satu bangunan serta dalam pelayanannya
dilakukan secara swalayan. Pengelolaan hipermarket dilakukan secara tunggal dengan luas lantai usahanya di atas 5000 m
2
. d. Departemen Store atau toserba toko serba ada
Saranatempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga dan bukan kebutuhan sembilan bahan pokok, yang disusun
dalam bagian yang terpisah-pisah dalam bentuk counter secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir. Pelaya nannya dibantu oleh para
pramuniaga. Luas lantai usahanya beraneka ragam, mulai beberapa m
2
hingga 2.000 m
2
– 3.000 m
2
.
2.2.4 Sejarah Perkembangan Bisnis Ritel