Stratifikasi Perusahaan Inti TINJAUAN PUSTAKA
suatu perjanjian kesepakatan baik yang tertera dalam undang-undang maupun yang tidak ditertera.
2. Asas Konsensualisme
Asas ini dapat ditemukan dalam pasal 1338 KUH Perdata yang secara tersirat terdapat pada kata semua. Kata-kata semua tersebut menunjukkan
bahwa setiap orang diberi kesempatan untuk menyatakan keinginannya will, yang dirasakannya baik untuk menciptakan perjanjian. Asas ini sangat
erat hubungannya dengan asas kebebasan mengadakan perjanjian Hakim, 2004.
Selanjutnya menurut Syamsudin dikutip oleh Hakim 2004 menyatakan bahwa asas konsesualisme mengandung arti bahwa dalam suatu perjanjian
cukup ada kata sepakat dari mereka yang membuat perjanjian itu, tanpa diikuti dengan perbuatan hukum lain kecuali perjanjian yang bersifat formal.
Pandapat ini dikuatkan oleh Pasal 1320 ayat 1 KUH Perdata bahwa perjanjian atau kontrak tidaklah sah apabila dibuat tanpa adanya konsensus
atau sepakat dari para pihak yang membuatnya. Dengan demikian dalam perjanjian inti plasma harus didasari oleh kesepakatan kedua belah pihak
baik petani maupun perusahaan untuk mengadakan kerjasama usaha. 3. Asas
Itikad Baik
Asas itikad baik sangatlah penting dalam kerjasama kemitraan. Secara subjektif, itikad baik diartikan sebagai kejujuran seseorang, sedangkan itikad
baik dalam pengertian objektif diartikan bahwa pelaksanaan suatu perjanjian itu harus didasarkan pada norma kepatuhan atau apa-apa yang dirasa sesuai
dengan yang patut dalam masyarakat Hakim, 2004. 4. Asas
Kepercayaan
Asas kepercayaan mengandung arti bahwa berbagai pihak yang mengadakan suatu perjanjian akan menumbuhkan kepercayaan bahwa satu
sama lainnya akan memegang janji sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dalam perjanjian tersebut. Dengan asas ini peternak dan pengusaha
akan menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak ada prasangka bahwa salah satunya akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari usaha
yang dijalankan. 5. Asas kekuatan mengikat
Di dalam suatu perjanjian terkandung suatu asas kekuatan mengikat. Terikatnya para pihak pada perjanjian itu tidak semata-mata terbatas pada
apa yang diperjanjikan akan tetapi juga terhadap beberapa unsur lain sepanjang dikehendaki oleh kebiasaan dan kepatuhan moral. Seperti yang
dikatakan oleh Hakim 2004 bahwa asas-asas moral, kepatuhan dan kebiasaan mengikat para pihak. Dengan adanya asas ini peternak dan
perusahaan terikat dalam suatu perjanjian yang disebut dengan kontrak. 6. Asas
Kesetaraan Asas ini menggambarkan bahwa antara peternak dan perusahaan memiliki
kesamaan derajat dan kesetaraan dalam mengelola usaha. Masing-masing pihak wajib melihat adanya persamaan ini dan mengharuskan kedua pihak
untuk menghormati satu sama lain sebagai manusia ciptaan Tuhan. Asas ini dimaksudkan agar kedua belah pihak baik peternak dan perusahaan
mendapatkan keuntungan yang adil. Karena kemitraan pada hakikatnya merupakan suatu kerjasama bisnis yang memiliki tujuan tertentu dan antara
pihak yang bermitra harus mempunyai kepentingan dan posisi yang sejajar Hakim, 2004. Asas ini juga menekankan bahwa kerjasama inti plasma
haruslah memiliki kesetaraan dalam posisi tawar-menawar yang seimbang.