Asas Perjanjian Inti Plasma
Asas kepercayaan mengandung arti bahwa berbagai pihak yang mengadakan suatu perjanjian akan menumbuhkan kepercayaan bahwa satu
sama lainnya akan memegang janji sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dalam perjanjian tersebut. Dengan asas ini peternak dan pengusaha
akan menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak ada prasangka bahwa salah satunya akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari usaha
yang dijalankan. 5. Asas kekuatan mengikat
Di dalam suatu perjanjian terkandung suatu asas kekuatan mengikat. Terikatnya para pihak pada perjanjian itu tidak semata-mata terbatas pada
apa yang diperjanjikan akan tetapi juga terhadap beberapa unsur lain sepanjang dikehendaki oleh kebiasaan dan kepatuhan moral. Seperti yang
dikatakan oleh Hakim 2004 bahwa asas-asas moral, kepatuhan dan kebiasaan mengikat para pihak. Dengan adanya asas ini peternak dan
perusahaan terikat dalam suatu perjanjian yang disebut dengan kontrak. 6. Asas
Kesetaraan Asas ini menggambarkan bahwa antara peternak dan perusahaan memiliki
kesamaan derajat dan kesetaraan dalam mengelola usaha. Masing-masing pihak wajib melihat adanya persamaan ini dan mengharuskan kedua pihak
untuk menghormati satu sama lain sebagai manusia ciptaan Tuhan. Asas ini dimaksudkan agar kedua belah pihak baik peternak dan perusahaan
mendapatkan keuntungan yang adil. Karena kemitraan pada hakikatnya merupakan suatu kerjasama bisnis yang memiliki tujuan tertentu dan antara
pihak yang bermitra harus mempunyai kepentingan dan posisi yang sejajar Hakim, 2004. Asas ini juga menekankan bahwa kerjasama inti plasma
haruslah memiliki kesetaraan dalam posisi tawar-menawar yang seimbang.
7. Asas Unconcionability Menurut Badrulzaman dalam Hakim 2004, unconscionability atau doktrin
ketidakadilan adalah suatu doktrin dalam ilmu hukum kontrak yang mengajarkan bahwa suatu kontrak batal atau dapat dibatalkan oleh pihak
yang dirugikan manakala dalam kontrak tersebut terdapat klausa yang tidak adil dan sangat memberatkan salah satu pihak, sungguhpun kedua belah
pihak telah menandatangani kontrak yang bersangkutan. Dari keterangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa peternak dapat menggugat
perusahaan apabila kontrak tidak sesuai dengan hati nurani dan keadilan. 8. Asas
Subsideritas Asas subsideritas mengandung pengertian bahwa pengusaha menengah
atau pengusaha besar merupakan salah satu faktor dalam rangka memberdayakan usaha kecil tentunya sesuai kemampuan dan kompetensi
yang dimiliki dalam mendukung mitra usahanya sehingga mampu dan dapat mengembangkan diri menuju kemandirian Hakim, 2004.
9. Asas Kebersamaan
Asas kebersamaan perlu untuk ditanamkan dalam hubungan kemitraan. Dengan ditanamkan rasa kebersamaan maka akan timbul rasa saling
membutuhkan di antara kedua belah pihak sehingga tercipta hubungan baik dalam pelaksanaan kerjasama tersebut.
10. Asas Sukarela Melaksanakan hubungan kemitraan bukanlah suatu kewajiban dari suatu
perusahaan, tetapi hanya dilandasi oleh rasa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dan masyarakat.
11. Asas Keuntungan Timbal Balik
Kemitraan usaha dibina dan dikembangkan untuk menguntungkan kedua belah pihak baik peternak maupun perusahaan. Agar kemitraan berjalan
dengan baik maka keuntungan timbal balik menjadi dasar utama. 12. Asas Desentralisasi
Asas desentralisasi berarti bahwa pemerintah memberikan wewenang dan kebebasan kepada setiap usaha besar ataupun usaha menengah besama
mitra usahanya untuk mendisain dan merancang sendiri pola kemitraan yang akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara masing-masing pihak
yang bermitra Hakim, 2004.