Peranan Penyandang Dana Pelaku Kemitraan

faktor yang mempengaruhinya, mengkaji pola kontrol lembaga terhadap kemitraan. 2. Analisis Kemitraan Pola Perusahaan Inti-Rakyat PIR Usaha Peternakan Ayam Broiler Kasus PT Ciomas Adisatwa Sukabumi Rihad Imaduddin 2001 Mengetahui mekanisme pelaksanaan pola kemitraan, mengetahui perolehan pendapatan peternak plasma dan besarnya insentif bagi perusahaan inti dari kerjasama tersebut. 3. Dampak Pelaksanaan Kemitraan terhadap Pendapatan Petani Mitra Studi Kasus : Kemitraan antara PT Bumi Mekar Tani dengan Petani Kacang Tanah di Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang Dyah Saraswati 2002 Mempelajari pelaksanaan kemitraan, peningkatan pendapatan petani dan menidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi oleh para pelaku kemitraan. Kemudian analisis kemitraan yang dilakukan oleh Imaduddin tahun 2001 memfokuskan pada perolehan pandapatan dan insentif yang diterima oleh peternak. Didalam penelitianya peternak mitra distratifikasi menjadikan tiga skala yaitu skala I 5000-9000 ekor, skala II 9000-18.000 ekor dan skala III diatas 18.000-55.000 ekor. Dari analisis pendapatan yang dilakukan disimpulkan bahwa semakin besar skala usaha semakin besar pendapatan dan insentif perusahaan diperoleh dari penjualan pakan, doc, obat, vaksinasi, vitamin dan selisih harga jual ayam marjin tataniaga. Jika dibandingkan dengan perolehan pendapatan peternak plasma, maka terlihat bahwa insentif yang diperoleh pihak perusahaan inti lebih besar. Hal ini menunjukan bahwa kemitraan pola PIR yang dilakukan lebih menguntungkan inti. Lain halnya dengan Imaduddin, Saraswati 2002 lebih memfokuskan penelitiannya pada pelaksanaan kemitraan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kemitraan tersebut. Dari hasil pengamatannya, perusahaan dihadapkan pada kesulitan pengadaan bahan baku. Selama ini perusahaan mengandalkan impor dari luar negeri karena terbatasnya bahan baku dan kualitas bahan baku lokal yang tidak sesuai standar mutu, sehingga biaya produksi meningkat. Usaha yang ditempuh adalah dengan meningkatkan kemampuan teknologi produksi dan manajemen. Hasil dari pelaksanaan kemitraan ternyata meningkatkan produktivitas usahatani sebagai akibat dari kemampuan petani dalam hal permodalan, teknologi, dan manajerial. Selain itu, marjin tataniaga dan bargaining position petani pun semakin besar karena jalur tataniaga diperpendek, akses pasar terjamin dan informasi pasar mudah diperoleh.