Langkah-langkah Pembuatan Media Replika Bangun Datar

41 Azwandi 2007: 133 mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media untuk anak buta total, yaitu: a Siswa diberikan informasi mengenai media yang akan digunakan, b Guru membimbing siswa dengan cara siswa diberi kesempatan untuk mengenal media yang akan digunakan, c Siswa dijelaskan cara memanfaatkan dan menggunakan media, d Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menggunakan media pembelajaran dan e Setelah selesai, siswa dijelaskan cara untuk menyimpan dan memelihara media tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menjabarkan mengenai hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media untuk anak tunanetra yaitu: a. Siswa diberikan informasi mengenai media yang akan digunakan. Siswa djelaskan mengenai media pembelajaran yang digunakan dan cara penggunaannya serta keamanan penggunaan pada saat anak meraba media tersebut. b. Guru membimbing siswa dengan cara siswa diberi kesempatan untuk mengenal media yang akan digunakan. Awalnya, siswa dirabakan kepada keseluruhan permukaan media yang digunakan agar siswa mengenal media yang akan digunakan dalam proses belajar dan selanjutnya siswa meraba bagian per bagian untuk lebih mengenal secara detail bagian-bagian media. c. Siswa dijelaskan cara memanfaatkan dan menggunakan media tersebut dalam materi pembelajaran tertentu, meliputi fungsi media tersebut dan keterkaitan media dengan materi ajar yang akan disampaikan oleh guru. 42 d. Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menggunakan media pembelajaran agar siswa tetap aman dan benar dalam menggunakan media pembelajaran yang disediakan. e. Setelah selesai, siswa dijelaskan cara untuk menyimpan dan memelihara media tersebut agar media dapat terpelihara dan digunakan dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan paparan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan dan penggunaan media pembelajaran untuk anak buta total, maka peneliti membuat langkah-langkah penggunaan media replika bangun datar untuk anak tunanetra buta total kelas 1 di SLB 1 Bantul Yogyakarta, yaitu: a. Guru menjelaskan mengenai bangun datar dengan memberikan apersepsi dari benda-benda yang ada di lingkungan sekitar anak, seperti bentuk dari kertas Braille, permukaan meja, dll. b. Anak meraba secara keseluruhan media replika bangun datar yang telah disiapkan dan dikenalkan satu persatu jenis bangun datar yang ada yaitu persegi, persegi panjang, segitiga dan lingkaran. Anak diajarkan membuka, menutup, memasang dan melepas karton yang terdapat media replika bangun datar dari binder agar tetap aman dan nyaman. c. Anak meraba dan mengamati secara taktual bentuk bangun datar satu persatu dan membaca keterangan sederhana dengan didampingi, dibimbing dan diberikan penjelasan yang mudah dipahami oleh anak. Pengajar memberikan contoh bentuk bangun datar yang diraba anak 43 dengan benda yang ada di kehidupan sehari-hari dan berada di sekitar anak sehingga anak dapat meraba dan memahaminya dengan tepat. d. Kegiatan tersebut diulangi lagi dengan bentuk bangun datar yang berbeda sampai seluruh bentuk bangun datar telah di eksplorasi oleh anak dan dipahami dengan tepat. e. Apabila telah selesai, kemampuan anak di evaluasi dengan menjawab soal atau tes, mengidentifikasi dan mengelompokkan bangun datar berdasarkan bentuknya.

D. Kajian mengenai Evaluasi Pemahaman Konsep Bangun Datar

Evaluasi merupakan tolak ukur untuk mengukur keberhasilan program yang diterapkan. Mimin Haryati 2007: 17 mendefinisikan evaluasi sebagai kegiatan identifikasi untuk melihat ketercapaian suatu program yang telah direncanakan. Evaluasi mengenai pemahaman konsep bangun datar pada siswa termasuk dalam penilaian ranah kognitif. Nana Sudjana 2005: 22 menyebutkan penilaian dalam ranah kognitif yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari aspek pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pada penilaian konsep bangun datar pada subjek anak tunanetra di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta yaitu dibatasi pada aspek pemahaman anak mengenai konsep bangun datar. Daryanto 2005: 106-107 mengemukakan bahwa dalam aspek pemahaman meliputi juga aspek pengetahuan, bentuk soal yang cenderung digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa adalah soal pilihan